Page 9 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 36
P. 9


                                    T O K O H U T A M A QTHE EXCELLENT BIOGRAPHY 36 TokohINDONESIA Q 9di daerah itu tidak mumpuni,”ujarnya. Dengan joke iamengatakan tes masuk ke UI itusebenarnya gampang. Tetapi karenapertanyannya berbunyi siapa namawalikota Jakarta Utara tentu ia taktahu. “Tetapi kalau ditanya namaWalikota Banjar saya tahu, atausiapa gubernurnya.”Joke itu ia utarakan untukmemastikan bahwa masuk UI itumemang tidak gampang. Ia lalumasuk ke Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (FH-UKI)Jakarta, di Jalan Diponegoro,Jakarta Pusat.Teras merasa semakin dekat sajadari recana besar Sang Ayah atasdirinya. Bahkan, sejak duduk ditingkat satu ia sudah memperolehtugas khusus menjadi penghubungperusahaan sang ayah denganpenasihat hukum perusahaan, atauin house lawyer dari kantor firmahukum Gani Jemat.“Jadi papahku itu dulu hidupnyasudah dengan lawyer. Karena diabanyak transaksi dengan Hongkong,transaksi dengan Singapura,” kataTeras menyebut Ayahnya denganpanggilan sayang, papah.Setiap ada masalah hukum, Terasditugaskan Waldemar mengantarberkas ke Gani Jemat. Demikianpula untuk menerima surat darilawyer berbentuk legal opinion. Halitu berlangsung rutin. SehinggaTeras makin cinta di dunia hukum.“Jadi terbentuknya kenapa akucinta hukum itu dari orangtua. Ya,ngobrol-ngobrol. Ras, dia bilang,pemimpin di Amerika senatornya,presidennya, itu dari fakultashukum, ada yang dari Harvard.Udah, beliau rupanya tidak berhentisampai di situ,” kata Teras. “Inilahhebatnya almarhum Ayahku ini.Jadi, bukan hanya berpikir danberucap tetapi juga berbuat. Yaitu,aku dikasih kesempatan untukberhubungan sama lawyer.”Di lingkungan kampus, Terasmelanjutkan kegemaran semasasekolah yaitu berorganisasi. Terasadalah organisatoris yang segerabisa menampakkan ketokohan dilingkungan teman-temanmahasiswa.Hal ini sudah bermula sejakberlangsung perpeloncoanmahasiswa baru. Teras yangberambut gondrong sebahu, tetapitertata rapi, terpilih mewakili priauntuk tampil ke muka memimpinupacara gunting rambut sebagaisimbol penerimaan mahasiswabaru.Menginjak tahun pertama kuliahdi tingkat persiapan ia sudahterpilih menjadi Sekretaris BadanPerwakilan Mahasiswa (BPM). Iabergabung dengan 24 mahasiswalain dari lima tingkatan sebagaianggota BPM, dan Teras menjadisekretarisnya. Teras terpilih masukBPM mewakili tingkat persiapan.Di tingkat dua, posisi Teras naikmenjadi Ketua BPM, dan inidipegangnya selama dua tahun(1974-1975).Kemudian menjadi Ketua SenatFakultas Hukum UKI Jakarta,tahun 1977-1979.Kesibukan berorganisasimembuat Teras agak terlambatmenyelesaikan studi. Soal yang satuini, ia memang sudah wanti-wantikepada kedua orangtuanya,terutama Ibunda, agar tak usahbertanya kapan selesai kuliah.Pergerakan Teras Narang selamamenjadi Ketua Senat MahasiswaFH-UKI menorehkan banyak catatanemas. Ia sudah turut memberikanmasukan saat berlangsung dengarpendapat pembahasan rancanganundang-undang (RUU) KitabUndang-Undang Hukum AcaraPidana (KUHAP), di Gedung DPR dibawah koordinasi Adnan BuyungNasution.“Aku udah ngomong di parlemenitu tahun 1979, udah mantap itu.Mikrofon itu udah kupegang. Jadikalau aku kembali ke situ, padasaat itu (saat terpilih menjadianggota DPR tahun 1999), akubilang, aku udah pernah ke sini,”Teras Narang bersama istri. Q mti/dok Selamat Jalan, Pak Wapres Q mti/dok
                                
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13