Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 01
P. 23
No.1/Th.I/Juli 2005 25Pelik 7 September 2004, Munir meninggaldalam penerbangan Singapura-Belanda. 14 September 2004, dari hasil otopsi diBandara Schipol, Belanda, disimpulkanMunir meninggal karena diracun. 11 November 2004, hasil uji ulang olehNetherlands Forensich Institute ditemukan timbunan arsenik (460 mg) ditubuh Munir. 22 November 2004, Komisi III DPR-RImembentuk Tim Pencari fakta (TPF)Munir. 23 November 2004, Presiden SusiloBambang Yudhoyono menandatanganipembentukan TPF Munir yang diketuaiBrigjen Pol Marsudhi Hanafi, anggotanya 12 orang. TPF diberi waktu tigabulan untuk melacak fakta atas kematian Munir. Bisa diperpanjang hinggaenam bulan. 18 Maret 2005, Pollycarpus BudihariPriyanto, pilot maskapai penerbanganGaruda Indonesia yang bertukar tempatduduk dengan Munir, dinyatakan sebagai tersangka dan ditahan di MabesPolri. 2 Mei 2005, TPF kesulitan memanggilNurhadi Djazuli, mantan SekretarisUtana Badan Intelijen Negara (BIN).Kemudian, TPF menandatangani protokol kerja sama dengan BIN. 9 Mei 2005, Nurhadi Djazuli diperiksaTPF. 11 Mei 2005, TPF bertemu PresidenSBY, melaporkan berbagai hambatankerja TPF. 16 Mei 2005, Muchdi PR, mantan DeputiV BIN, diperiksa di Mabes Polri sebagaisaksi. 17 Mei 2005, masa penahanan Pollycarpus diperpanjang 30 hari. YetiSusmiati (pramugari) dan Oedi Irianto(petugas pantry) Garuda yang bertugassaat penerbangan Munir ditetapkansebagai tersangka oleh Mabes Polri.Bersama Pollycarpus, keduanya diskorsdari Garuda. 18 Mei 2005, bersama Kepala BINSyamsir Siregar, Kapolri Jenderal Da’iBachtiar dan Menteri Kehakiman danHAM Hamid Awaludin, TPF bertemuPresiden SBY. TPF melaporkan temuannya, termasuk kontak teleponPollycarpus dengan kantor Muchdi PR. 27 Mei 2005, mantan Kepala BINHendropriyono, mangkir dari panggilanTPF 29 Mei 2005, Hendropriyono melaporkan Usman Hamid dan RachlanNashidik (anggota TPF) ke Mabes Polriatas tuduhan pencemaran nama baik. 6 Juni 2005, TPF melayangkan suratpemanggilan kedua kepada Hendropriyono, tapi ia tak mau datang. 7 Juni 2005, lagi-lagi Hendro menolakpanggilan TPF untuk ketiga kalinya. 14 Juni 2005, TPF menemukan dokumen intelijen yang mengungkapempat skenario pembunuhan Munir,yaitu menabrak dengan mobil, memintabantuan dukun santet, meracun dikantor Kontras dan meracun Munir saatpenerbangan. 23 Juni 2005, masa kerja TPF berakhir.(Sumber: majalah GATRA edisi 25 Juni 2005)pencari fakta - bukan penadah fakta -TPF mestinya datang ke tempatnyauntuk mencari fakta.“Kalau dulu zaman Kopkamtib orang bisa dipaksa. Jika dia tidak memenuhi panggilan akan dijemput.Tetapi rakyat kini jadi raja dan tidakbisa dipaksa seperti itu,” katanya,seperti dikutip Media Indonesia, Selasa,21 Juni 2005.Soal DokumenSementara itu, dokumen yang ditemukan TPF isinya cuma delapanhalaman, namun isinya cukup menghebohkan. Karena, selain memuatempat skenario pembunuhan Munir,juga berisi nama sejumlah tokoh penting yang terlibat dan juga nama tokotempat racun arsenik itu diperoleh.Dari empat skenario itu hanya satuyang bisa dijalankan, demikian dikatakan Ketua TPF Brigjen Pol MarsudhiHanafi, yang dikutip majalah GATRANo. 32.Skenario pertama, pembunuhanMunir dibuat seolah-olah sebagai kecelakaan lalu lintas, dengan menabrakkendaraannya. Skenario kedua, Munirdihabisi dengan menggunakan ilmuhitam atau santet. Skenario ketiga,pembunuhan dilakukan di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan KorbanKekerasan (Kontras), dengan melibatkan orang Kontras yang sudah ‘dibina’.Namun ketiga skenario itu gagal atau dibatalkan.Munir akhirnya meninggal denganskenario keempat, yakni dengan meracuninya di dalam pesawat Garudabernomor penerbangan GA-974 pada 7Sepember lalu, saat dia menuju Amsterdam, Belanda.Dilaporkan majalah Tempo edisi 20-26 Juni 2005, penyelidikan yang dilakukan Institut Forensik Belanda menemukan larutan arsenik di sampeldarah Munir, sejumlah 3,1 miligram perliter. Padahal, ambang batas yang bisaditolerir tubuh manusia hanya 1,7miligram.Dokumen ini lantas dipertanyakanpihak Badan Intelijen Negara (BIN).Kepala BIN, Mayjen Syamsir Siregar,menyatakan belum pernah melihat danmembaca dokumen tersebut. Dalamlaporan Republika, 16 Juni 2005,Syamsir menyatakan sejauh ini sudahada enam orang anggota BIN yangdiperiksa. Yakni mereka yang kemungkinan dengan jabatannya ada akses kekasus itu.■Memburu Pembunuh Munir