Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 49
BERITAINDONESIA, Edisi 97 49LENTERAadalah kalau Portugis misinya disiplin, kalo Belanda hanya mengawasi. Para zendingnya mendapat gaji ketika itu sehingga perjalanannya sampai saat ini, guru-guru agama yang ikut dalam Departemen Agama digaji oleh negara. Jangan-jangan ini turunan dari penjajahan Belanda, maka ada Departemen Agama. Perjalanan seperti ini yang membuat suatu cita-cita besar. Nederland membuat satu teritorial di Hindia Timur yang bernama Hindia Belanda Timur dan juga membuat Hindia Belanda Barat. Hindia Belanda Timur berpusat di Batavia. Hindia Belanda Barat berpusat di New York. Terjadilah pembangunan besar-besaran yang dilaksanakan oleh Belanda. VOC hancur. Hancurnya VOC karena korupsi. Maka diubahlah VOC menjadi Virga Onder Corruptie. Indonesia yang sekarang berjalan meniru VOC bisa hancur maka harus distop. Kembali kepada dasar negara yang hakiki.Perjalanan sejarah seperti inilah yang menghantarkan bangsa Indonesia ingin mandiri menjadi bangsa. Dibukalah oleh Belanda, tatkala VOC hancur diambil-alih oleh Nederland sebagai pusat kerajaan memimpin Hindia Timur dan mengadakan program-program, baik yang positif maupun yang negatif. Program positif adalah politik etis, satu di antaranya yang paling penting adalah pendidikan. 1905 pendidikan dimulai. Tahun 1928 akhir, bangsa Indonesia sudah tampil keberaniannya menyatukan keinginan untuk bersatu dan berbuatlah sesuatu yang menggemparkan dunia ketika itu: Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia membuat negara, Tanah Air Indonesia. Membuat bangsa dan bahasa Indonesia dengan senjata yang lebih hebat daripada pistol dan nuklir, yakni dengan otak yang cerdas. Kepandaian yang cerdas, dididik oleh politik etis hanya tempo 23 tahun. Pendidikan itulah yang memodali generasi ketika itu untuk membangun satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Kecerdasan itulah yang menghantarkan bangsa Indonesia merdeka.Tokoh perdamaian bangsa Belanda ketika itu Van Mook, tentaranya Jende ral Spur. Keduanya Protestan. Tokoh Indonesia kala itu Syahrir, Bung Hatta, Amir Syarifudin yang berjuang untuk melakukan perundingan-perundingan. Didorong oleh kekuatan yang ada di Jawa Barat, kelompok ini hijrah. Tokoh-tokoh Jawa Barat bersepakat republik tidak boleh mati, tokoh muslim mengetahui bahwa di Jabar ada negara Pasundan tapi menginginkan tetap republik. Maka tampillah proklamasi yang dinamakan Negara Islam Indonesia, pada 7 Agustus 1949. Lalu bagaimana dengan nasib agama Protestan? Protestan juga mengalami kemajuan pesat. Di saat Indonesia merdeka belum banyak. Tapi setelah 1965, tatkala terjadi G30 S/PKI pemerintah Orba membuat peraturan tidak ada warga Indonesia yang tidak beragama atau atheis. Maka ketika itu jumlah populasi Protestan melonjak 14 juta (8% dari penduduk Indonesia). Perkembangan agama-agama di Indonesia terus bergerak di bawah lindungan Ketuhanan yang Maha Esa. Di sinilah Indonesia lain daripada yang lain. Indonesia harus bebas dari teroris. Belum tersebar toleransi dan perdamaian menyebabkan dunia pincang menilai Islam. Kita bisa berimbang menilai dengan kecerdasan dan toleransi dan damai. Kita wujudkan di tempat ini. Jangan menginginkan untuk diinformasikan oleh media massa tentang sikap toleran dan perdamaian. Tapi lakukan terus dan kerjakan. Hari ini yang menyaksikan tolaransi dari USA, Prof. Douglas. Program pendidikan toleransi dan perdamaian ini sampaikan kepada bangsa Amerika. Bahwa di sudut sana yang jauh dari kota, ada manusia-manusia yang ingin mendirikan kota perdamaian, kota pertanian, dan kota pendidikan. Itulah Mahad Al-Zaytun. “Demikian pengantar ini semoga bermanfaat,” kata Syaykh Panji Gumilang mengakhiri pengantar kuliah umum tersebut. Kemudian, setelah Pendeta Douglas menyampaikan materi kuliah umumnya, Ketua Panitia Imam Prawoto memohon lagi kesediaan Syaykh Panji Gumilang merangkum makna kuliah umum tersebut. Syaykh Panji Gumilang mengatakan setiap agama itu tampil bukan daripada fi lsafat orang per orang. Tapi tampil dari kehendak Ilahi. Dalam perjalanannya, karena manusia punya logika dan etika maka manusia memandang agama yang Ilahi itu dari logikanya. Mungkin menyimpulkan ada hal-hal yang perlu diarahkan kepada yang benar, kembali kepada ajaran Ilahi. Martin Luther, rangkum Syaykh, dari hasil keimanannya melihat praktek gereja menyimpang dari ajaran Ilahi, menyimpang dari Alkitabiah. Reformasi yang dibawa Martin Luther logikanya bukan dengan senjata, tentara tapi dengan kekuatan Roh Ilahi. Firman Tuhan mengatasi segala-segalanya. “Untuk menjalankan itu semua, Martin Luther menggariskan harus ada hukum yang kuat, agamawan yang bijak, rumah tangga yang baik dan pendidikan yang tidak putus sehingga jayalah institusi kalau warganya terdidik. Jayalah sebuah negara kalau warganya terdidik. Dan sirnalah agama bila pengikutnya tidak terdidik,” rangkum Syaykh Panji Gumilang. mbi/tsl-mlp-rr