Page 20 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 22
P. 20


                                    20 Q TokohINDONESIA 22 THE EXCELLENT BIOGRAPHYzamannya lagi.Tahun 1957, Persatuan Bangsabangsa (PBB) mencanangkanInternational Women Year. Hal itumembuka kesempatan kaumperempuan Indonesia untuk ikutberperan serta dalampembangunan. Tahun 1977-1987,Aisyah yang kala itu menjadianggota MPR turut bersama-samamemelopori dimasukkannyaklausul tentang peningkatan peranperempuan di ranah publik dalamGBHN.Sebelumnya, pemerintah tidakpernah memberi kesempatan padaperempuan untuk duduk dalamkabinet. Aisyah yang ketika itujuga sekaligus pengurus KOWANI(Kongres Wanita Indonesia)melakukan berbagai lobi yangternyata tidak mudah.Bersama teman-temannya diKOWANI, ia menghadap Presidendan melobi agar dalam kabinet adamenteri perempuan. UntungnyaPresiden cukup tanggap danmembentuk Kementerian PerananWanita.Berangsur-angsur, istilah peranserta, mitra sejajar dan gendermulai merambah peraturanperaturan hukum yang ada.Kemudian, Aisyah menyadarijumlah perempuan di DPR tidakpernah lebih dari 11 persen. Makadibentuklah Kaukus PerempuanParlemen, yang salah saturekomendasinya mengenai kuotaperempuan di parlemen menjadiwacana hangat. Pada dasarnya,Kaukus Perempuan Parlemenmemperjuangkan peran perempuandi ranah publik.Kaukus Perempuan memasukkanusulan agar perempuan diberikankesempatan yang lebih luas dalamberbagai rancangan undangundang. Di antaranya UU tentangPartai Politik, yang diingat Aisyahperlu lobi berminggu-minggusampai akhirnya disetujui bahwadalam kepengurusan harian partaiharus ada perempuan dengankuota 30 persen.Namun, tiba-tiba terjadiperubahan. Masukan mereka yangtadinya dituangkan dalam pasaltersendiri kemudian hanyadituangkan di bagian penjelasan.Isinya pun berubah. Aisyah protes.Terjadilah perdebatan alot. Padaakhirnya perubahan itu diterima,namun ditambahkan dalampenjelasan itu penegasan bahwapeningkatan jumlah perempuandalam partai secara signifikan disemua level. Meski demikian,faktanya belum berjalan.Kaukus Perempuan Parlemenkembali memasukkan klausulkuota 30 persen itu padapembahasan RUU Pemilu. Banyakprotes muncul dan mengatakanbahwa itu tidak demokratis.Namun Aisyah berargumen, bahwahal itu bukan berarti jumlahperempuan harus ditambahsekaligus 30 persen. Pemerintahpun bisa memberikan batas waktuuntuk beberapa periode saja.Nomor SepatuAisyah menyayangkan, dalamproses penyusunan daftar caleg,perempuan biasanya diberi nomorurut belakang atau nomor sepatu.Akhirnya yang terpilih caleg lakilaki yang selalu di urutan atas.Perjuangannya untuk pemilihancaleg perempuan ini belumberakhir. Kaukus Perempuansebenarnya tidak menuntut jumlahperempuan harus sama banyakdengan laki-laki, melainkan hanyaperlu keseimbangan yang wajarsaja.Dalam Pemilu, jumlah pemilihperempuan selalu lebih dari 50persen. Tapi tampaknya kesadaranperempuan untuk memilih calegperempuan pun masih kurang.Jadi, menurut Aisyah, kesadaranperempuan pun harusditingkatkan. Kepada temantemannya yang masih di DPR,Aisyah berpesan untuk tetapmemperjuangkan itu.Jika pemilihan untuk caleg DPRmenggunakan suara terbanyak,bukannya nomor urut, kemungkinan besar caleg perempuan bisamemperoleh suara lebih banyaklagi dibandingkan sebelumnya.Terbukti dalam pemilihan calegDewan Perwakilan Daerah (DPD),jumlah perempuan yang terpilihlebih banyak karena pemilihannyatidak berdasarkan nomor urut dantidak ada partai yang bermain disana. Jadi siapa pun yang dipilih,akan menduduki kursi DPD.Hambatan perempuan untukberperan di ranah publik adalahkebudayaan kita yang mayoritaspaternalistik. Selain itu penafsiranagama (Islam), di mana perankaum laki-laki kadang-kadangmembatasi peran kaum perempuan.Contohnya, ketika MegawatiSoekarnoputeri dicalonkan sebagaipresiden, banyak yang memproteskarena ia seorang perempuan yangdianggap tidak akan mampumemimpin negara. Kala itu, AisyahAminy termasuk orang yangmendukung Mega jadi presiden,meskipun pendapat partainyabertentangan dan tidak setuju.Hampir sepanjang hidup, Aisyahkonsisten dalam memperjuangkankesetaraan kaumnya di ranahpublik. Hal itu bisa dilihat darisederet aktivitas yang pernah digelutinya, yang spesifik di antaranyaadalah Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Komnas KedudukanWanita Indonesia, Kongres WanitaIndonesia (KOWANI), Wanita Islamdan Women Movement RISEAP(Regional Islamic Da’wah Councilof South East Asia and the Pasific).U ti/rh-htHJ AISYAH AMINY ANGGOTA KOMNAS HAM 1998-2002 Q mti/dok
                                
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24