Page 18 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 22
P. 18


                                    18 Q TokohINDONESIA 22 THE EXCELLENT BIOGRAPHYpernah ada konfrontasi denganteman-teman laki-lakinya. Merekamenerima keberadaannya dalamorganisasi karena ia memang patutdiperhitungkan sebagai temanseperjuangan.Persamaan gender yangdiperjuangkannya tidak hanyadiucapkan belaka, melainkanditunjukkannya dengan perbuatan,dengan segala kelebihan dankekurangannya. Namun Aisyahtetap tampil sebagai sosokperempuan feminin dengan caranyabersikap dan berbusana. Sejakdulu, ia identik dengan pakaianpanjang dan kerudung, sertaseuntai kalung di lehernya.Demikian kenangan itudituturkan salah seorang temanseperjuangannya di HMI tahun1956/1957 yang juga penulisterkenal, Titie Said. Kesan ituditorehkan Titie dalam bukubiografi Aisyah berjudul DedikasiTanpa Batas.Dalam buku itu pula, temanseperjuangan Aisyah di KomisiNasional Hak Asasi Manusia(Komnas HAM), Prof. MiriamPerempuan di Ranah PublikDedikasi AisyahAminy tidakterbatas hanya diparlemen. Padausia 70-an pun iamasihmemperjuangkanpersamaan genderyang dirasakannyaberjalan lambat.Budiardjo, menjulukinya‘Parlementarian Perempuan yangUnggul.’Mengenai buku biografi itusendiri, Aisyah menuturkan, bahwatadinya ia tidak pernah berpikiruntuk membuat sebuah biografi.S ejak muda, Aisyah sudahdikenal sebagaiperempuan yang ingindiperlakukan sejajardengan kaum laki-laki. Kalau adateman laki-laki yang meremehkankemampuannya, serta merta iaakan menunjukkan bahwapendapat itu salah. Hal itudilakukannya dengan elegan danterbukti bahwa ia memang mampu.Karena caranya membuktikandiri yang elegan itu maka takHJ AISYAH AMINY BERSAMA ANGGOTA KOMISI I DPR-RI 2004 Q mti/aaHJ AISYAH AMINY BERSAMA PANGLIMA TNI WIDODO Q m
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22