Page 19 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 20
P. 19


                                    THE EXCELLENT BIOGRAPHY TokohINDONESIA 20 Q 19sangat identik sebagai basis konstituen PDIPerjuangan), terkait berbagai penertiban(penggusuran). Posisi Pangdam Jaya saatterjadi peristiwa 27 Juli 1996 juga dikaitkaitkan untuk menolak pencalonanSutiyoso.Walau menghadapi sejumlah protes,termasuk dari ribuan demonstran yangmengurung Balaikota dan Gedung DPRDDKI Jakarta, calon gubernur Sutiyoso yangberpasangan dengan Fauzi Bowo sebagaicalon Wakil Gubernur, terpilih sebagaipemenang. Sutiyoso meraih 47 dari 84suara anggota DPRD DKI Jakarta, atausekitar 55% suara.Sutiyoso menyebutkan semua itu adahikmah dan pelajaran di dalamnya. Samasekali tidak pernah diperkirakannyaberkesempatan dua kali menjadi Gubernur.Pada saat itu, ia sebenarnya sudah siapuntuk berhenti. “Tapi, itu kan panggilantugas,” katanya penuh makna.Dengan berbekal pengalaman periodepertama, tentulah Bang Yos tidakmengalami kesulitan menjalankan programpemerintahan masa jabatan keduanya. Padatahun keenam sebagaiGubernur, atau tahunpertama masa jabatankedua (2003), iaberhasil mendongkrakAPBD menembus bataspsikologis menjadi Rp11,7 triliun darisebelumnya Rp 9,6triliun (2002).Kemudian tahun ketujuh(2004) naik lagimenjadi Rp 12,6 triliun,dan tahun kedelapan(2005) diproyeksikanakan mencapai Rp14,01 triliun.Langkah-langkahpenertiban yang selamalima tahun sebelumnyadilakukan tetapdilanjutkan. Termasuklangkah yang olehkalangan awamdipahami sebagai‘penggusuran’ walaupunitu sesungguhnyapenertiban, relokasiatau resettlementwarga dari lokasi yangtak layak huni ke lokasibaru yang lebihmanusiawi. Sepertimemindahkan wargadari sisi bantaran sungaike rumah susun massalmurah. Atau,memindahkan pedagangkali lima ke pasar-pasar tradisonal ataukios-kios milik PD Pasar Jaya.Bang Yos tampaknya tak ingin menyianyiakan masa jabatan kedua berlalu begitusaja tanpa karya nyata. Ia memilih programprogram yang krusial dan strategisdijalankan yang kelak lebih dapat dirasakanlangsung manfaatnya.Seperti penanganan masalahtransportasi Jakarta secara makro,penanggulangan banjir, membersihkanlangit Jakarta agar sehat dihirup denganprogram langit biru, menghijaukan Jakarta,menertibkan kawasan-kawasan publik daripihak-pihak yang tak berkepentingan,memindahkan warga dari pemukimankumuh ke rumah susun massal murahmeriah agar warga memiliki usia harapanhidup lebih panjang, dan programmemelihara kesehatan warga denganmembagikan gratis Kartu Sehat kepadakeluarga miskin.Sutiyoso juga memprogram pendirianTempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)di Bojong, Bogor, Jawa Barat, yangmenggunakan teknologi tepat guna danramah lingkungan. Walau sebatas masihujicoba namun oleh warga kehadirannyasempat ditolak. Sebagai pemimpin sipilyang berwibawa, Sutiyoso mau membujukulang warga agar peduli memikirkansampah 6.000 ton/hari yang rutinmengotori Ibukota Negara.Sehingga pantaslah YayasanPengembangan Kreativitas (YPK)menobatkan Sutiyoso sebagai gubernurpaling kreatif (2005). Dia dinilai orangpaling kreatif dalam bidang pemerintahan.SelesaikanMasalah Apa punRisikonyaSutiyoso bukanlah tipe pemimpin yangsafety player saja. Dalam prinsipnya, setiapmasalah harus diselesaikan apapunrisikonya. Jika dalam pertempurankepentingan negara yang dipegang,sehingga ia berani mengambil risiko seberatapapun, maka, sebagai pemimpin sipiladalah kepentingan warga yang utama bagiBang Yos.Satu hal penting yang jadi peganganSutiyoso sebagai pemimpin sipil. Setiapmengambil kebijakan jangan sampaikebijakan itu ngawur. Dan untuk tidakngawur jangan pula merasa pintar sendiri.Kendati sebagai jenderal yang ahlipertempuran, untuk urusan membangunJakarta, ia serahkan kepada ahlinya. Ia takmau kemaruk dan merasa bisa segala hal.Para pakar dilibatkannya untukmewujudkan program-program strategis,yakni menyelesaikan masalah-masalah yangselama ini krusial dan menjadi momok bagisetiap warga Jakarta.Program strategis itu, sebagian akandiselesaikannya selama periode kedua masajabatannya, atau paling tidak tahun 2007ketika sudah meninggalkan Balaikota wujudawal programnya sudah tampak kasat mata.Sehingga menjadi mudah bagi warga danGubernur pengganti untuk meneruskannya.Ketika hendak menyelesaikan masalahkrusial transportasi kota Jakarta, misalnya,Sutiyoso didampingi staf yang siapmembantu dan pandai-pandainya menggunakan orang pintar. Ia berbicara denganpakar-pakar transportasi dari lingkunganuniversitas UI Jakarta, UGM Yogyakarta,hingga ITB Bandung. Itu belum cukup.Sutiyoso mengundang pula konsultanasing dari Amerika Latin untuk melakukansurvey masalah transportasi Ibukota, apasolusinya silakan ekspos, cerna denganlogika yang sederhana, lalu beranikan dirimenentukan mana solusi yang dipilihkemudian laksanakan. U ti/sh-ht-crsT O K O H U T A M A QBANG YOS MENATA JAKARTA MENUJU MEGAPOLITAN Q ti/ricky l photo
                                
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23