Page 23 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36
P. 23
Abdi Rakyatyang terpenting kebutuhannyaterpenuhi, yaitu untukkemakmuran dan kesejahteraan.Mereka melihat pemimpin yangpunya komitmen, tak peduli darisuku apa pun atau agama apa pun.Semangat, “nasionalisme” inilahyang diteladani Teras Narang dariBung Karno (Presiden Soekarno).Teras Narang masih ingatbeberapa potong kalimat yangdipidatokan Bung Karno ketikamencetuskan Pancasila, sebagaidasar negara yang akan merdeka.“Di sini ada si Ucup, ada PakMaramis. Kita punya tekad satuuntuk membangun bangsa, untukmembangun negara.” Sebagaipengagum Bung Karno, Terasmenginginkan Indonesia menjaditamansari. Artinya, ada warnamacam-macam, sebuah tamansariuntuk mencapai keindahan.Teras Narang melihat bangsa inisedang menuju sebuah tamansariyang dicita-citakan Bung Karno.Persoalannya tergantung padakemampuan para pemimpin untukmelihat dan membawa negara ini,jauh lebih baik ke depan. “Kita tidakbisa membohongi itu,” kata Terasdalam wawancara dengan wartawanTokoh Indonesia, Christian ChristianChristian RobinSimanullang dan Simanullang Haposan HaposanTampubolon, Tampubolon berlangsung diPalangkaraya. Kata Teras lebihlanjut: “Itu bukan kehendak Teras,tetapi kehendak rakyat, karena kedepan mereka menghendakiperbaikan.”Teras Narang, di dalammembangun Negara KesatuanRepbulik Indonesia (NKRI),menghendaki para pemimpinmemiliki kesamaan persepsi dantujuan. Kesemuanya tergantungpada masing-masing pemimpin,mau berbuat untuk bangsa atau dirisendiri. Tetapi dalam era demokrasiini, kata Teras Narang, tidak adayang tidak mungkin sepanjangmerupakan kehendak rakyat.Kehendak rakyat adalah kehendakTuhan (Vox Populi Vox Dei). Itulahdemokrasi yang dimulai denganRevolusi Prancis tahun 1.700-an.Lahan Sejuta HektarSoal pengembangan lebih lanjutlahan sejuta hektar, Teras Narangdiundang ke sidang kabinet. Diamenghadiri pemaparan yangdilakukan oleh Menneg PPN/KepalaBappenas.Soal ini, Gubernur Teras hanyatinggal menunggu InstruksiPresiden (Inpres). Karena Inpres inidia anggap sebagai salah satupayung hukum di dalam melakukanrehabilitasi dan revitalisasi lahan.Dan Pengembangan Lahan Gambut(PLG) dia pandang sebagaikegagalan perencanaan. Tetapi didalam merehabilitasi danmerevitalisasinya tidak perlumelihat ke belakang. Tidak perlumencari siapa yang salah, tetapisuatu kenyataan yang terbentang,ada proyek yang gagal. Ada rakyattransmigran. Sisanya sekarang adasekitar 8.000 Kepala Keluarga.Mereka dari Jawa Timur, JawaTengah, Bali dan Nusa TenggaraTimur.Lahan tersebut setiap tahun jadimeninggalkan komisi yang jadirebutan anggota Dewan itu, tanpamerasa kehilangan.Namun Teras Narang tidak inginberlama-lama di DPR. Dia melihatPilkada langsung untuk pemilihangubernur Kalteng sebagai momentum untuk berbuat yang terbaikbagi bangsa dari daerah. Momentumitu muncul tahun 2005, dia menanguntuk memimpin Kalteng sampaitahun 2010. Teras Narangmemenangkan dukungan yangsangat meyakinkan dari masyarakatpemilih Kalteng. Legitimasi inilahyang dia pegang untuk memacupembangunan: prasarana,pendidikan, kesehatan dankesejahteraan masyarakat diKalteng.Menurut Teras, rakyat tidakmelihat pemimpinnya dari suku,agama atau kelompok. Bagi merekaTHE EXCELLENT BIOGRAPHY 36 TokohINDONESIA Q 23T O K O H U T A M A Qrah Putih 17 Agustus 2006. Q mti/dok