Page 17 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 22
P. 17
THE EXCELLENT BIOGRAPHY TokohINDONESIA 22 Q 17Dr. Wardiyah Aminy pernah memimpin poliklinikDepartemen Agama dan saat ini masih berpraktikdokter di Rumah Sakit Rawamangun Jakarta.Sedangkan kakak keempat Aisyah, Adnan Syamnysempat dikirim Pak Natsir ke Pakistan untukmempelajari UUD Pakistan pada awal kemerdekaan.Kakaknya yang kelima, Rusli Aminy, lulusan FakultasEkonomi Universitas Indonesia dan pernah menjadidosen di Trisakti dan UPN.Dari ayahnya, Aisyah belajar tentang kejujuran,semangat menimba ilmu, dan sikap religius. Makadari ibunya, ia belajar kedisplinan dan tanggungjawab. Aisyah tidak boleh meninggalkan sholat limawaktu dan tidak lupa mengerjakan pekerjaan rumahyang menjadi tanggung jawabnya.Aisyah muda tidak pernah mendengar orangtuanyaberkata dengan lisan bahwa mereka mendukungpenuh kegiatannya berorganisasi sejak masih dudukdi perguruan Diniyah Puteri Bahagian B (setingkatSMP). Tetapi mereka menunjukkan dengan tindakan.Kebiasaan Aisyah setiap liburan sekolah, adalahpulang kampung ke Nagari Magek Kabupaten Agam.Ia diminta teman-temannya untuk memimpinkegiatan bagi masyarakat di desanya yangkebanyakan tidak berpendidikan. Timbullah ide, iadan teman-temannya kemudian mengundang guruguru dari kota untuk memberikan ceramah padapenduduk. Buya HAMKA pun pernah diundangnya.Maka, tampaklah dukungan orangtuanya, denganmenyediakan kamar di rumah mereka untukmenginap para penceramah, menjamunya denganbaik, sampai menyediakan fasilitas bagi anak-anakmuda yang melakukan kegiatan positif tersebut.Aisyah juga banyak mendapat dukungan darikakak keduanya, Dt Bagindo Sutan dan isterinya,Maimunah yang mengajar di Diniyah Puteri danSKKP. Karena waktu itu, Aisyah tinggal di rumahkakaknya, Maimunahlah yang membiasakannyamembagi waktu belajar, tugas rumah tangga dankegiatan di luar. Bahkan mendorongnya mengikutiberbagai kursus.Keluarga yang konsistenApa yang sudah diajarkan ayah ibunya, kinidiajarkan kembali oleh Aisyah kepada anak-anakdan para keponakannya di rumah. Isteri dari DrsDesril Kamal ini menerapkan ajaran agama dandisiplin.Suatu kali, seorang anaknya ketahuan pergi kediskotik. Dipanggilnya sang anak dan ditanyainya,untuk apa pergi ke tempat seperti itu. Anaknyamenjawab, pergi ke tempat itu hanya untukbergembira.Aisyah pun berkata, “Keluarga kita selalumenjalankan ajaran agama dengan baik. Di diskotikitu kamu bergembira, tetapi kamu jadi lupa waktu.Tahu-tahu sudah larut malam, tahu-tahu sudah pagi.”Padahal, di rumahnya ada aturan tidak tertulisbagi seluruh anggota keluarga, bahwa saat waktuMaghrib tiba, semuanya sudah harus berada dirumah. Jika terpaksa harus pulang malam, yangbersangkutan harus memberitahu hendak ke mana.Aisyah sendiri, yang terkadang pulang larutmalam bahkan pagi untuk urusan partai danorganisasi, selalu menyempatkan memberitahu kerumah. Menurutnya, di dalam sebuah keluarga harusdikembangkan sikap saling memahami danbertanggung jawab.Ketika ditanya apa kiatnya tetap konsisten dalammempertahankan idealismenya, Aisyah tersenyum.Maka meluncurlah sejumlah kiat dari mulutnya, agaridealisme bisa terjaga dan tidak terkontaminasiT O K O H U T A M A Qhal-hal yang berbau kepentingan.Pertama, ujarnya, diawali dari rumah tangga.Pendidikan itu harus dimulai dari rumah. Sepertihalnya Aisyah yang mendapatkan ajaran agama,disiplin dan moral dari orangtuanya.Kedua, pendidikan sekolah sebagai lanjutan daripendidikan di rumah. Aisyah termasuk beruntungmendapat pendidikan dari guru-guru yang benarbenar berdedikasi tinggi. Menurut pandangan Aisyah,guru memiliki peranan yang sangat penting dalammembentuk karakter anak didiknya.Sayangnya, saat ini kebanyakan guru hanyamentransfer ilmu, bukan pendidikan. Karena itu,guru harus digaji dengan baik agar ia bisa fokusmendidik murid-muridnya. Tidak terpecah mencaripekerjaan lain untuk penghasilan tambahan.Ketiga, berorganisasi dan menjalin pergaulanyang sejalan dengan prinsip agama dan moral. Aisyahmemperbolehkan anak-anak dan para keponakannyabergaul dengan siapa saja, namun tetap adabatasnya. Aturan keluarganya adalah melaksanakanajaran agama dengan baik. Jadi jika lingkunganpergaulan mereka tidak sejalan dengan itu, lebihbaik tidak usah.Sampai kini, semua anak dan keponakannyamenjadi orang-orang yang berhasil dan tidak pernahmenyimpang dari prinsip-prinsip keluarga.Filosofi Minang “anak dipangku kemenakandibimbing’ yang berarti disamping kewajibanmemperhatikan keluarga sendiri, juga adakewajiban memperhatikan keponakan dan orang disekeliling diimplementasikan dengan baik.Tidak heran jika memberikan perhatian kepadaorang lain sudah menjadi kebudayaan keluargaAisyah. Misalnya, seorang keponakannyamembangun sebuah masjid kecil di sampingkantornya, yang kebetulan berdekatan denganterminal Blok M. Masjid itu diberi nama Al Amin,yang diilhami dari nama ayah Aisyah. Banyak orangikut sholat dan membersihkan tubuh di situ. Bahkanpada bulan Ramadhan, disediakan makanan berbukauntuk para musafir yang singgah di masjid.Selain memetik teladan dari orangtuanya, Aisyahbanyak belajar dari Mr Mohamad Roem, ketika iabekerja di kantor pengacaranya. Meski Pak Roemadalah tokoh nasional yang berperan dalamperjanjian Roem-Royen dan pernah menjadimenteri, sikapnya terhadap bawahan sangatbersahabat.Aisyah yang masih yunior diperlakukan sejajar.Ia merasa sangat dihargai dan belakanganmenyadari bahwa sikap Pak Roem itu merupakanpembelajaran yang patut diteladani.Demikianlah, Aisyah Aminy mendapat begitubanyak teladan dari orang-orang terdekatnya danmembentuknya menjadi seorang perempuan tegaryang kita kenal sekarang. Tetap gigih berjuang didunia politik, sosial dan kepartaian, tanpamenanggalkan kereligiusan dan keteguhanmoralnya. U ti/rh-htHJ AISYAH AMINY, KEENAM DARI TUJUH BERSAUDARA Q mti/dok kel