Page 22 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36
P. 22


                                    Nasionalis Sejati AAgustin Teras Narang ingin membuktikan bahwamembangun bangsa tidak harus dari Jakarta, tetapibisa dari daerah, dalam hal ini Palangkaraya. Priaenerjik dari Dayak Ngaju ini, berangkat dengansebuah obsesi besar membangun ProvinsiKalimantan Tengah sebagai panutan bagi goodgovernance (pemerintahan yang baik). Sang tokohdi dalam dadanya membara semangat nasionalismesejati. Teras Narang punya kepribadian yangsangat mandiri dan karakternya seteguh karang dilaut.22 Q TokohINDONESIA 36 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITERAS NARANGK ata-kata yang acapkali dipompakan kepada parastaf dan masyarakatnya: “Kita bangun bangsa inidari Kalteng.” Di dalam kata-kataada semangat untuk berbuat danterus berbuat yang terbaik.Bagi Teras Narang, berbuat untukkesejahteraan rakyat dan kemajuanbangsa adalah segalanya. Obsesi inimengenyampingkan hal-hal yangberorientasi pada kepentingan dirisendiri, keluarga, kelompok danpartai. Tekad itulah yang menjadimodal baginya untuk membangunProvinsi Kalimantan Tengah yangluas wilayahnya satu setengah kaliP. Jawa, tetapi berpenduduk hanya1,9 juta jiwa.Teras tidak bergeming ketikateman-temannya di parlemenmengolok: “sudah enak jadi ketuakomisi di DPR, sekarang jadigubernur di tempat yang susah.”Tetapi olok-olok itu malahmengukuhkan tekadnya untukmengubah wajah Kalteng yangkental dengan julukan, the spot ofnowhere (tempat yang takterjangkau dari mana pun).Dia juga tertantang ikut kontespemilihan gubernur (2005), karenaKalteng satu dari lima provinsi yangpertama kali melaksanakan Pilkadalangsung oleh rakyat. Teras Narang,“melepas sepuluh burung ditangan,” untuk menangkap seekorburung di langit. Dia berhasilmeraih kursi gubernur setelahmelepas kursi ketua komisi III, DPR.Kepemimpinan Agustin TerasNarang merupakan titisan darikakeknya dan ayahnya, kemudianturun kepada dirinya. Pria berdarahDayak kelahiran Banjarmasin,Kalimantan Selatan, 12 Oktober1955 ini, membentukkepemimpinan dalam dirinya,terbawa pengaruh sang ayah, bahwauntuk menjadi politisi harusmemiliki bekal sekolah hukum.Dalam diri Teras Narang, bakatmemimpin sudah tampak sejakmasa anak-anak, sejak duduk dibangku kelas enam sekolah dasar.Saat itu, dia memimpin timsepakbola di kampungnya. TerasNarang menjadi pembalap di saatmelanjutkan pendidikan di SMP,kemudian SMA.Ayahnya, Waldemar AugustNarang, seorang pedagang eceranbesar, eksportir dan importir. Diasecara konsisten menempa puterabungsunya untuk menjadi seorangpengacara atau kerennya, lawyer.Setamat dari Fakultas Hukum UKI,Jakarta, Waldemar merekrutputeranya menjadi liason officer(pegawai perantara) untukperusahaannya dengan KantorPengacara, Gani Jemat. Waldemarselalu memompa Teras Narangdengan merujuk fakta di AS bahwahampir semua politisi, baikpresiden, anggota Kongres maupunSenat adalah lulusan School of Law(Sekolah Hukum).Dorongan ayahnya memberiinspirasi dan ketabahan kepadaTeras Narang untuk bekerja magangdi sejumlah kantor pengacara,termasuk kantor pengacaraKoesnandar, RO Tambunan, danAlbert Hasibuan. Setelah bekerjamagang lebih dari 10 tahun, TerasNarang mendirikan kantorpengacara sendiri tahun 1989.Hanya setahun kemudian, TerasNarang direkrut oleh PDIP. Di dalamPemilu yang dipercepat tahun 1999itu, PDIP tampil sebagai pemenang.Teras Narang mewakili daerahpemilihan Kalteng untuk duaperiode: 1999-2004 dan 2004-2009.Sebelum memegang pimpinanKomisi II, kemudian Komisi III,Teras Narang pernah duduk diKomisi Anggaran. Tetapi di situ diatidak lama, karena tidak tahandengan segala permainan untukmenggolkan, mempercepat danmemperbesar anggaran. DiaMemimpin Upacara Penurunan Bendera Mer
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26