Page 18 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36
P. 18


                                    18 Q TokohINDONESIA 36 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITERAS NARANGbisa diperbaiki ke depan.Melibatkan masyarakat peduli Melibatkan masyarakat pedulilingkungan, itu penting sekali?Ya. Rakyat kita ini melihat kepadapimpinannya, akan mencontohkepada pimpinannya. Kalau kitapunya niat, kalau kita punya tekaduntuk itu, kita mulai dari diri kita.Kembali ke masalah kebersihan,satu contoh saja, saya, kalauberangkat atau pulang dari Jakartaatau dari manapun, nggak pernahke VIP. Saya selalu lewat terminalumum yang ibu dan bapak-bapaklewatin.Kenapa? Karena saya merasa,kalau saya di sana (VIP): pertama,saya makin jauh dari rakyat. Kedua,saya tidak bisa melihat keadaanyang dirasakan oleh rakyat. Danyang paling penting, yang sayanggak pernah berhenti, masalahkebersihannya. Jadi kalau tadi lewatsitu, kalau ada yang kotor, kasihtahu saya, SMS saya deh. Biarbergulir terus.Memang masalahnya kecil saja(tidak lewat VIP), tetapi itu punyamakna besar sekali. Itu kan pintugerbang kita. Ibu dan bapak-bapaksebelum melihat Kalteng, kanmelihat airportnya dulu. Kalautertata bersih, orang Medan bilang,“alamak bersih kali.”Anda memperoleh penghargaanPPMI (Prakarsa PembangunanManusia Indonesia), agarmasyarakat bersama pemerintahdan dunia usaha berprakarsamembenahi pendidikan, kesehatan,dan kualitas SDM. Sekarang,kebersihan dan kesehatanlingkungan sudah menjadi barangmahal. Seperti masalah DBD di mahal. Seperti masalah DBD diJakarta awalnya masalahkebersihan, juga flu burung?Betul, persis, betul sekali. Kita,sakit, karena lingkungan. Apa punsemuanya karena lingkungan.Tetapi kalau kita berada dilingkungan yang bersih, dilingkungan yang nyaman, penyakithilang, hati sejuk, emosi pun tereda.Jadi kalau teman-teman wartawanwawancara, masih bisa senyumterus.Pemimpin kita sekarang perlu itu.Saya lihat teman-teman saya, yangdi DPR, yang jadi menteri, kok cepatbenar emosional. Baru ditanyawartawan sedikit sudah merahmukanya. Pernyataannya yangkeras-keras saja. Saya kadangkadang bingung, udah deh, jalanjalan ke Kalteng, biar sejuk sedikit,saya bilang begitu.Jadi, kembali kepada masalahprakarsa, ada satu hal yangmenarik di situ. Kita harusberbicara masalah kualitas.Seseorang itu, berada di situ, apasih yang harus dia lakukan untukmengangkat harkat danmartabatnya.Kalau masalah pendidikan, UUD1945 sudah mensyaratkan ituurusan pemerintah. Masalahkemiskinan, fakir miskin, ituurusan pemerintah. Masalahkesehatan, itu urusan pemerintah.Karenanya, kita sebagai pemimpinharus tahu apa yang harus kitalakukan.Kalau kita tidak berempati kepadamasyarakat, kalau Teras Naranghanya duduk saja di belakang meja,tidak mengajak Pak Dendul (Toepak,Kepala Biro Humas PemprovKalimantan Tengah) turun kebawah, tidak berdialog denganmasyarakat, komunikasi kitatertutup hanya karena soalprotokoler, saya ini sedih. Sayadikasih waktu, tetapi saya jugaharus mengikuti protokoler, karenasemuanya kepengen ketemu, jamsegini, jam segini, jam segini. Nah,apa yang harus saya lakukan dalamberdialog dengan masyarakat? Salahsatunya dengan SMS. Dari situ sayabisa tahu kejadian di Lamandau,saya mau tahu kejadian, misalnyadi Murung Raya, bukan daripemerintah. Bukan dari bupatinya,kalau dari bupatinya laporannyabagus terus.Tetapi yang paling penting yangada di balik layar (behind thescreen). Nah, Kalimantan Tengah,saya rasa kita harus memerlukanorang yang mampu untukmenciptakan prakarsapembangunan manusia. Karenainfrastrukturnya amat sangatlemah, pendidikannya sangatmemprihatinkan, demikian jugakesehatan dan perekonomian yangberbasis kerakyatan tidak jalan.Bapak bisa bayangkan, dari DIPAtahun 2006 sekitar Rp 7,6 triliun,Terjun langsung memadamkan kebakaran laMencanangkan gerakan Sabtu Beriman. Q mti/dok
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22