Page 33 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 20
P. 33
THE EXCELLENT BIOGRAPHY TokohINDONESIA 20 Q 33dengan anak, jauh dari kesanformalitas. Tidak ada kesan membantahatau membela diri, melainkan memberipenjelasan apa adanya.Percakapan dengan tiga wartawanTokoh Indonesia Ch Robin Simanullang,H Syahbuddin Hamzah dan HaposanTampubolon, itu berlangsung di ruangtamu Gubernur di Balaikota Jakarta,Kamis 24 Maret 2005. Wawancara yanglebih pas disebut sebagai percakapanitu tak terasa melebihi waktu yangdijadwalkan, dua jam. Padahal, sebagaigubernur, tentulah dia mempunyaijadwal yang padat.Jika dipilah, ada dua bagian pentingdari materi wawancara itu. Pertamamengenai kisah hidup Bang Yossemenjak kecil hingga menjadi jenderaldan gubernur. Kedua, mengenai kinerjadan obsesinya selaku Gubernur DKIJakarta. Beberapa bagian dari hasilwawancara itu, kami tulis dalam artikeltersendiri. Kami juga menulis narasitentang apa dan siapa Bang Yos dalamsudut pandang Tokoh Indonesia. Diakami apresiasi sebagai sosok pemimpinbermental platinum.Kemudian dalam bahagian artikelwawancara ini, sebagian kami sajikanulang untuk lebih memaknaikebersahajaan dan kelugasan jawabanjawabannya. Itu puntidak semua bisa tersajidalam Majalah TokohIndonesia ini. Namundalam versi Web SiteTokoh Indonesia,kami menyajikannyalebih lengkap.Berikut ini adalahpetikan wawancara kami dengan BangYos.Apa saja pengalaman menarik yangbisa Anda petik sewaktu bertempur diTimtim atau di medan perang lain?Dalam pertempuran di berbagaitempat, mendidik kita untuk beranimelakukan suatu tindakan yangberisiko tinggi, asal itu untukkepentingan yang lebih besar, yaknikepentingan negara. Nah, keberanianmengambil risiko, itu salah satupengalaman yang menarik. Kita sebagaipemimpin jangan hanya safety player.Jangan sampai seperti itu. Melainkansetiap masalah harus diselesaikanapapun risikonya.Tetapi jangan sampai membuatkebijakan yang ngawur. Dan untuktidak ngawur, kita jangan merasa pintarsendiri. Meski jenderal, jangan merasaahli di segala bidang. Jenderal, ya ahlipertempuran, bukan ahli membangun.Maka kita pandai-pandai menggunakanorang pintar.Ketika Anda menjadi Pangdam Jaya,terjadi sebuah peristiwa di Jakarta.Publik juga ingin tahu bagaimanakejadian yang sebenarnya, dan caraAnda mengatasi masalah 27 Juli 1996itu?Situasi politik di negeri ini terutamaIbukota begitu panas kala itu. Namunperlu dipahami, bahwa bukan levelPanglima Kodam bersentuhan denganpolitik. Urusan politik ukuran tentaraadalah Kepala Staf Angkatan danPangab. Kita tidak akan pernah diajakbicara soal politik.Jadi saya tegaskan, yang namanyaSutiyoso pun nggak ada interes politikpada waktu itu. Tetapi interes sayaadalah bagaimana mengamankanIbukota.Biang keladi peristiwa itu sebenarnyaadalah Kongres PDI di Medan.Pemaksaan untuk merontokkanMegawati digantikan pemimpin PDIyang berkiblat kepada yang bisa dihandle oleh pemerintah. Nah itu biangkeladinya. Setelah Pak Soerjadi diakuipemerintah resmi sebagai Ketua UmumPDI, maka beliau dan kelompoknyamerasa berhak menempati kantor PDIdi Jalan Diponegoro. Tapi de factokantor itu dipakai oleh kelompoknya BuMega, itu masalahnya. Wajar saja dalamkonteks ini, Pak Soerjadi dankelompoknya ingin menggunakan kantoritu. Itulah yang terjadi, perebutan danmempertahankan kantor itu.Nah, kita kan di tengah-tengah.Urusan saya adalah urusan keamananJakarta, bukan cuma titik itu saja.Terjadi perebutan kantor itu, lalu kitamengamankan tempat itu. Kalau melihattentara Kodam dan polisi ada di situ, itumemang tanggungjawabnya. Jadi kalausaya ada laporan, pagi-pagi ada ribut disana, saya harus datang.Bukan peristiwa itu saja, waktuWAWANCARA: BANG YOS DIDAMPINGI PARA KEPALA DINAS Q ti/asBANG YOS MENJAWAB Q ti/htwab Lugas wab Lugaswab Lugas