Di depan pintu masjid, deretan sandal biasanya membentuk pola yang tidak teratur. Beberapa menghadap ke dalam, sebagian menyamping, ada yang tergeletak terbalik. Seorang warga datang, menunduk sebentar, memutar beberapa pasang sandal agar rapi dan mudah dipakai kembali. Tidak ada yang memperhatikan. Tidak ada komentar. Setelah itu ia langsung melangkah masuk untuk salat.
Ruang ibadah sering menjadi tempat orang menyucikan batin, namun ketertiban fisik di sekitarnya kadang dibiarkan biasa saja. Sandal bisa saja tetap berserakan, dan tidak ada yang benar-benar menganggap itu masalah.
Orang ini memilih mengurus kekacauan kecil itu tanpa penanda, tanpa ingin menjadi teladan, tanpa gerakan demonstratif. Ia tidak menunjuk kesalahan orang lain, tidak menghela napas panjang, tidak menjadikan tindakan itu “nilai lebih”.
Baginya, mungkin itu hanya refleks sederhana: jika ada hal yang bisa dirapikan dalam beberapa detik, rapikan. Kalau ada ruang yang bisa terasa sedikit lebih nyaman setelah disentuh, sentuh.
Dalam Sistem Sunyi, ini bentuk disiplin halus: melakukan yang baik tanpa menyisakan jejak siapa pelakunya.
Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.
- menjaga ruang suci juga dari hal-hal kecil
- merapikan tanpa mengumumkan
- tidak merasa pekerjaan kecil itu istimewa
- menjadi pembawa keteraturan, bukan penilai ketidakteraturan
- melanjutkan ibadah tanpa membawa kredit moral
Sandal yang tadinya saling tumpang tetap sandal biasa. Tidak ada perubahan besar, hanya kemudahan kecil bagi orang berikutnya. Dan di banyak tempat, dunia bergerak tetap rapi karena ada orang yang tidak membiarkan hal kecil merosot menjadi kebiasaan berantakan.
Kebaikan dalam bentuk paling bersahaja: meluruskan sesuatu yang bengkok tanpa menyebut siapa yang meluruskan.
Kutipan
Ada orang yang menjaga ketenangan tempat ibadah bahkan sebelum mereka masuk ke dalamnya.
Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.
Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



