Page 27 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 26
P. 27
THE EXCELLENT BIOGRAPHY 26 TokohINDONESIA Q 27penghasilan, biarpun diabekerja 24 jam, upahnyatetap kecil. Kalau suamiistri yang bekerja, upahnyabisa lebih besar.Ini akan punya dampakpsikologis terhadapanaknya. Ayah dan ibunyabekerja keras, berarti sianak harus rajin sekolah.Jadi ini bukan sekedarmasalah kesetaraan jender.Tetapi lebih dari itu,pengaruhnya secarapsikologis. Karenadidapatkan dengan kerjakeras, hasilnya harusdihemat, dibelanjakansecara hati-hati danditabung. Kalau digunakansecara sembrono, istrinyahanya tahu menerima, tidakberkeringat, akan mudahuntuk mengeluarkan uang.Si ibu juga bisa mengajarianaknya, betapa susahmemperoleh uang Rp10.000, dan anaknya jugaakan sadar dan tahuberhemat. Jadi tahubagaimana menghasilkandan membelanjakan uang.Sebenarnya ini prosesedukasi yang luar biasa.Bagaimana pertumbuhananak dipengaruhi olehsuami istri yang bekerja,cerdas dan penuh dedikasiuntuk menghasilkansesuatu. Pengaruhnya luarbiasa. Kita melihat adaaspek pendidikan,sosiologis dan psikologispada keluarga. Di situlahUU Keluarga menjadi lebihpenting. Pendekatan padakeluarga menjadi penting,kalau kita menginginkanNKRI yang lebih beradab.Bangsa yang Pancasilais;berketuhanan, beradab,berprikemanusiaan, adildan peduli pada sesama.TI: Pemerintah sekarangmengompensasi kenaikanharga BBM dengan bantuandana tunai langsung.Bagaimana Anda melihatmetode tersebut?HS: Ini satu kesalahanbesar. Sebenarnya dana inibisa dijadikan sebagai danauntuk mendukung prosespemberdayaan. Jangandiberikan serentak, sekaligus. Katakanlah dikasih perW A W A N C A R A QTHE EXCELLENT BIOGRAPHYkelompok dengan dukunganbank. Kemudian cicilanuntuk keluarga miskindibayar oleh pemerintah.Memang rumah tanggamiskin (RTM) mesti bantuantunai, tetapi tidak mestiseluruhnya. Hanya yangbenar-benar sangat miskinyang dibantu dengan uangtunai. Sebagian besar harusdibantu dengan programpemberdayaan. Tidak bisadisamaratakan. Harusdipilah-pilah dan melaluitahapan-tahapan.Yang paling parah mungkin diperlukan sedikitnyatiga tahun untuk memulihkan sikap mental mereka.Kalau sudah parah dantidak bisa diapa-apakanlagi, mungkin ini menjaditugas Departemen Sosialuntuk memberi santunan.Fakir miskin tidak bisa lagidiberdayakan. Tetapisebagian besar RTM harusdientas lewat programpemberdayaan.TI: Kalau dengan carayang sekarang ini, apaakibat lain?HS: Orang miskin akanbertambah miskin. Calonpenerima dana bantuanlangsung akan semakinberebut dan bertambah.TI: Tidak ada unsuredukasi di situ?HS: Tidak ada. Tapimestinya ini sifatnya hanyasementara, dan dana-danaitu harus dikembalikan.TI: Bagaimana dari segianggaran?HS: Tentu sangatmemberatkan.TI: Artinya terjadiproses pemiskinan?HS: Ya, dalam arti kasar.Surat kabar yang kritispada pemerintah harusbilang begitu. Kalau prosespemberdayaan tidak bolehdihubungkan dengan itu.Proses pemberdayaan harusdidata terlebih dahulu. Iniharus menjadi programbesar-besaran. Tetapi tidakperlu dana sekian triliununtuk subsidi. Jadi tidakusah dengan kompensasi.Pemberdayaan harusberdiri sendiri, terlepas darikerangka kenaikan hargaBBM. Ganti rugi, itu tidakcocok. Proses pemberdayaan setiap tahun memerlukandana Rp 80 triliun, itu tidakperlu, cukup 10 atau 20triliun saja. Denganprogram pemberdayaan itu,bupati dan walikotasibuknya akan bukan main.Harus dilakukan denganbaik, mengerahkan seluruhkekuatan pembangunan.Program saya tidak sampaiRp 2 triliun, sibuknyasudah setengah mati dandampak positifnyasedemikian luas.TI: Sebagai orang yangberpengalaman, apakahAnda pernah dimintamemberi advokasi untukpenanganan hal-hal sepertiitu?HS: Saya pernah diajakbicara, memberikanpendapat saya.TI: Tapi tidak didengar?HS: Bukan saya tidakdidengarkan. Tapi sayatidak tahu, apakah yangmendengarkan saya,didengar atau tidak. Sebabketika saya bicara, dia mendengar dengan sungguhsungguh. Apakah yang mendengarkan saya didengaroleh yang mengambil keputusan, wallahualam. U mti/crs, sh, arHARYONO SUYONO DALAM SUATU ACARA PLENGKUNG GADING DI TVRI YOGYAKARTA Q mti/dok