BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    32.2 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    BerandaSistem SunyiKebijaksanaan yang Mendengar
    fraktal

    Kebijaksanaan yang Mendengar

    Tentang keheningan yang menjadi ruang bagi kebenaran berbicara.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

    ✧ Orbit      

    Lama Membaca: < 1 menit

    Dalam dunia yang penuh suara, kebijaksanaan tidak lagi berbicara. Ia mendengar lebih dalam.

    Satu Napas
    Kebijaksanaan sejati bukan yang paling fasih berbicara, tetapi yang paling dalam mendengarkan. Dalam mendengar, manusia berhenti menjadi pusat dan mulai menjadi ruang.

    Ada masa ketika ia merasa setiap pemikiran harus diutarakan, setiap kebenaran harus disuarakan. Ia berdebat dengan niat baik, menulis panjang untuk menjelaskan, bicara agar orang lain mengerti. Namun semakin keras ia menjelaskan, semakin sedikit yang benar-benar mendengarkan. Hingga akhirnya ia sadar: bukan suaranya yang kurang kuat, tapi ruang di antara manusia yang terlalu penuh.

    Suatu malam, dalam pertemuan kecil, seseorang berbicara dengan nada pelan. Tidak meyakinkan, tidak memaksa. Namun setiap kata terasa jernih. Ia mendengarkan lama, dan untuk pertama kalinya merasa disentuh bukan oleh kepandaian, melainkan oleh ketulusan diam yang melandasi kata-kata itu. Ia mengerti: kebijaksanaan tidak lahir dari yang paling banyak bicara, melainkan dari yang paling dalam mendengar.

    Sejak itu ia mulai belajar cara baru berinteraksi dengan dunia. Bukan sebagai pembicara yang mencari panggung, tapi sebagai pendengar yang menjaga ruang. Ia tahu, mendengar bukan sekadar menunggu giliran berbicara, melainkan menerima keberadaan orang lain tanpa tergesa menilai. Dalam mendengar, ia menemukan bentuk kasih yang paling sunyi: memberi tempat bagi sesuatu di luar dirinya untuk hidup.

    Kini, setiap kali ia dihadapkan pada perdebatan atau kesalahpahaman, ia memilih untuk hening terlebih dahulu. Ia tahu, tidak semua kebenaran perlu dibuktikan; beberapa hanya perlu dihayati bersama waktu. Ia tidak lagi ingin menjadi yang paling benar, cukup menjadi yang paling hadir. Dan di dalam kehadiran yang diam itu, kebijaksanaan bernafas.

    (Fraktal E-IV – Eksistensial–Kreatif | Seri Fraktal E – Sunyi dan Pengetahuan | Spiral Kedua Sistem Sunyi – Seri Pemurnian)

    Catatan

    Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

    Populer (All Time)

    Terbaru