Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 44
BERITA POLITIK44 BERITAINDONESIA, Agustus 2005A muk massa melandaBintuhan, Kabupaten Kaur,Provinsi Bengkulu, Senin(25/7). Sekitar lima ribuanwa r g a d a r i s e j u mlahkecamatan —sebagian bersenjatakanparang dan pentungan—membakar kantor Dinas Permukiman dan PrasaranaWilayah, Kantor Urusan Agama, kantorCamat Kaur Selatan, dan rumah dinasKetua DPRD Kaur, serta tiga mobil yangdiparkir.Kantor Komisi Pemilihan UmumDaerah (KPUD), kantor Bupati, dangedung DPRD Kaur mereka lemparidengan batu sampai rusak parah, begitupun semua peralatan di dalamnya. Massaadalah pendukung empat pasangan calonbupati/wakil bupati yang kalah dan tidakpuas hasil Pilkada yang dinilai penuhkecurangan.Peristiwa mengenaskan pasca-prosesipemilihan bupati/wakil bupati Kaur itumenambah daftar panjang kasus amukmassa yang merupakan ekses pemilihankepala daerah (Pilkada) secara langsung,yang secara nasional dimulai sejak 1 Juni2005.Sebelumnya, amuk massa terjadi diSurabaya (12/7). Seperti diberitakanharian Surya (13/7), Kota Pahlawan itudilanda aksi anarkis massa yang merangsek masuk ke dalam gedung DPRD Surabaya. Sebagai bentuk pelampiasan kekecewaan atas hasil pemilihan WalikotaSurabaya, massa lantas merusak sejumlah sarana di gedung wakil rakyat itu,termasuk kantor Ketua DPRD Surabaya.Dua contoh kasus di atas menyembulkan satu kesimpulan, perhelatanPilkada ternyata menimbulkan eksesyang mungkin tidak disadari, tidakdiprediksi, dan tidak diantisipasi sebelumnya oleh DPR-RI yang melahirkanUU Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah –payung hukumpelaksanaan Pilkada.Memang, Pilkada di sebagian daerahberlangsung aman, tertib, dan lancar.Tapi, di sebagian daerah lainya, Pilkadadianggap–‘bermasalah’. Persoalan yangmelingkupinya juga bermacam-macam,mulai dari yang bersifat teknis sampainonteknis.Sebut saja, misalnya, mulai darimanipulasi jumlah surat suara, pemilihTerjadi fenomena penolakan hasil Pilkada.Belum siap menerima kekalahan atauakibat tidak netralnya panitia?AnarkismePesta Politik Lokalyang tidak dapat menggunakan hakpilihnya karena tidak terdaftar atau tidakmemiliki kartu pemilih, administrasipendaftaran pemilih yang dianggapmengada-ada seperti orang yang sudahmeninggal/anak Balita diberikan kartupemilih, sampai independensi KPUDyang diragukan.Tapi, dengan mengasumikan bahwapemilihan sejatinya telah berlangsungdemokratis, merebaknya aksi massapasca-Pilkada mencerminkan masihada pihak-pihak yang belum bisa menerima kenyataan; kalah dalam pertarungan. Q AF/SPKerusuhan terjadi di Ternate, Maluku Utara,menyusul demonstrasi massa pendukungsalah satu pasangan calon walikota/wakilwalikota Ternate, yang kalah dalam Pilkada27 Juni. Massa menuduh KPU Ternateberlaku curang terkait ditemukannyaribuan kartu pemilih yang tidak disalurkandi tempat sampah, termauk kartu pemilihfiktif.Penghitungan suara pemilihan bupati/wakilbupati Sukoharjo, Jawa Tengah, oleh KPUDsempat dihentikan menyusul desakanmassa pendukung salah satu pasangancalon yang mencurigai adanya politik uangoleh pasangan calon lain, dalam Pilkada27 Juni.Kericuhan di Kabupaten Manggarai, NTT,menyusul penolakan salah satu pasangancalon atas hasil perhitungan suara Pilkada27 Juni. KPUD dituduh berbuat curangkarena tidak mendaftarkan ribuan pemilihsah di Desa Wae Rii.Ribuan massa menamakan diri KomitePerjuangan Rakyat Halsel membakarkantor DPRD Kabupaten HalmaheraSelatan (Halsel), Maluku Utara. Jugadibakar 5 mobil dinas DPRD dan 1 mobildinas KPUD. Rumah Ketua DPRD Halselrusak parah dilempari batu. Diduga, aksiitu dipicu keputusan Pengadilan TinggiMalut yang menolak gugatan tim suksessalah satu pasangan calon bupati yangkalah dalam Pilkada 27 Juni.Ratusan warga pendukung pasangan calonwalikota/wakil walikota di Kota Bitung,Sulawesi Utara, menduduki kantor KPUDsebagai bentuk tuntutan pemungutansuara ulang pada sejumlah PTS yang dinilaibermasalah di Kec. Bitung Timur. Aksi itujuga terakit indikasi 200 warga negaraFilipina yang diikutsertakan salah seorangcalon walikota mencoblos di TPS-TPS di3 kelurahan. Q AFPotret Carut-Marut Pilkada: