Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 98
P. 46
46 BERITAINDONESIA, Edisi 98L ENTERALENTERADr. H. Ade Suryatman, M.PdI. Ketua LPI Yayasan Al Muttaqin, Tasikmalaya: “Syaykh Al-Zaytun mampu membangun kebhinekaan. Membangun persatuan kesatuan bangsa dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa. Syaykh konsisten terhadap nilai-nilai Islam. Mampu mengoordinir dari segala potensi alam yang maksimal dalam rangka kemakmuran dunia.”Drs. Jenal Al Furqon, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Al-Muttaqin, Tasikmalaya: “Mahad Al-Zaytun memberi harapan untuk masa depan peradaban Indonesia. Penghormatan pada tamu luar biasa. Saya sebagai umat Islam ingin tahu tentang kurikulum Al-Zaytun.”Hasan Malawi, Wakil Ketua IPPNU Jabar, Ponpes Babakan Ciwaringin, Kab. Cirebon: “Acaranya sangat luar biasa sekali, penuh kegembiraan dan kehangatan. Bisa melihat kedamaian dan toleransi dalam suatu pondok pesantren. Namun ada beberapa hal kecil yang perlu dibenahi, perihal dekorasi panggung dan kerapihan tempat duduk.”H. Harun, S.Pd, DKM Masjid Kalipasung, Cirebon: “Dalam memperingati Tahun Baru Islam di Pondok Pesantren Al-Zaytun agar dilestarikan. Saya merasa kagum akan sambutan-sambutan dari berbagai tokoh agama sehingga ada kebersamaan dan kerukunan antaragama yang ada di Indonesia.”Royike Tumbelaka, Pendeta Gereja Kristen Pasundan, Sekretaris Persekutuan Kerja Sama Gereja-Gereja (PKSG) Se-Kab. Majalengka: “Kami merasa disambut dengan baik dan khusus. Sikap sambutan panitia seperti itu terhadap kami yang berbeda a gama menunjukkan keterbukaan, toleransi dan memberi pesan kedamaian yang baik dari Ponpes Al-Zaytun. Kiranya sikap keterbukaan, toleransi dan perdamaian tersebut tetap dirawat dengan ketulusan hati berdasar nilai-nilai luhur kemanusiaan sebagai ciptaan Allah yang Esa. Doa kami, kiranya Yang Maha Esa memampukan pimpinan dan tenaga-tenaga pendidik Al-Zaytun sebagai pesantren yang modern, sehingga menghasilkan para lulusan/generasi berkualitas yang memberi dampak positif bagi pembangunan NKRI yang kita sama-sama diami dan cintai. Selamat Tahun Baru Islam 2018, 1 Muharram 1440 H.”Immanuel Liem, Utusan Pendeta Imanuel Faofeto, Ketua GKJ (Gereja Kristen Jakarta) Pos P1 Cikarang, Kabupaten Bekasi: “Shalom. Kami bersyukur dengan tak habis-habisnya. Pertama-tama kami berterima kasih kepada Syaykh Dr. AS Panji Gumilang atas undangan, sambutan, pelayanan yang luar biasa bagi semua undangan, terutamanya buat kami yang telah mewakili Gereja Kristen Jakarta. Kami sangat terkesan dengan sambutannya yang luar biasa untuk undangan yang dari berbagai pandang an dalam agama, namun di dalam Al -Zaytun ini kami telah melihat semua perbedaan telah menjadi persatuan. Kami bangga dalam memperingati Tahun Baru Hijriah ini telah membawa makna yang bermanfaat untuk persatuan kesatuan se perti yang telah dipesan oleh para pahlawan kita yakni ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Melalui Al-Zaytun dengan menyanyikan lagu Indoesia Raya 3 Stanza, kami telah melihat bahwa begitu luhurnya dan begitu luar biasanya cita-cita bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Haleluya! Salam dari kami perwakilan Gereja Kristen Jakarta.”Pastor Dr. Vinsensius Darmin Mbula, OFM, Ketua Presedium Majelis Nasional Pendidikan Katolik Indonesia di Jakarta: “Yah, saya merasa penuh suka cita, bahagia bisa mengalami suasana indahnya hidup bersama dengan anekaragaman saudara-saudari di sini. Dan ini saya syukuri Al-Zaytun bisa mengun dang semua orang ke sini untuk mengalami suasana persaudaraan. Menarik dari peringatan 1 Syuro 1440 Hijriah, tema-tema yang aktual. Seperti pada tahun ini dengan tema yang diambil adalah demokrasi. Hal mana nanti pada tahun 2019, kita akan memilih Presiden Indonesia yang mampu mensejahterakan rakyat. Ke depan, kami berharap bahwa tema-tema yang aktual tetap diangkat dan Al-Zaytun ini mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang benar-benar membawa bangsa ini ke arah Pancasila. Pemimpin yang beriman, adil, berperikemanusiaan dan juga beradab.”Ir Subagyo, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) di Cirebon: “Ya, sangat berkesan karena dapat membuat kerukunan agama yang bermacam-macam dan bahwa Ma’had Al-Zaytun cukup bagus dan pelayanannya yang bagus. Di sini kita makin memahami bahwa anti Pancasila itu salah. Saya mengharapkan pesantren yang lainnya dapat mengikuti seperti di Al-Zaytun. Satu kata untuk Al-Zaytun: “Luar Biasa.” Saya memberikan kritik, untuk jalur jalan sebelum masuk Al-Zaytun supaya diperbaiki.” mbi/maz |ra-tslBUAH: Buah Semangka dan aneka buah segar lainnya dijual di teras Gedung Abu Bakar