Page 8 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36
P. 8


                                    8 Q TokohINDONESIA 36 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITERAS NARANGmembentuk kepribadian TerasNarang menjadi seorang yangdemokratis di kemudian hari. Ketikaterjun sebagai politisi, misalnya, iaadalah politisi yang moderat danyang santun melontarkan kritikdengan pilihan kata-kata yang passehingga tak sekali-kali punberakibat menyakitkan hati orangyang dikritik.Demikian pula sebagai ahlihukum ketika berprofesi advokat.Walau Teras memperoleh feebayaran konsultasi hukum dalammata uang dollar tetapi ia tetap bisadan bersedia menjadi pembela gratisbagi rakyat kecil yangmembutuhkan keadilan hukum. Iabahkan sempat memimpin LembagaBantuan Hukum (LBH) di FakultasHukum Universitas Kristen Indonesia (FH-UKI) Jakarta pada tahun1977-1979.Kepribadian Teras Narangterpancar ke luar begitu lembut.Tak sekali-kali pun iamengandalkan otot untukmenggolkan kepentingan,melainkan lebih dominanmengedepankan kekuatan dialog. Iaadalah seorang pribadi yangmemiliki karakter kuat dalamdirinya. Sikapnya teguh untukberpedoman kepada pendirian yangdiyakininya benar adanya.Kekuatan ini ia raih sebagai hasilaktif melakukan olah dialog dengansang ayah.Menjadi OrganisatorisDidikan rumahan yang penuhdialog sejak masa kecil terbawabawa ke lingkungan sekolah danlingkungan pergaulan di sekitarkampung. Di dua arena pergaulantempat ia menghabiskan masakanak-kanak, ini Teras sudahterbiasa didaulat menjadipemimpin.Di lingkungan kampung misalnya.Saat masih berusia 12 tahun danduduk di bangku kelas enam SD, iadipercaya memimpin PersatuanOlahraga Langgar Tengah disingkatPorlateng. Di dekat rumahnyamemang berdiri sebuah langgaratau mushola kecil. Mereka yangterbiasa bergaul dan berkumpul disitu membentuk organisasi olahragadinamakan Porlateng.Teras adalah pemimpin Porlatengyang menggelar berbagaipertandingan olahraga, danmemenangkannya sebagai juarapertandingan cabang sepakbola dantenis meja.Menginjak bangku SMP dan SMATeras beralih menyalurkan hobinyaberolahraga dengan balap motor. Disini pun ia sempat meraih piala diberbagai kejuaraan di Banjarmasin.Setelah dewasa hobi ngebut tetapTeras jalani di belakang kemudimobilnya.Teras Narang menyelesaikanpendidikan sekolah dasar di SDKristen Banjarmasin, 1967,menyelesaikan sekolah menengah diSMP Bruder Banjarmasin, 1970,dan menyelesaikan sekolahmenengah atas di SMA Negeri 1Banjarmasin, 1973.Setamat SMA, Teras Narang hijrahke Jakarta dengan membawa bekalhasil dialog sederhana dengan sangayah. Teras tak akan pernah lupabagaimana ia berdialog dengan sangayah saat usianya duduk di bangkukelas dua SMA.Ayah itu menceritakan bahwasetiap pemimpin negara besarseperti Amerika Serikat, kalau inginmenjadi presiden atau senator yangberhasil biasanya tamatan darifakultas hukum seperti UniversitasYale atau Universitas Harvard.Ayahnya yang juga memiliki danmengelola sejumlah hotel ituberpesan agar Teras menguasaisoal-soal hukum terlebih dahulu,sebagaimana tradisi para politisidan negarawan negara maju.Tujuannya, supaya Teras memilikikemampuan profesional untukmembentuk jati diri sebagai tokohpolitik terkemuka, sekaligusnegarawan yang ketokohannyamelebihi sang ayah.“Biar kamu juga tahu apa ituhukum, kata beliau. Keinginanuntuk menjadi sarjana hukum itukemudian terpatri di diri saya,”Teras mengulang penuturan SangAyah, pedagang yang juga terjunmenjadi politisi, bahkan sempatmenjadi anggota DPRD KalimantanSelatan.Teras mengiyakan saja ucapanayahnya yang berdarah asli sukuDayak berasal dari Mandomai,sebuah dea kecil di pinggirandaerah aliran sungai Kapuas,Kalimantan Tengah.Ayah tak hanya memberi nasihatjalan hidup kepada Teras. Sibungsu sepertinya memang didesainuntuk memahami hukum sebagaibekal menjadi pemimpin besar.Setamat SMA (1973) Teraskemudian hijrah ke Jakarta.Awalnya mendaftar sebagai calonmahasiswa Fakultas HukumUniversitas Indonesia (UI) tetapi taklolos seleksi.“Karena pada saat tes, ilmu yangBersama dengan Menteri Kerjasama Kerajaan Belanda Q mti/dok
                                
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12