Search

The Journalistic Biography

✧ Orbit      

BerandaSistem SunyiMelihat Tanpa Mengambil
resonansi

Melihat Tanpa Mengambil

Tentang cara mencintai tanpa ingin memiliki.

Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

✧ Orbit      

Lama Membaca: < 1 menit

Orbit RelasionalPsikospiritual

Ada cara memandang yang tidak menuntut apa pun dari yang dilihat. Pandangan yang lahir bukan dari hasrat, tapi dari kasih yang telah mengenal sumbernya.

Nada Dalam
Melihat tanpa mengambil adalah latihan kasih yang paling murni: mencintai tanpa mengikat, memahami tanpa ingin mengubah. Ia adalah bentuk kehadiran yang memantulkan iman tanpa suara.

Kita tumbuh dengan keyakinan bahwa mencintai berarti mendekap, bahwa memahami berarti menguasai. Tapi kasih yang matang justru lahir ketika kita mampu menatap tanpa perlu menggenggam. Melihat tanpa mengambil bukan jarak yang dingin, melainkan kehadiran yang sadar. Tahu kapan mendekat, tahu kapan membiarkan.

Segalanya menjadi lebih jernih ketika pandangan tidak dibebani keinginan. Dalam ketenangan semacam itu, kita melihat orang lain sebagaimana adanya: tanpa bingkai masa lalu, tanpa rencana masa depan. Yang tampak hanyalah jiwa yang sedang berjalan di jalurnya sendiri. Sama rapuh, sama dicintai oleh semesta.

Kasih yang tidak ingin memiliki adalah kasih yang telah menemukan keseimbangannya. Ia tidak lahir dari kekurangan, tapi dari kelimpahan batin. Ia tidak berupaya mengubah, hanya menyalakan cahaya agar yang lain juga bisa melihat jalan pulang ke dalam dirinya sendiri.

Kadang, kasih seperti ini terlihat diam. Tapi dalam diamnya, ia menjaga dunia tetap hangat. Ia tidak perlu diucapkan, tidak perlu diakui. Ia hanya ada, dan keberadaannya cukup.

Melihat tanpa mengambil bukan bentuk menjauh, melainkan bentuk tertinggi dari menghormati. Karena di balik keheningan pandangan itu, kita belajar menjadi cermin yang tidak menahan pantulan apa pun. Hanya membiarkannya lewat, agar cahaya bisa terus mengalir.

Peta Sunyi Terkait
Memuat tulisan…
geser →
Memuat istilah…

Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh melalui persona batinnya, .

Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)

Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.

Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.

Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.

Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.

Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.

Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.

 

Kuis Kepribadian Presiden RI
🔥 Teratas: Habibie (25.5%), Gusdur (17%), Jokowi (16%), Megawati (11.8%), Soeharto (10.4%)

Sering Dibaca

Terbaru