BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    32.2 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    BerandaSistem SunyiDiam yang Menyembuhkan
    resonansi

    Diam yang Menyembuhkan

    Tentang kesembuhan yang lahir bukan dari jawaban, tapi dari keheningan yang dipeluk dengan sadar.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

    ✧ Orbit      

    Lama Membaca: < 1 menit

    Orbit PsikospiritualMetafisik-Naratif

    Kadang, yang paling kita butuhkan bukan nasihat, bukan penjelasan, melainkan diam yang cukup panjang untuk mendengar diri sendiri.

    Inti Makna Tulisan
    Diam bukan kekosongan, melainkan ruang tempat jiwa menyembuhkan dirinya sendiri. Ketika seseorang berani tinggal di keheningan tanpa lari, ia sedang menenun ulang seluruh dirinya dengan benang kesadaran.

    Kita sering mencari kesembuhan di luar diri: pada kata-kata orang lain, pada penjelasan logis, pada pelarian yang sementara. Namun semakin kita berlari, semakin jauh kita dari ruang sunyi tempat kesembuhan sejati tumbuh.

    Diam bukan sekadar tidak bicara. Ia adalah keadaan di mana batin berhenti menolak, berhenti menjelaskan, dan mulai mendengarkan. Dalam diam yang seperti itu, rasa sakit bisa bernapas, air mata bisa menemukan arti, dan luka perlahan mulai melunak.

    Tidak semua luka perlu segera dipahami. Ada luka yang hanya ingin diterima, dipeluk tanpa syarat, dibiarkan menenang tanpa interupsi. Kesembuhan bukan hasil dari upaya keras untuk pulih, melainkan dari kesediaan untuk berhenti melawan rasa yang sedang hadir.

    Diam yang menyembuhkan bukan diam karena menyerah, melainkan karena percaya. Bahwa jiwa punya cara sendiri untuk memulihkan dirinya saat pikiran berhenti mengganggu. Dan sering kali, yang diperlukan hanya ruang hening, tanpa analisis, tanpa rencana, hanya keberanian untuk tetap hadir di tengah ketidaknyamanan.

    Dalam diam itu, sesuatu yang lembut mulai bekerja. Bukan dari luar, tapi dari dalam: kesadaran kecil yang perlahan menyatukan bagian-bagian diri yang sempat tercerai. Hingga suatu saat, tanpa tahu kapan, kita hanya tersadar, rasa sakit sudah tidak lagi sama. Ia berubah menjadi pengertian, menjadi ketenangan, menjadi doa yang tak bersuara.

    Catatan

    Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh melalui persona batinnya, .

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

    Artikulli paraprak
    Artikulli tjetër

    Populer (All Time)

    Terbaru