The Journalistic Biography

✧ Orbit      

BerandaSistem SunyiAnak yang Mengembalikan Mainan Playground Umum ke Tempatnya Sebelum Pulang
jejak-luar

Anak yang Mengembalikan Mainan Playground Umum ke Tempatnya Sebelum Pulang

Tentang belajar bertanggung jawab tanpa diawasi, tanpa diminta

Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

✧ Orbit      

Litani Sunyi
Lama Membaca: 2 menit

Di akhir sore, ketika playground mau tutup, satu anak memungut balok-balok plastik yang tadi ia pakai bermain. Orang tuanya sudah memanggil pelan dari bangku. Anak itu tidak terburu-buru. Ia menaruh satu per satu kembali ke kotak mainan, merapikan seadanya, lalu baru berlari menghampiri orang tuanya.

Di tempat bermain umum, kita sudah terbiasa melihat jejak kecil kekacauan: balok tersebar, mobil-mobilan tertinggal, puzzle tercecer, ember pasir tergeletak. Banyak anak pergi begitu saja setelah lelah bermain, dan tidak ada yang bisa menyalahkan mereka, mereka masih belajar.

Tapi sesekali, ada adegan berbeda: satu anak yang sudah bersiap pulang, menoleh sebentar, lalu kembali ke sudut permainan untuk membereskan apa yang barusan ia gunakan. Tidak berat, tidak sempurna, hanya cukup. Ia tidak bilang “tanggung jawab itu penting”, ia hanya melakukannya.

Tidak ada tepuk tangan, tidak ada kamera. Bahkan orang tuanya tidak ikut turun tangan, hanya menunggu, memberi waktu. Anak itu belajar rapi di tempat yang bukan miliknya, bukan karena diinstruksikan, tetapi karena itu terasa benar baginya.

Dalam Sistem Sunyi, kita menemukan ide bahwa karakter juga tumbuh dalam pilihan-pilihan kecil yang tidak diperhatikan. Anak ini berada di ruang itu. Bukan sebagai teori kesadaran, tetapi sebagai kebiasaan yang pelan-pelan terbentuk.

Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.

  • merapikan sesuatu yang ia pakai tanpa diminta
  • memahami batas selesai bukan ketika ia selesai bermain, tapi ketika barang kembali pada tempatnya
  • bergerak tenang tanpa menunggu penghargaan
  • menghormati ruang bersama
  • meninggalkan tempat sedikit lebih baik daripada saat ia datang

Tindakan ini kecil. Banyak orang tidak memperhatikan. Tapi kelak, kebiasaan seperti ini sering tumbuh menjadi sikap lain: menahan sampah sampai ada tempatnya, menutup pintu pelan, memikirkan kenyamanan orang lain meski tidak diminta.

Dan itu tidak datang dari ceramah. Datang dari satu keputusan sederhana yang diulang pelan-pelan: kalau sudah pakai, kembalikan. Ada nilai yang tumbuh tanpa suara.

Kutipan
Kadang, kedewasaan dimulai dari satu kotak mainan yang kembali tertutup rapi sebelum pulang.

Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.

Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.

Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com

Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.

Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.

Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.

Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.

Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.

Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.

 

 

Kuis Kepribadian Presiden RI
🔥 Teratas: Habibie (24.9%), Gusdur (17.5%), Jokowi (16.1%), Megawati (11.5%), Soeharto (10.1%)
Artikulli paraprak
Artikulli tjetër

Ramai Dibaca

Terbaru