Tidak semua makna perlu dicari. Beberapa baru muncul saat kita berhenti menuntut dunia untuk menjelaskannya.
Makna bukan hadiah bagi yang mencari, melainkan hasil dari keberanian untuk tetap hadir tanpa syarat.
Ia pernah melewati masa ketika segala hal harus berarti. Pekerjaan harus berpengaruh, hubungan harus mendalam, bahkan kesedihan pun harus punya tujuan. Setiap peristiwa ditafsir, setiap emosi diolah, sampai lelah menjadi bagian dari rutinitas.
Namun pada suatu pagi yang biasa saja, ia duduk di teras rumah, menatap embun di daun yang pelan menguap. Tidak ada momen besar, tidak ada pencerahan mendadak. Tapi entah kenapa, ada ketenangan yang menetes di dadanya. Perasaan sederhana bahwa hidup tidak perlu selalu dimengerti untuk bisa dijalani.
Sejak hari itu, ia mulai berhenti menuntut makna dari segala hal. Ia tidak lagi memaksa semua hal harus punya alasan. Ada hari yang berjalan mulus, ada hari yang tidak, dan keduanya sama-sama bagian dari cara hidup berbicara.
Ia mulai melihat bahwa makna tidak muncul dari penjelasan, tapi dari keberanian untuk tetap hadir di tengah yang tak selalu jelas. Dan di situlah, diam-diam, hidup menjadi utuh. Bukan karena semua dipahami, tapi karena tidak ada lagi yang perlu dipaksa untuk dimengerti.
Kini, ketika seseorang bertanya “apa arti hidup bagimu?”, ia hanya tersenyum. Bukan karena tahu jawabannya, tapi karena sudah tak perlu lagi mencarinya.
Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



