Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 01
P. 27


                                    No.1/Th.I/Juli 2005 29Kompas edisi 12 Juni 2005menuliskan kisah JanchePulumbara, seorangmahasiswa sebuahperguruan tinggi swasta(PTS) di bilangan Jakarta Pusat, yangmerasa kecewa, bercampur sesal dankesal, karena merasa ditipu PTS tempatnya kuliah sekarang.Janche telah dikelabui pengelolakampusnya lewat brosur promosi yangdiperolehnya selepas menamatkanSMU dulu. Brosur itu menjanjikanberbagai fasilitas yang akan didapatkanselama kuliah di PTS itu. Dia punterpikat dengan janji-janji itu, danmendaftarkan diri sebagai mahasiswa diPTS itu.Belakangan, setelah dua tahunberlalu, Janche baru menyadari bahwadirinya telah dikelabui oleh pengelolakampusnya melalui janji-janji mulukdalam brosur itu.“Saya sudah masuk semester empat(sekarang), namun ternyata fasilitasyang dijanjikan seperti yang tertulisdalam brosur itu tidak ada,”ujar Janchedengan nada gusar.Hal lain yang semakin membuatnyamasygul adalah peringkat akreditasi Bpada program studinya yang dipromosikan PTS itu ternyata palsu.Fakta itu diketahuinya setelah mengecek langsung ke Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis). Faktayang sebenarnya, peringkat akreditasiprogram studinya adalah C.Mungkin masih banyak “korbanbrosur” lain seperti Janche. Dan, tidakmustahil pula, modus penipuan lewatbrosur telah mencari mangsa-mangsabaru, para lulusan SMU yang kebingungan memilih PTS. Janji palsu PTS itubersinergi dengan sikap tidak hati-haticalon mahasiswa dalam menentukanpilihan.Kasus yang menimpa Janche di atasmerupakan satu contoh faktual yangdisodorkan Kompas dalam menyorotisecara kritis fenomena ‘penipuan’ PTSterhadap mahasiswa baru.Apa yang dialami Janche ini bukantidak mungkin juga menimpa mahasiswa yang lain. Karena kealpaan ataukurang hati-hati dalam memilih bidangstudi sehingga’“terperangkap” mendaftar ke perguruan tinggi tersebut.Menyongsong tahun akademik baru2005-2006, berbagai PTS di seluruhIndonesia bisa dipastikan telah gencarmelakukan promosi untuk menanggukpara lulusan SMU.Mulai dari pemasangan spandukspanduk di lokasi-lokasi strategi, penyebaran brosur-brosur berisi profil dankualifikasi yang dimilikinya ke sekolahsekolah, sampai memasang iklan diberbagai media cetak dan elektronik(radio dan televisi).Jelas bahwa melalui spanduk, brosur, dan iklan spot tadi PTS-PTS menawarkan berbagai program studi plusstatus akreditasinya, dan tak ketinggalan pula sejumlah keunggulan danfasilitas yang dimilikinya.Memang, di satu sisi, begitu banyaknya penawaran dari berbagai PTS paling tidak menjadi referensi bagi paracalon mahasiswa untuk menentukanpilihan.Misalnya, calon mahasiswa bisamemilih berdasarkan status akreditasiPTS bersangkutan, atau atas dasarberbagai keunggulan dan fasilitas yangditawarkan, ketersediaan waktu kuliah,kedekatan dengan tempat tinggal, ataupertimbangan kemampuan keuanganyang dimiliki untuk membayar uangkuliah.Akan tetapi, di lain sisi, para calonmahasiswa sepatutnya mencari kebenaran atau keakuratan data-datayang ditawarkan PTS lewat spanduk,brosur, atau iklan.Karena bukan tidak mungkin apayang ditawarkan itu tidak sesuai dengankondisi dan fakta yang sebenarnya alias‘indah kabar dari rupa’.Pihak Dirjen Dikti Depdiknas mengakui adanya PTS-PTS yang mempromosikan akreditasi program-program studi yang tidak sesuai dengankenyataan.Pihak Dikti menyarankan kepadasetiap calon mahasiswa atau orangtuanya, apabila muncul keraguan atauingin terhindar dari salah pilih PTS,untuk melakukan pengecekan langsung ke Ditjen Dikti atau denganmembuka situs www.dikti.org. Banyakinformasi tentang perguruan tinggi(negeri dan swasta) yang disajikandalam situs itu.Semua itu bisa menjadi referensiyang sangat bermanfaat bagi calonmahasiswa agar tidak termakan promosi PTS yang menyesatkan. Kejeliandan ketelitian, itulah kunci agar pilihantak menjadi penyesalan di belakanghari. ■ (SP/AF)Agar PilihanTak Jadi PenyesalanBanyak perguruantinggi swastamenebar janji lewatiklan dan promosi dimedia massa.Masyarakat harus jelikarena tidak semuaprogram studiterakreditasi.BERITA PENDIDIKAN
                                
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31