The Journalistic Biography

✧ Orbit      

BerandaSistem SunyiPegawai Toko yang Merapikan Brosur tanpa Merasa Sedang “Menjadi Rajin”
jejak-luar

Pegawai Toko yang Merapikan Brosur tanpa Merasa Sedang “Menjadi Rajin”

Tentang bekerja rapi bukan karena diawasi, tetapi karena itu kebiasaannya

Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

✧ Orbit      

Litani Sunyi
Lama Membaca: < 1 menit

Di sebuah toko swalayan kecil, lalu-lalang pelanggan tidak terlalu ramai. Di dekat kasir, tumpukan brosur promosi sedikit berantakan. Satu lembar menonjol, sisanya miring ke samping. Seorang pegawai lewat sambil membawa keranjang plastik kosong. Ia berhenti sebentar, merapikan brosur itu dengan gerakan cepat dan biasa saja. Tidak menghela napas, tidak mencari siapa yang melihat. Hanya merapikan, lalu lanjut bekerja.

Ada pekerjaan yang terlihat, ada yang tidak. Menyusun produk di rak, mengangkat stok, melayani pelanggan, semua itu jelas. Tapi merapikan selembar brosur yang jatuh sedikit? Tidak masuk daftar tugas harian. Tidak masuk indikator kinerja. Bahkan tidak ada yang peduli kalau ia dibiarkan begitu saja.

Tetapi pegawai ini merapikannya seakan itu bagian dari ritmenya. Tanpa menampilkan “etos kerja”, tanpa merasa harus bangga. Tidak ada intensi menunjukkan diri. Hanya naluri sederhana: kalau sesuatu miring, tegakkan. Kalau ada sesuatu yang bisa diperbaiki dalam satu detik, lakukan.

Dalam Sistem Sunyi, ini bentuk rendah hati dari disiplin: bekerja rapi bukan karena ingin tampak rajin, tapi karena keteraturan sudah menjadi bagian dari cara berjalan.

Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.

  • merawat ruang kerja tanpa panggung
  • menyelesaikan yang kecil tanpa menunggu instruksi
  • tidak mengumumkan “aku peduli”
  • menghargai kerapian sebagai bagian dari nilai diri, bukan penilaian orang
  • bergerak otomatis karena hati sudah terbiasa ringan

Tidak ada satu pun pelanggan yang sadar. Tidak ada supervisor yang mencatat. Rak tidak berubah besar. Tapi ruang terasa sedikit lebih tertata. Dan kadang, ketenangan di tempat umum datang dari hal-hal kecil seperti itu.

Kebiasaan rapi bukan untuk dipuji; kadang hanya cara seseorang menghormati ruang yang ia tempati.

Kutipan
Ada orang yang merapikan dunia bukan untuk dilihat, tapi karena mereka tidak betah membiarkannya miring.

Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.

Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.

Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com

Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.

Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.

Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.

Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.

Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.

Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.

 

Kuis Kepribadian Presiden RI
🔥 Teratas: Habibie (25.4%), Gusdur (16.9%), Jokowi (16%), Megawati (11.7%), Soeharto (10.3%)

Ramai Dibaca

Terbaru