Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 01
P. 18


                                    BERITA KHAS20 No.1/Th.I/Juli 2005adalah Rustam Effendi memegangjabatan Kepala Dinas Perhubungan.Seorang pamong yang memiliki trackrecord mengesankan di setiap posjabatan yang dipercayakan padanya.Sutiyoso, memilih pamong yangmampu bertindak layaknya entrepreneur untuk membantunya menatatransportasi Jakarta yang sedemikianrumit.Rustam membantunya merumuskan langkah yang perlu diambil PemdaDKI sebagai solusi nyata mengatasipermasalahan transportasi kota Jakarta. Langkah atau solusi nyata itudisebut Program Pengembangan PolaTransportasi Makro (PTM) DKI Jakartaatau Jakarta Macro TransportationScheme (JMaTS).Pola Transportasi Makro itu mengintegrasikan empat sistem transportasiumum, yakni bus priority (antara lainbusway), Light Rail Transit (LRT), MassRapid Transit (MRT) dan AngkutanSungai, Danau dan Penyeberangan(ASDP). Dengan PTM yang memanfaatkan tiga basis transportasi yaitujalan, rel dan air, ditambah kebijakantraffic restraints (pembatasan lalulintas), diharapkan kemacetan Jakartasudah teratasi pada tahun 2007 ataupaling lambat tahun 2010.Sangat fantastis dan revolusioner,mematahkan ketakutan warga bahwatahun 2014 Jakarta akan kolaps danmacet total akibat ketidakseimbanganpertumbuhan kendaraan bermotordengan jalan. Jika tidak diambil langkah PTM itu, dipastikan persis di tahun2014 kedua vektor pertumbuhan kendaraan dan jalan akan bertemu di satutitik untuk mentok dan memacetkanJakarta.Transjakarta BuswayPola transportasi terintegrasi itu,telah diawali dengan beroperasinyaTransjakarta Busway, sejak 15 Januari2004.Hal ini dianggap sebagai titik awalatau embrio reformasi total angkutanumum ibukota Jakarta yang lebihnyaman, layak dan manusiawi. sekaligus sebagai bukti keberpihakan Pemerintah daerah DKI Jakarta terhadapmasyarakat pengguna angkutan umum.Ketika mula mewujudkan ide ini,Sutiyoso dan para stafnya dicercabahkan dituding melakukan korupsidengan me mark up biaya pembangunan busway itu. Namun, Sutiyosoterus melangkah. Hujatan tak bisamembendung reformasi total transportasi itu.Tak berapa lama hujatan itu punberubah menjadi pujian. Satu bulanberikutnya, hasil penelitian Japan International for Cooperation Agency(JICA) bekerjasama dengan Bappenas,menun-jukkan sebanyak 14% penggunabusway terbukti berasal dari kalanganberduit yang sebelumnya pengendaramobil pribadi. Mereka inilah yangawalnya menolak keras ide baru buswaysebab menduga lajur jalannya akanmenyem-pit diambil busway.Dengan rendah hati, Rustam Effendimengakui, busway sama sekali belumlah menyelesaikan kemacetan Jakarta.Baginya busway di luar fungsi teknismembawa misi lain sebagai saranaedukatif masyarakat agar berdisiplindalam berlalu lintas, mengajak pengguna kendaraan pribadi untuk lebihbaik menggunakan angkutan umum(busway), dan sekaligus sebagai buktikeberpihakan Pemerintah Daerah DKIJakarta terhadap masyarakat penggunaangkutan umum. Pengelolaan buswayselanjutnya diserahkan ke Badan Pengelola (BP) TransJakarta. Rustam menyebutkan hingga tahun2010, Dinas Perhubungan DKI Jakartatelah menyiapkan sebanyak 15 corridorbus priority.Sembilan koridor di antaranya bisalangsung siap diaplikasikan menjadibusway. Enam sisanya masih harusmelalui modifikasi, seperti memperlebar jalan yang sempit dengan membebaskan tanah warga, atau mengambilsisi-sisi sungai kalau memang adasungai yang bisa dimanfaatkan. Atau,bila perlu dinaikkan ke atas menjadi elevated road.Busway Koridor-1 sudah operasionalGubernur Sutiyoso: Pola trasportasimakro Jakarta. FOTO RICKYL
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22