Ada cinta yang hadir bukan untuk dimengerti, bukan pula untuk dimiliki, tetapi untuk memberi arah bagi hidup agar tetap manusiawi.
Cinta yang tidak meminta balas adalah cinta yang telah pulang ke sumbernya. Ia tidak mencari arah, karena telah menjadi cahaya itu sendiri.
Ia pernah mengira cinta harus seimbang: memberi dan menerima, mendekat dan dijaga, diucapkan dan dibalas. Namun seiring waktu, ia mulai menyadari, keseimbangan yang sejati tidak selalu tampak adil di permukaan. Ada cinta yang memberi lebih banyak, dan justru di sanalah kebijaksanaan tumbuh.
Cinta yang tidak meminta balas bukan berarti kehilangan. Ia adalah bentuk kesadaran yang telah matang. Yang tahu bahwa kasih bukan tentang siapa yang memiliki, tetapi tentang bagaimana kehidupan terus bekerja lewat kehadiran manusia yang lembut.
Ketika cinta berhenti menuntut, ia berubah menjadi sumber. Ia tidak lagi menunggu pengakuan, tidak takut dilupakan. Ia menjadi tenaga sunyi yang menghidupi banyak hal tanpa perlu disadari. Seperti matahari yang tetap bersinar bahkan ketika awan menutup langitnya.
Cinta seperti ini tidak datang dari keinginan untuk menyelamatkan, melainkan dari pemahaman bahwa setiap jiwa punya jalannya sendiri. Memberi cinta tidak lagi berarti ikut menentukan arah hidup orang lain, tetapi menuntun mereka agar tetap bisa berjalan dengan cahaya mereka sendiri.
Dan di situlah ketulusan menjadi nyata: bukan karena rela menderita, tapi karena telah berhenti menimbang antara untung dan rugi. Yang dicintai mungkin pergi, mungkin berubah, namun kasih yang sejati tidak ikut hilang bersama kepergian itu.
Ia tetap ada. Tidak di luar, tapi di dalam diri. Menjadi keseimbangan yang menenangkan, menjadi kesadaran bahwa memberi, ternyata, sudah merupakan bentuk cinta yang paling utuh.
Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



