Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 01
P. 26
PROFIL MEDIA28 No.1/Th.I/Juli 2005Suratkabar PertamaDitulis TanganE mpat abad yang lalu,suratkabar cetak berkalahanya dilanggani oleh orang-orang kaya raya diStrasbourg. Pemiliknya,Johann Carolus, memberi nama, Relation, bagi koran setebal 4 sampai 6halaman itu. Akta pendirian korantersebut kini tersimpan di The Gutenberg Museum, Maiz, Jerman.Bukti tersebut tertera di dalamsebuah petisi yang ditulis tangan olehCarolus, Oktober 1605 dan dikirim keDewan Kota Strasbourg (kini di Prancis). Carolus meminta perlindunganDewan dari upaya penerbit lain mencetak ulang buletinnya. Surat itu terselipdi antara tumpukan arsip Strasbourg,diketemukan oleh Martin Welke, pendiri German Newspaper Museum, danProfesor Jean Pierre Kintz, ahli sejarahStrasbourg.Penemuan itu, menurut KoranTempo (16/6) yang mengutip WorldAssociation of Newspapers, dilaporkankepada WAN dan dipresentasikan dipertemuan tahunan asosiasi tersebut diSeoul, awal Juni.Pertama-tama Carolus menerbitkansuratkabarnya dalam tulisan tangan,dan menjualnya hanya kepada orangorang kaya dengan harga sangat mahal.Dia menerbitkan buletin itu denganmempekerjakan jaringan korespondenyang dibayar.Carolus kemudian membeli tokopercetakan dari seorang janda pemilikpercetakan terkenal pada tahun 1604.Hanya setahun kemudian, pada musimpanas 1605, Carolus memulai Relationdengan cetakan. Sebab, menggunakantulis tangan memakan waktu dan melelahkan. Naluri bisnis Carolus jugajalan. Jika dicetak, korannya bisa lebihmurah, tetapi sirkulasinya bisa lebihluas.Juli ini, Gutenberg Museum menggelar pameran besar, sekaligus merayakan kelahiran suratkabar cetak.Meskipun WAN mengakui 1605 sebagaitahun kelahiran suratkabar cetak pertama, sebenarnya cikal bakal suratkabarsudah ada sejak Julius Cesar memerintah Romawi 59 SM, namanya ActaDiurna. Informasi tentang kejadiankejadian sosial dan politik ditulis dipapan-papan tulis putih ukuran besaryang dipasang di tempat-tempat ramai.Era suratkabar dengan kertas cetakan dipercaya muncul pertama kali diCina, tahun 713. Namanya, BeritaSerba-serbi, muncul di Beijing. Tahun1559, pemerintah Venesia menerbitkanNotiziescritte, suratkabar bulanan. Koran Corante terbit di Inggris tahun 1621,disusul koran Gazette yang terbit diPrancis tahun 1631. Kemudian diSwedia, tahun 1645, muncul suratkabartertua, Post-och Inrikes Tidningar,masih beredar sampai sekarang. Koranpertama Amerika, Publick Occurrencies, terbit di Boston, tahun 1690.Tahun 1814, John Walter menerbitkan The Times di London. Dia mengganti pencetakan manual dengan dengan mesin cetak Koenig yang mampumenghasilkan 1.100 lembar suratkabarper jam. Yomiuri Shimbun, terbit tahun1874 di Jepang, mencatat oplag terbesardi dunia, 10 juta eksemplar sehari. Fotopertama muncul di suratkabar tahun1890.Usia suratkabar cetak sudah menginjak 400tahun. Asosiasi Suratkabar Dunia menetapkanakta kelahiran koran Relation, tahun 1605,sebagai tonggak kelahiran suratkabar.Kompas BerubahK ompas,koran terbesar di Indonesia, berubah, tepatpada usia 40tahun, Selasa28 juni 2005. Perubahan itu, tampaknya direncanakan secara matang. Jakob Oetama,Pemimpin Umum koran yang terbit sejak28 Juni 1965, memaknai perubahan itudalam artikel di atas headline (28/6) bertajuk:Perjalanan Panjang Menuju PengabdianKedua.Dalam tajuknya dijelaskan pulamengapa Kompas diredisasin sekarang?Justru karena dewasa ini kondisiKompas serba sehat, segar dan baik.Redisain Kompas dilakukan secaraserius oleh tim yang didukung semuabagian, redaksi, percetakan, periklanan,pemasaran dan manajemen. Sertadisiapkan dengan membayar jasa MarioGarcia, seorang ahli redisain surat kabarterkenal dewasa ini.Mario Gracia, yang profilnya disajikandalam rubrik Sosok pada edisi yang sama,juga menulis perihal redisain Kompas itudalam rubrik Opini bertajuk: Disain untukPembaca Era Digital. Dilengkapi tulisanDaniel Dhakidae, Kepala Litbang Kompas,berjudul: Kompas 2005, Mengapa Berubah.Bahkan pada halaman 38 disajikan PanduanMembaca Kompas.Tampaknya Kompas tidak sekadarmelakukan perubahan tata letak, tetapi jugaisi dan gaya. Perubahan itu membuatKompas tampil dalam kemasan yang lebihvisual, dengan pembagian rubrik yang lebihlancar dan lebih mudah, dan isi tetap rajanya.Isi yang dapat dipercaya. Bagaimanapunkemasannya ditampilkan, isi (berita) adalahtetap bagian penentu utama penerbitan. Content is king.Namun, tulis koran ini dalam tajuk, visidan komitmen Kompas tidak berubah, tetapidiaktualisasikan dan dibuat lebih relevandengan perkembangan dan perubahanzaman, lebih-lebih kebutuhan pembacanya.■