Page 38 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 38
38 BERITAINDONESIA, Edisi 97L ENTERALenteraSelama Pendeta Douglas L Rutt mempresentasikan materi kuliahnya, para peserta terlihat tekun mengikutinya, bahkan beberapa kali bertepuk tangan (applause). Tatkala ditayangkan video yang menampilkan seorang ibu muda dengan wajah bangga dan berseri mencegat Martin Luther yang tengah berjalan bersama beberapa orang biarawan, lalu ibu muda itu menunjukkan serifikat indulgensi yang telah dimilikinya; Martin Luther membacanya lalu merobek dan membuangnya seraya berkata: “Ini hanya secarik kertas.” Lalu Luther merogoh kantongnya, untuk mengganti uang ibu muda itu seraya berpesan agar kembali dan memberi makan anaknya. Dengan wajah heran, tak menduga, ibu muda itu pun menurut. Menyaksikan selingan tayangan video ini, para peserta bertepuk tangan.Bahkan standing applause pun bergemuruh tatkala Martin Luther menjawab pertanyaan pada persidangan yang mengadilinya (April 1521). Pada persidangan itu, buku-buku dan tulisan Luther diletakkan di atas sebuah meja. Ditanya apakah buku-buku itu miliknya dan diminta untuk menarik semua pernyataannya. Dia mengakui semua buku itu miliknya namun dia tetap pada prinsip tidak akan menariknya. “Kecuali saya diyakinkan oleh kesaksian Alkitab atau dengan alasan yang jelas. Saya tidak dapat melakukan hal yang bertentangan hati nurani,” jawab Martin Luther.Standing applause pun bergemuruh beberapa saat. Apa maknanya dan apa pentingnya hal itu? Agaknya Reporter majalah ini tidak mudah menjelaskannya dengan kata-kata. Tapi dapat merasakan kedalaman makna dan pentingnya pernyataan itu dalam proses berpikir dan sanubari para peserta sehingga mengapresiasinya dengan tepuk tangan meriah. Sebuah pernyataan (materi kuliah) yang mengajarkan kecerdasan iman, serta menyempurnakan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional mereka.Kecerdasan para peserta kuliah umum itu semakin mencuat tatkala sesi ta nyajawab. Semua pertanyaan yang diajukan bertujuan (meminta jawaban) yang mencerahkan dan mencerdaskan. Semua bersifat positif dan tidak ada yang bersifat negatif atau apriori. Sebagai contoh, salah satu pertanyaan dari yang mewakili santri perempuan yang sangat relevan dengan materi kuliah dan bertanya bagaimana selanjutnya (how). Pertanyaan yang perspektif, memandang bagaimana ke depan. Setelah disajikan materi kuliah Reformasi Martin Luther yang melahirkan (memisahkan dan membedakan) Gereja Protestan dari Gereja Katolik, santri itu justru menyatakan betapa pentingnya persatuan. Lalu ia bertanya: Bagaimana usaha mempersatukan Katolik dan Protestan itu kembali?Suatu pertanyaan dari santri Al-Zaytun yang beragama Islam. Apa yang ada di TIM: Pendeta Doughlas L Rutt dan timnya berfoto bersama dengan Ketua YPI/Ketua Panitia dan timnya di Wisma Al-Islah, Al-Zaytun