Page 27 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 34
P. 27
THE EXCELLENT BIOGRAPHY 34 TokohINDONESIA Q 27Demokrasi Pancasila, dengandemikian adalah demokrasi yangbersifat manunggal. Di dalamnyaterdapat pemanunggalan pemerintahdengan rakyat dengan ciri-ciri khassebagai berikut: Pertama,Demokrasi Pancasila itu memilikiciri kekaryaan yang bersifat dialektistheologis, yang mencakup kekaryaantransedental, vertikal dan internaldengan menjunjung tinggi nilai-nilaikejujuran, kebenaran, keadilanserta ketaatan.Kedua, Demokrasi Pancasilamengandung ciri-ciri kekeluargaanyang didasarkan pada prinsipprinsip kebersamaan, keterbukaan,persatuan dan kesatuan. Ketiga,Demokrasi Pancasila mempunyaisifat gotong-royong sebagaiperwujudan dari pelaksanaantanggung jawab, kewajiban dan hakbersama dari seluruh rakyat yangditempuh melalui sistemperwakilan.Karena ciri-ciri khas itulah makaDemokrasi Pancasila yangdilaksanakan dalam sistem politik,tidak menganut sistem revolusiradikal atau perang revolusi untukmencapai cita-cita bangsa dannegara. Tetapi menganut sistempembaharuan dan pembangunanyang dilaksanakan di dalamkerangka “revolusi damai”.Untuk mewujudkan pelaksanaanDemokrasi Pancasila tersebut,fungsi-fungsi komunikasi, koordinasidan integrasi harus benar-benardijunjung tinggi. Untuk itudiperlukan dialog dua arah antarapemerintah dengan rakyat, antaralembaga negara yang satu denganyang lainnya, dan antara lembagamasyarakat yang satu denganlembaga masyarakat lainnya.Dengan demikian, DemokrasiPancasila diibaratkan dengangambar perspektif suatu bangunangedung arsitektur Indonesia.Tampak agung dan anggun darisegala sudut tinjauan. Selanjutnya,dalam bagian ini akan dikupasberbagai hal yang berkaitan denganperangkat, kelengkapan danprasarana kelembagaan yangmelekat pada bangunan gedungtersebut.Negara sebagaimana gedunggedung adat di Indonesia dibangunsecara gotong royong dari kekuatanrakyat sendiri, oleh rakyat, danuntuk rakyat di bawah mekanismekepemimpinan nasional (negara)yang mampu menempatkan dirisebagai panutan tunggal. Yaitusebagai pengemban kesejahteraanumum, abdi rakyat dan pamongpembangunan. Sistem panutantunggal sebagai prinsip operasionalkepemimpinan nasional dalamnegara Pancasila, harus benar-benarmencerminkan aspirasi dankepentingan rakyat yang disalurkanmelalui sistem perwakilan di MPR,DPR dan lembaga tingggi negaralainnya.Aspirasi, pendapat dankepentingan rakyat tersebut akandilaksanakan oleh Presiden yangdibantu oleh seorang Wakil Presidendi bawah pengawasan DPR.Dalam melaksanakan tanggungjawab kepemimpinan negaratersebut, kepada Presiden diberikantugas dan wewenang untukmengamankan dan menyukseskanpembangunan serta hak prerogatifuntuk mengangkat menteri, menterinegara, dan menteri koordinatoryang tidak didasarkan padapengusulan golongan. Tapi mengcupada keahlian, pengabdian, prestasi,kejujuran serta loyalitas pada tanahair, bangsa dan negara,sebagaimana dituntut juga dariseorang Presiden.Pembangunan Politik yangdimulai secara mapan sejakProklamasi Kemerdekaan 17Agustus 1945, dewasa ini telahmemasuki babakan baru. Yaknimenuju tahap ‘Masyarakat Purna’atau ‘Indonesia Raya Ketiga’ yangdiharapkan akan mencapai puncakperjuangannya sekitar tahun 2045.Keyakinan ini didasarkan padapemikiran bahwa sejarah akanberulang kembali. Hukum dinamikadan dialektika yang bersifat kodratitelah melahirkan suatu siklusperubahan sosial di Indonesia yangberulang setiap Tujuh Abad denganproduk-produk yang lebih baru dansempurna pada jamannya. OrangPerancis mengatakan: historia serepete. Sejarah perjalanan bangsa diNusantara menunjukkan bahwa padaabad ke- 7 nenek moyang kita telahmengalami masa kejayaan yaitu,Sriwijaya, yang kita sebut di sinisebagai Indonesia Raya Pertama.Setelah itu kita temukan lagiIndonesia Raya Kedua, yaitu masakejayaan Majapahit pada abad ke14. Dan sekarang kita sedangberlayar menuju Indonesia RayaKetiga yang akan kita capai padaawal milenium ke-3 ini. (Dari Buku“Ideologi Pancasila dan IdeologiIdeologi Dunia”) U mti/tumP E R S P E K T I F QIBU SAPARINAH SUHARDIMAN BERSAMA IBU SINTA NURIYAH WAHID Q mti/dok