Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 01
P. 29
No.1/Th.I/Juli 2005 31saksi, BLBI, dan lain-lain.Hendarman berniat pula membongkar kembali 26 kasus yang sudahdi-SP-3-kan, yang berdasarkan pendapat umum atau second opinion layakdibuka kembali, seperti kasus GinandjarKartasasmita, misalnya. Republika (18/6), mengutip pernyataan Hendarmanmenulis, selama bulan Juni TimtasTipikor akan menyidik 10 kasus, termasuk diantaranya kasus Jamsostekdan Departemen Agama.Siapakah Dia?Ia mempunyai motto bertugas “Korupsi No, Berantas Yes!”. Suami dari DrSri Kusumo Amdani, DSA, M.Sc, kelahiran Klaten, Jawa Tengah 6 Januari1947, ini merupakan tipe pria sederhananamun tergolong berani. Ia semakinberani memberantas korupsi setelahmemperoleh kepastian besarnya komitmen Presiden Yudhoyono mendukungnya.“Saya tidak mau hanya menjadibemper. Rakyat Indonesia sudah muakdengan korupsi. Jadi, kalau saya diangkat dan dipilih memimpin timpemberantasan korupsi ini, saya harustahu secara pasti apa jaminan Presidenyang telah memilih kami. Saya ini tidakbeban, nothing to lose, karena tohselama ini saya adalah orang yangtenggelam di Kejaksaan,” kata Hendarman, sebagaimana dikutip situsplaza web para tokoh Indonesia, TokohIndonesia.Com. (Lihat alamat URL:WWW.TokohIndonesia.Com/H/Hendarman-Supandji).Hendarman memang mempunyainiat yang tulus dan ingin sungguhsungguh bekerja memikul tanggungjawab yang diberikan. Prinsip hidupdemikian sudah menjadi sifatnya selama 25 tahun menenggelamkan diri diKejaksaan. Ia pun berani berujar langsung kepada Presiden Yudhoyono,meminta komitmen dari Presiden agarmendukungnya memberantas korupsi.Sebagaimana dikutip TokohIndonesia.Com, dalam sebuah kesempatandialog untuk mengetahui komitmenPresiden Yudhoyono, sekaligus untukmemperoleh kekuatan energi pemberantasan korupsi, Hendarman bertanya, “Seandainya di dalam menjalankan tugas itu, saya menemukanketerlibatan teman Bapak Presiden,sahabat Bapak, atau pembantu Bapak,apa yang akan Bapak Presiden lakukan?”.“Silakan jalan terus. Saya tidakpernah akan intervensi,” jawab Presidensingkat. Hendarman masih meneruskan,”“Bapak Presiden, di dalampenegakan hukum, janganlah Bapakberstandar ganda. Bapak jangan hanyamenindak mereka yang menjadimusuh-musuh Bapak, tetapi Bapak jugaharus berani menindak teman, sahabatBapak, atau saudara-saudara Bapak.Sebab, jabatan yang Bapak sandang itutidak akan lama. Jika Bapak berstandarganda di dalam penegakan hukum, danbila suatu hari Bapak jatuh, pasti Bapakakan kena masalah.”Yes!”Hendarman Supandji Hendarman SupandjiLahir: Klaten, 6 Januari 1947, Isteri: Isteri: Dr Sri Kusumo Amdani, DSA., M.Sc., Pendidikan: Pendidikan:Pendidikan: Fakultas Hukum Universitas Diponegoro,1972, Tugas/Karir: Tugas/Karir:Tugas/Karir: Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, 1979-1981 • Pusat Operasi Intelijen Kejaksaan Agung, 1982-1983 •Diperbantukan di Badan Koordinasi Instruksi Presiden untuk masalah narkotika dan diperbantukan di Botasupal Bakin, 1984-1985 • Kepala seksi penanggulangan tindak pidana umum intelijen Kejaksaan Agung, 1985-1990 • Atase Kejaksaan di KBRIBangkok, 1990-1995 • Pusdiklat Kejaksaan Agung, 1995-1996 • Asisten Perdata dan TUN di Kejati Palembang, 1996-1997 • Stafkhusus Jaksa Agung, 1998 • Kepala Biro Keuangan Kejaksaan Agung, 1998-2002 • Jaksa tinggi di DIY dan Sekretaris JaksaAgung Muda Pengawasan sebelum dipilih menjadi JAM Pidsus April (25/4) lalu, 2002-2004, Tulisan: Tulisan:Tulisan: ≈Meningkatkan WibawaPeradilan dalam Rangka Mengurangi Pelecehan HukumΔ, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), 2000.Setelah menjadi Ketua TimtasTipikor hampir tiap pekan kejutan demikejutan muncul dari Hendarman. Putradokter tentara ini rajin mengumumkansetiap tersangka baru secara terbuka,dari puluhan kasus yang ditangani.Lulusan Fakultas Hukum UniversitasDiponegoro (Undip), Semarang, tahun1972, ini adalah kunci utama atassejumlah penyidikan korupsi.Mantan Jaksa Tinggi Yogyakartayang menulis buku “MeningkatkanWibawa Peradilan dalam Rangka Mengurangi Pelecehan Hukum,” diterbitkan tahun 2000 oleh Lembaga Ketahanan Nasional, adalah penerimapenghargaan sebagai”“pegawai yangrajin dan jujur” dari Kepala KejaksaanTinggi Kalimantan Timur di tahun1970-an. Sebagai jaksa karir, Hendarman pernah menjalani penugasan diberbagai daerah dan institusi.Indo Pos (14/5) menyebut Hendarman Supandji sebagai jaksa seniorberpangkat IV/e. Dulu, sebagai Sekretaris JAM Pengawasan, ia tidakberurusan dengan penanganan perkara.Tetapi setelah menjabat JAM-Pidsus,merangkap pula Ketua TimtasTipikor,Hendarman mulai memperoleh pengawalan ekstra ketat setingkat menteri.Walau demikian sehari-hari ia tetaplahtampil sederhana, menggunakan mobildinas berupa sedan bekas BMW seri320i warna coklat, berpelat nomor B2724 BS, mobil dinas eselon I Kejagung‘warisan’ empat JAM-Pidsus terdahulu.Mobil ini terakhir kali dipakai olehSudhono Iswahyudi, mantan JAMPidsus yang kini memasuki pensiun.Sebelumnya Hendarman malah hanyamengendarai Toyota Kijang warnahijau.Sebagai Ketua TimtasTipikor Hendarman bekerja di Lantai II GedungBundar Kejaksaan Agung.Kemana pun pergi ia selalu mendapatpengawalan ketat dari empat petugasberseragam sipil, berasal dari kesatuanmiliter. Pengawal itu disiplin berjalanberiringan dengan Hendarman, mengendarai mobil Nisaan Terrano, jenisSpirit berpelat B 8728 YN.■ (HT-AF)