Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 42


                                    42 BERITAINDONESIA, Edisi 97L ENTERALenteratus asa terhadap dirinya, tetapi menolak orang-orang yang menganggap dirinya baik. Kebenaran Allah adalah sikap Allah terhadap orang-orang berdosa yang membenarkan manusia berdosa karena kebenaran-Nya. Tuhan Allah mengenakan kebenaran Kristus kepada manusia berdosa sehingga Tuhan Allah memandang manusia berdosa sebagai orang-orang benar. Luther pun menulis, “Aku mulai sadar bahwa kebenaran Allah tidak lain daripada pemberian yang dianugerahkan Allah kepada manusia untuk memberi hidup kekal kepadanya; dan pemberian kebenaran itu harus disambut dengan iman. Injillah yang menyatakan kebenaran Allah itu, yakni kebenaran yang diterima oleh manusia, bukan kebenaran yang harus dikerjakannya sendiri. Dengan demikian, Tuhan yang penuh belas kasih itu membenarkan kita oleh anugerah dan iman saja. Aku seakan-akan diperanakkan kembali dan pintu fi rdaus terbuka bagiku. Pandang anku terhadap seluruh Alkitab berubah sama sekali karena mataku sudah celik sekarang.” Luther menyampaikan penemuannya itu di dalam kuliah-kuliahnya.Reformasi ProtestanNamun, pemahaman teologia Luther tersebut tidak menjadi pemantik meletusnya gerakan reformasi Protestan. Pemantik meletusnya gerakan reformasi Luther (Protestan) adalah masalah penjualan Surat Indulgensi (surat penghapusan dosa/siksa) pada masa Paus Leo X. Pada 1516, atas perminta an Uskup Agung Mainz Albrecht von Brandenburg, Paus mengutus Johann Tetzel, seorang frater Dominikan dan komisioner kepausan untuk indulgensi, ke Jerman untuk menjual indulgensi guna mengumpulkan uang dalam rangka membangun kembali Basilika Santo Petrus di Roma dan separuhnya untuk melunasi hutang Uskup Agung Albrecht.Dengan memiliki Surat Indulgensi, dengan cara membelinya, seseorang yang telah mengaku dosanya di hadapan imam tidak dituntut lagi untuk membuktikan penyesalannya dengan sungguh-sungguh. Bahkan para penjual Surat Indulgensi (penghapusan siksa) melampaui batas-batas pemahaman teologis yang benar dengan mengatakan bahwa pada saat mata uang berdering di peti, jiwa akan melompat dari api penyucian ke surga, bahkan dikatakan juga bahwa surat itu dapat menghapuskan dosa.Hans Hillerbrand menuliskan bahwa Luther tidak berniat untuk menentang Gereja, namun memandang perdebatannya sebagai suatu keberatan keilmuan terhadap praktik-praktik gereja, dan karena itu nada penulisannya bersifat “mencari”, bukan dogmatis. Hillerbrand menuliskan bahwa meski demikian terdapat suatu implikasi tantangan dalam sejumlah tesisnya, terutama dalam Tesis 86, yang menanyakan: “Mengapa Paus, yang kekayaannya saat ini lebih besar daripada kekayaan Crassus yang terkaya, membangun basilika St. Petrus dengan uang orang-orang percaya yang miskin dan bukan dengan uangnya sendiri?”Luther tidak dapat menerima penjualan surat Indulgensi tersebut. Hatinya memberontak. Luther merumuskan 95 dalil yang ditempelkannya di pintu gerbang gereja istana Wittenberg, 31 Oktober 1517. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Reformasi Protestan. Pada hari yang sama, 31 Oktober 1517, Luther juga menulis surat kepada uskupnya, Albrecht von Brandenburg, memprotes penjualan indulgensi dengan melampirkan salinan rumusannya 95 DALIL: Martin Luther memaku 95 dalil di pintu Gereja Istana Wittenberg memprotes Surat Indulgensia (penghaposan siksa/dosa) yang dikeluarkan gereja, 31 Oktober 1517, yang kemudian diperingati sebagai Hari Reformasi Protestan.  Film Martin Luther
                                
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46