BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    32.2 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    BerandaSistem SunyiKetika Kasih Tidak Lagi Membutuhkan Alasan
    resonansi

    Ketika Kasih Tidak Lagi Membutuhkan Alasan

    Tentang cinta yang tetap ada, bahkan ketika semua alasan telah hilang.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

    ✧ Orbit      

    Lama Membaca: < 1 menit

    Orbit RelasionalMetafisik-Naratif

    Di awalnya, kita mencinta karena sesuatu: karena wajah, karena sikap, karena rasa yang menyenangkan. Namun di titik tertentu, alasan itu memudar, dan yang tersisa hanyalah kesadaran bahwa kita tetap mencinta. Tanpa sebab, tanpa syarat, tanpa harus.

    Inti Makna Tulisan
    Ketika kasih tak lagi membutuhkan alasan, ia berubah menjadi wujud keberadaan itu sendiri. Tidak menuntut, tidak memudar, hanya mengalir dalam diam.

    Kasih yang masih memerlukan alasan akan selalu rapuh. Ketika alasan itu hilang, kasih pun ikut pudar. Namun ada bentuk cinta yang lahir dari ruang yang lebih dalam. Ruang di mana mencinta bukan lagi pilihan, melainkan keadaan batin yang alami, seperti napas yang tak bisa ditahan.

    Ketika kasih tidak lagi membutuhkan alasan, ia tidak lagi terikat pada bentuk. Ia bisa hadir dalam doa untuk seseorang yang tak lagi dekat, atau dalam pengampunan bagi yang pernah melukai. Cinta seperti ini tidak butuh pembenaran; ia hanya tahu bahwa kebaikan tetap pantas diberikan, bahkan ketika tak ada lagi yang meminta.

    Kasih tanpa alasan adalah bentuk kesadaran tertinggi dari iman: kepercayaan bahwa mencinta itu sendiri sudah cukup, bahwa nilai dari kasih tidak ditentukan oleh hasilnya, melainkan oleh kemurnian hati yang melakukannya.

    Cinta seperti ini tidak menuntut untuk dimengerti, karena ia bukan dari ranah pikiran. Ia lahir dari kedalaman jiwa yang telah mengenal diam. Diam yang menyadari bahwa yang memberi dan yang menerima sejatinya satu.

    Kasih yang tak lagi mencari alasan tidak memudar meski jarak tumbuh, tidak hilang meski waktu berjalan. Ia tetap ada, karena keberadaannya tidak bergantung pada siapa pun, melainkan pada kesadaran bahwa mencinta adalah cara jiwa tetap hidup.

    Catatan

    Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh melalui persona batinnya, .

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

    Artikulli paraprak
    Artikulli tjetër

    Populer (All Time)

    Terbaru