Page 10 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36
P. 10
TERAS NARANG10 Q TokohINDONESIA 36 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETIkata Teras mencoba berbicaradalam logat Batak yang kental.Banyak masukan yang diberikanTeras pada tahun-tahunpergerakannya selaku Ketua SenatMahasiwa, yang kemudianditampung dan terbukti menjadikeputusan politik. Misalnya, ia jugamengusulkan perubahan isi KUHPyang di dalamnya masih terkandungdiskriminasi hukum.Sebab KUHP yang ada saat itumasih membedakan pemberlakuanhukum berdasarkan wilayahgeografis sehingga ada hukumIndonesia barat, Indonesia timur,tapi udah berani berbicara masalahKitab Undang-Undang HukumAcara Pidana. Karena dulu kita itumasih terpaku kepada hukum acarayang RBG lama. Jadi kitateroboskan,” kata Teras.Kekaguman Buyung pada Terassangat beralasan. Sebab dalamgerakan yang menokohkan dirinyasebagai pemimpin mahasiswa seJawatan Bali itu, sesungguhnyaturut pula bergabung mahasiswadari berbagai kampus negeriterkemuka seperti UI Jakarta,Unpad Bandung hingga dari UnairSurabaya. “Di situ rasa percaya diriJakarta tahun 1981. Ia sadar harusbekerja dulu, ngapain sekolah disana. Tetapi begitu tiba di tanah airIbunya malah kaget. “Saya bilang,saya harus kerja dulu Ma,” kataTeras kepada sang Bunda. SangAyah Waldemar August Narang saatitu sudah meninggal dunia.Teras sangat berbeda jauh dengansaudara-saudaranya yang semuapandai berdagang. Hanya Terassendiri yang bergerak di bidanghukum. Ia bertekad tak maumencampuri urusan perusahaankeluarga itu, sebab ingin mencapaisesuatu yang lain. UrusanJawa, Madura dan sebagainya.Demikian dengan hukum acaranyadibedakan antara Jawa dan luarJawa. Padahal kalau negarakesatuan maka hukumnya harussatu tidak boleh dibedakan karenawilayah. “Nah, aku udah ngomong,itu tidak boleh,” kata Teras. “Masihbelum ngomong WawasanNusantara pada saat itu, cumaspiritnya adalah negara kesatuan.”Keberanian tampil berbicara didepan anggota Dewan, danmenggunakan mikrofon pula,memberi Teras rasa percaya diri.“Pokoknya pada saat itu hearingnya, sampai Bang Buyung aja jugabingung, ini kok masih mahasiswaada, bahwa ternyata di manapun itutergantung kita,” kata Teras,memaknai, mahasiswa dariperguruan tinggi swasta juga bolehmemimpin.Memulai dari NolSetelah menamatkan sarjanahukum tahun 1979, Teras Narangsempat melanjut ke jenjang yanglebih tinggi selama sembilan bulandi London, Inggris. Maklum, padatahun 1980-an itu pendidikanMaster of Business Administration(MBA) sedang digemari danpusatnya ada di Inggris.Tetapi Teras hanya betahsembilan bulan lalu kembali keperusahaan ia serahkansepenuhnya kepada Ibunda AdileMangkin, yang juga berdarahDayak, dan keenam saudarakandungnya.Warisan nasihat sang ayah untukmemahami seluk-beluk hukumlebih berarti daripada imbalanmateri hasil berdagang.Teras lalu melamar mencarisendiri pekerjaan baginya. Ia inginmemulai dari nol bekerja di bidanghukum. Kemudian selama 12 tahunia magang bekerja di beberapa firmahukum. Pertama di Koesnandar &Associates (1981-1982), kemudianpindah ke Kantor Pengacara ROTambunan (1981-1984), dan keTeras Narang menandatangani prasasti pBarat. Q mti/dokDengan Menteri Perhubungan Hatta Rajasa. Q mti/dok