Waktu yang Menenangkan
Tentang belajar menerima perubahan tanpa kehilangan keseimbangan.
✧ Orbit
Waktu tidak datang untuk merebut, tapi untuk menenangkan, bagi yang mau berhenti melawannya.
Waktu menjadi menenangkan ketika manusia berhenti ingin mengendalikannya. Yang berlalu bukan kehilangan, tapi pelajaran yang membuat kita lebih dalam memahami kehidupan.
Ia dulu memandang waktu seperti lawan yang tak bisa dikalahkan. Setiap hari terasa seperti perlombaan: antara ambisi dan usia, antara keinginan dan kesempatan. Ia hidup dalam hitungan, bukan dalam kehadiran. Dan di tengah langkah yang terus dikejar detik, ia kehilangan rasa sederhana bernama cukup.
Suatu sore, ia duduk di balkon rumah, menatap bayangan matahari yang bergeser di dinding. Tak ada hal besar yang terjadi, hanya cahaya yang berpindah perlahan. Namun entah mengapa, momen itu menenangkan. Ia baru sadar, waktu tidak pernah berlari, manusialah yang tergesa. Dan selama ini, ketegangan yang ia rasakan bukan datang dari waktu, melainkan dari penolakannya terhadap ritme alamiah kehidupan.
Sejak hari itu, ia mulai berhenti mengukur segalanya. Ia tetap bekerja, tetap bermimpi, tapi tanpa terburu. Ia belajar bahwa setiap hal memiliki musimnya sendiri: ada masa tumbuh, masa menunggu, masa berbuah, dan masa diam. Ketika ia mempercayai ritme itu, hidup menjadi lebih ringan, dan waktu berhenti terasa seperti ancaman.
Ia juga menyadari, yang hilang seiring waktu bukan keberadaan, melainkan bentuk. Segalanya berubah, tapi inti dari kehidupan tetap sama: cinta, rasa ingin tahu, dan ketenangan yang mengalir di balik semuanya. Dan dalam kesadaran itu, ia tak lagi takut menua, kehilangan, atau terlambat. Karena tidak ada yang benar-benar pergi; semuanya hanya berpindah tempat di dalam dirinya.
Kini setiap pagi tidak lagi dimulai dengan daftar pekerjaan, tapi dengan rasa syukur. Ia tidak ingin mempercepat hari, cukup hadir di dalamnya. Dan di tengah dunia yang sibuk mengejar masa depan, ia menemukan kebebasan paling sederhana: hidup tanpa dikejar waktu, tapi juga tanpa berhenti mencintai perjalanan.
Catatan
Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber:
RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)
(Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)



