Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 46
BERITA PENDIDIKAN46 BERITAINDONESIA, Agustus 2005Bantuan Operasional SekolahLain di Bibir Lain di FaktaTernyata, penerimaan siswa baru tahunajaran 2005-2006 diwarnai pungutan danbiaya yang melangit.Kendati pemerintah bulanJuni lalu menggulirkankebijakan sekolah gratis,namun berbagai pungutanyang menjadi beban orangtua murid tetap berjalan terus. Baik itudi tingkat SD, SMP maupun SMA.Pemerintah seseungguhnya sebelumnya sudah mengalokasikan dana Rp 6,2triliun, sebagai Program KompensasiPengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak di Bidang Pendidikan, dan telah pulamemperoleh persetujuan DPR. SebesarRp 5,6 triliun diantaranya berupa bantuan operasional sekolah (BOS), sisanyauntuk beasiswa.Kepada koran Tempo (20/7), Bambang Sudibyo, Menteri Pendidikan Nasional, mengatakan BOS sebesar itudialokasikan untuk 40 juta siswa sekolahdasar, madrasah ibtidaiyah, sekolahmenengah pertama dan madrasah tsanawiyah, di seluruh Indonesia.Besarnya dana BOS membuat AlwiShihab, Menko Kesra, masih kepadakoran sama, memastikan setiap sekolahyang menerima bantuan lebih besar dariiuran bulanan siswa “harus membebaskan segala bentuk iuran kepada semuasiswa”.Sedangkan kepada sekolah yangmendapatkan bantuan lebih kecil dariiuran siswa, urai Shihab, sekolah tersebutberkewajiban melaksanakan sekolahgratis terbatas. “Siswa miskin harusdibebaskan dari iuran,” tegasnya.Pemerintah Tidak BerdayaNyatanya apa yang diucapkan takselalu sama dengan apa yang dapatdisaksikan. Malah sebelumnya Kompas(19/7) sebenarnya sudah menulis, upayapemerintah mewujudkan pendidikangratis SD-SMP dan sederajat dalambentuk pemberian biaya operasionalsekolah (BOS) pada tahun ajaran baru2005/2006, belum terwujud.Berdasarkan pantauan koran ini padahari pertama tahun ajaran baru, Senin(18/7), sejumlah sekolah dasar di sekitarJakarta tetap saja menarik pungutanuntuk komponen-komponen yang mestinya digratiskan, karena sudah ditanggungoleh BOS. Seperti pengadaan buku pelajaran, biaya formulir pendaftaran siswabaru, dan uang bangunan. Jumlah uangratusan ribu dengan berat hati terpaksadibayar oleh orang tua yang memasukkananaknya ke SD dan SMP.Dengan kebijakan baru bantuanoperasional sekolah, setiap siswa SD/MI/SD LB/SD salafiyah semestinya diasumsikan memperoleh BOS senilai Rp 235.000per tahun. Sedangkan siswa SMP/MTs/SMP LB/MTs salafiyah memperoleh Rp324.500 per tahun.Di seluruh Indonesia saat ini jumlahmurid pada jenjang pendidikan SD/MI/SD LB tercatat sebanyak 28,77 juta siswadan SD salafiyah 108.177 siswa. SMP/MTs/SMP LB 10,62 juta siswa dan SMPsalafiyah 114.433 siswa.Dengan BOS tidak ada lagi alasananak usia SD dan SLTP tidak mendapatlayanan pendidikan dasar. Sebab kendalabiaya pendidikan sudah bisa diatasi.“Karena semua komponen pokok biayapendidikan akan ditanggung oleh negara,maka tidak ada lagi alasan bagi anak usia7-15 tahun untuk tidak mendapatkanlayanan pendidikan dasar sembilantahun”, ujar Dirjen Pendidikan Dasar danMenengah, Depdiknas, Indra Djati Sidimenggaris bawahi penjelasan Mendiknasbulan Juni lalu.Mendiknas mengakui pemerintah takberdaya melarang sekolah untuk menarikpungutan dalam rangka penerimaansiswa baru (PSB). Ia juga tak bisa mengingkari fakta bahwa semua kegiatanpersekolahan butuh dana. Bambang padaakhirnya hanya bisa berbuat sebatasmenghimbau, agar para pengelola sekolah proporsional dalam menarikpungutan.Q SP,HTSejumlah siswa SMA Indonesia berhasilmeraih prestasi tertinggi di ajangolimpiade biologi, matematika dan fisikainternasional.Pada Olimpiade Biologi Internasional(OBI) ke-15, di Beijing, China, 10-17 Juli2005, tiga siswa berhasil meraih medaliperak masing-masing Pratomo Andi (siswaSMAN 1 Purwokerto), Fenrico Pratama(SMA Plus Riau), Ihsan Tria Pramanda (SMAPadang Panjang). Satu siswa lagi Diaz AdiUtama, dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, berhasil meraih medali perunggu.Dari 198 peserta OBI tahun 2005, berasaldari 50 negara, Pratomo Andi menempati peringkat ke-36, Fenrico ke-45, Ihsan ke-51, danDiaz ke-70.Beberapa hari sebelumnya di ajangOlimpiade Fisika Internasional (OFI), berlangsung 3-12 Juli 2005 di Salamanca,Spanyol, lima siswa Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) binaan Prof Yohanes SuryaPhD, berhasil merebut dua medali emas dantiga medali perunggu (Kompas, 11/7).Mereka adalah Andika Putra (SMA Sutomo1 Medan) dan Ali Sucipto (SMA Xaverius 1Palembang) peraih medali emas, dan tiga siswaperaih medali perunggu Purnawirman (SMANegeri 1 Pekanbaru), Michael Adrian (SMA Regina Pacis Bogor), dan Ario Prabowo (SMATaruna Nusantara Magelang).Dalam ajang OFI yang diikuti 340 pelajardari 76 negara, Indonesia menjadi negarayang disegani dalam kompetisi sains.Berdasarkan perolehan medali, Indonesiaunggul atas Amerika Serikat, Jerman, Australia, dan Vietnam yang masing-masingmeraih satu medali emas.Posisi Indonesia sejajar dengan Iran, India, dan Korea (dua emas). Posisi teratasditempati China dan Taiwan (lima emas),disusul Rusia (empat ems), dan Hongaria(tiga emas).Untuk Olimpiade Matematika Internasional (OMI), yang berlangsung 9-21Juli 2005 di Meksiko, Indonesia meraihtiga medali perunggu.Q HTIndonesia Raih Prestasidi Olimpiade Sains