Page 29 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 34
P. 29
THE EXCELLENT BIOGRAPHY 34 TokohINDONESIA Q 29agama mempunyai kekuasaan yangbesar dalam menentukan setiapkebijaksana-an negara. Para rajadan pemimpin negara hanya merupakan pelaksana pemerintahan yangterlebih dahulu mendapat restu danlegalitas dari gereja. Demikian puladalam hal pewarisan kekuasaan,gerejalah yang mengesahkan penggantinya. Dengan demikian, gerejamenjadi pelaksana kekuasaan didunia, yang dalam prakteknyadiserahkan kepada raja atau parapemimpin dunia. Di Timur Tengah, meskipun ideologi yang berkembang lebih merupakan campuran antara Islam, Nasionalisme (Chaumiyyah), Sosialisme(Isytirakiyya) dan netralisme(Muhayadah), Ideologi Islam tetapmerupakan ideologi yang terkuat,yang melandasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Arab Saudimerupakan salah satu contoh negaraArab konsevatif yang berdasar padaideologi Islam secara relatif murni.Iran di bawah Ayatollah Khoemenipun membawa Iran kepada ideologiteokratis. Di samping itu, gerakangerakan Islam fundamentalis dibeberapa negara, juga merupakanfenomena politis yang mengarahpada teokratisme.Di Asia Selatan, kemunculanideologi teokratis yang dibarengidengan gerakan modernisasi yangcenderung bersifat sekuler. Pakistanketika dipimpin Presiden Zia Ul Haq,merupakan suatu contoh yang menonjol. Namun demikian, teokratisme di luar Eropa yang pada umumnya didominasi Islam, masih menolerir perkembangan ideologi-ideologilainnya meskipun tidak secaraformal.Individualisme – LiberalismePaham ini didasarkan padaanggapan bahwa manusia adalahinsan individu. Dilihat dari sejarahperkembangan agama di Eropa,individualisme diidentifikasikandengan reformasi Protestan yangdipelopori Marthin Luther. Paham iniberpangkal pada keyakinan bahwakeselamatan individu telah dijaminoleh rahmat Tuhan tanpa campurtangan Gereja Katholik. Individualisme juga mempunyai kaitan denganmunculnya kapitalisme yangmementingkan usaha individu danimbalan berupa uang (financial) bagimereka yang berkarya.Renaissance juga berperan atastimbulnya suatu humanisme baruyang berpusat pada manusia sebagaiukuran bagi segala hal. Munculnyaindividualisme tersebut padadasarnya merupakan suatupemberontakan terhadapikatan-ikatan tertib sosialtradisional yang ada dansekaligus menjadi suatugerakan menuju otonomipribadi. Sebagai akibat daritekanan-tekanan yangberlebihan, karena ikatanikatan gereja yang terasamembelenggu pada abadpertengahan, masyarakat Eropamulai berusaha melepaskan diridari kehidupan seperti itu.Perkembangan industrialisasimendorong terjadinya kolonisasi(kolonialisme} di luar Eropa.Demikianlah, setelah BenuaAmerika ditemukan olehColombus, para ‘protestan’, danbeberapa pembaharu lainnyayang melepaskan diri darigereja, mulai berbondongbondong menuju ‘Dunia Baru’.Para pengikut Luthermerupakan pionir dalammencari kehidupan yang lebihbaik dan suasana yang lebihbebas. Para imigran yangdikenal sebagai ‘kaumpuritan’atau ‘golongan quacker’ yangdatang dari berbagai negara diEropa itu juga mulai merintiskehidupan baru di Amerika.Dengan kerja keras, keuletanserta ketekunan merekaberhasil membangun Amerikamenjadi bangsa yang jaya.Mereka berpendapat bahwakerja keras merupakan ibadah;orang malas tidak disukai olehTuhan; kerja keras, rajin dantekun adalah bahagian dariiman. Bagi mereka, orang yangmurah rejekinya adalah orangyang mendapat karunia Tuhan.Keharusan hidup hemat danmenabung menjadi bagianhidup mereka. Hasil tabunganitu kemudian dijadikan modal(capital) yang diinvestasikandalam berbagai bentuk usaha.Inilah yang kemudianmendorong perkembangankapitalisme.Dalam kondisi masyarakatseperti ini, hak dan kebebasanindividu dihargai sangat tinggi.Setiap orang bebas berikhtiaruntuk memperbaiki nasibnya.Hal inilah yang menjadilandasan bagi tegak berdirinya,demokrasi. Setiap orang secarademokratis bebasmelaksanakan apa saja sejauhtidak melanggar hukum. HakP E R S P E K T I F QSUHARDIMAN, INTUISI DAN NALAR POLITIKNYA TAJAM Q mti/dokTHE EXCELLENT BIOGRAPHY 34 TokohINDONESIA Q 29