Page 24 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36
P. 24
penyakit, karena menyumbang asapterbesar. Karena diterlantarkan,lahan itu menjadi sorotan dunia.Malahan, ketika berada di Belanda,Teras dijanjikan bantuan karenamereka melihat bahwa lahan megaproyek ini sesuatu yang harusdibantu dan harus segeradirehabilitasi.Teman-teman NGO Teras Narangdi Belanda berkelakar: “Kamimemelihara lingkungan hidupdengan berjuta-juta euro, tetapiAnda merusak lingkungan hidupdengan berjuta-juta dan bertriliuntriliun rupiah.”Memang kenyataannya seperti itu.Coba bayangkan, kata TerasNarang, dulu di sini hutan, adapohon rami mahal itu. Di situ adajelutung, rotan, karet dan ada bejeuntuk ikan. Kemudian lahan satujuta hektar dibuka begitu saja,kemudian ditelantarkan.Menurut Gubernur, yangdicadangkan oleh MenteriKehutanan seluas 1,4 juta hektar,yang sudah terbuka 1,1 juta hektar.Kemudian kayunya dihajar dandiambil. Dan orang-orang yangmemperoleh izin pemanfaatan kayu(IPK)-nya sudah kaya raya.Diperkirakan, hitungan dari DinasKehutanan, sekitar Rp 12 triliun,hanya dari kayu. Makanya, kalaumelihat gedung-gedung bertingkat,Teras Narang punya pikiran, “inimungkin dari IPK Kalteng.”(Bayangkan kurs pada saat itu Rp2.500 per USD).Namun Teras Narang terobsesiuntuk merehabilitasinya. Dan,kalau ini ditelantarkan, berartisudah menghilangkan uang negarayang begitu besar, dan dia tidakingin proyek ini menjadi“bancakan.” Karena dia lihat setiapDepartemen ada anggarannya; PUsekian, Pertanian sekian. Anggarandari tahun 2000, tapi kenyataannya,proyek tidak jalan.Teras Narang ingin bekerja denganInpres. Dengan adanya Inpres, diabertindak sebagai panglima dilapangan, dia yang koordinir. Diajuga nanti akan bilang kepada PakSBY (Presiden Susilo BambangYudhoyono), “kalau ini gagal lagi,bukan salahnya pusat, tetapikesalahan kita yang di lapangan.”Inpres itu dia yang mengusulkankarena melihat tidak akan bisadikoordinasikan dengan baik, kalautidak ada Inpres sebagai payunghukum. Jadi PU, DepartemenPertanian, Kehutanan danTransmigrasi tahu apa yang merekalakukan, karena dengan pola Inpres,semuanya sudah punya program.Anggaran rehabilitasi danrevitalisasi sampai 2010,diperkirakan sekitar Rp 9 triliun.Dari jumlah lahan tersebut yangdicadangkan untuk sawah, hanya120.000 hektar. Karena memang diareal itu ada yang tidak cocok untukpadi. Jadi yang cocok untuk padidiinventarisasi hanya 120.000hektar.Kalau satu hektar dihitungmenghasilkan 4 ton padi, berartiKalteng mampu menyumbangkan4x120.000= 480.000 ton padi. Kalausetahun dua kali tanam; AprilSeptember dan Oktober-Maret,berarti 2x480.000 ton padi =960.000 ton padi. Menurut TerasNarang, 960.000 ton padi sudahlebih dari cukup untuk menopangkesulitan pangan di NKRI.Makanya dia punya obsesi,membangun bangsa bisa saja dariKalteng. Itu tidak berlebihan,asalkan dikelola dengan baik. LuasKalteng satu setengah kali pulauJawa yang terdiri dari enamprovinsi: DKI Jaya, Jawa Barat,Jawa Tengah, Jawa Timur, DIYogyakarta, Banten. Pendudukkeenam provinsi itu, 70 persen daripenduduk Indonesia.Kalimantan Tengah, luasnya satusetengah kali P.Jawa, tetapipenduduknya hanya 1,9 juta jiwa.Karenanya, Teras Narangmengundang orang-orang Jakartapindah ke Kalteng. “Silakan. Sayasiap menerima, Kalteng siap. Ayokita bangun Kalimantan Tengahsama-sama. Tentu dengan tekadyang sama, dengan keinginan yangsama, ciptakanlah keamanan diKalteng dengan baik. Daripadasempit-sempitan di Jakarta.”Itulah semangat Teras Narang.Tetapi kalau hanya tekad dandiucapkan oleh seorang TerasNarang, tidak akan bermakna apapun. Tentu harus didukung olehkebersamaan, terutama darilingkungan di Kalimantan Tengah,dari lingkungan dia bekerja, danjuga dari masyarakat. Inilah yangmembuatnya tidak pernah berhentiberkunjung ke masyarakat, untukberdialog dengan mereka, untukmenyampaikan bahwa apa yangdilakukan bukan untuk satu orang,bukan untuk dua orang, tetapiuntuk semua. Sejahteranya suatudaerah, meningkatnya kehidupanmasyarakat di daerah, sumber dayamanusia kita mumpuni,pembangunan manusia betul-betulterarah dengan baik, yangTERAS NARANG24 Q TokohINDONESIA 36 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETIMelepas rombongan Pesparawi Kalteng ke Medan 2006. Q mti/dok