Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 58


                                    LINTAS TAJUK58 BERITAINDONESIA, Oktober 2005≈P erjuangan Otsusbagi Bali kembali diembuskan,∆ tulisBali Post, harian beredar paling luasdi Pulau Dewata, dalam tajuknya(15/9). Menilai tuntutan itu cukuprealistis, koran daerah yang terbitsejak tahun 1948 ini, mengharapkan aspirasi tersebut semakinmendapat dukungan luas, dandiperjuangkan secara mantap dipusat.Bali memang miskin sumberdaya alam, tetapi kaya obyek wisatabertaraf internasional. Karena itu,Teror kali iniditebarkan kembalioleh virus H5N1,atau dikenaldengan konotasiyang menakutkan; flu burungalias avian influenza. HarianMedia Indonesia, dalam tajukdi halaman satu (19/9), mengisyaratkan, virus itu datangkapan saja tanpa bisa diprediksi. Setelah membawa pergiIwan Siswara dan dua putrinya(Juni 2005), flu burung, September ini, meminta lagi nyawaseorang wanita, Rini Dina.Virus ini juga bercokol diKebun Binatang Ragunan, Jakarta. Departemen Pertanianmengindikasikan; dari 27 unggas yang diteliti, 19 di antaranya positif mengidap flu burung. Serta merta kebun binatang yang banyak dikunjungiitu, ditutup oleh GubernurSutiyoso selama selama 21hari.Jatuhnya korban-korban baru akibat keganasan virus fluburung disesalkan oleh suratkabar sangat berpengaruh,Kompas. Dalam tajuknya dihalaman dua (19/9), harian inimenganggap para korban baruitu sebagai harga dari ketidakmampuan pemerintah melacakkasus kematian Iwan. Yangdisesalkan, kenapa sampaisekarang tak ada yang tahuasal-usul virus flu burung yangmenyerang Iwan dan dua putrinya. Departemen Kesehatan,pihak yang mestinya lebih bertanggung jawab, malah hanyabisa memberi pernyataan:Iwan meninggal karena terserang flu burung.Mengidentifikasi penyebabdan cara penularannya, menurut Kompas, bisa menjadipetunjuk untuk membatasi danmenghentikan penyebaran virus flu burung. Jika tidak,munculnya kembali wabah fluburung hanya soal waktu. “Seperti biasa, kita selalu heboh,panik menghadapi persoalanyang tidak tuntas.”Harian ini tidak bisa memahami pernyataan Gubernur Sutiyoso untuk menutup Jakartadari peternakan unggas setelahpenemuan wabah flu burung diRagunan. Cara kerja seperti inihanya menambah persoalanbaru. “Apa urusannya peternakan unggas tidak boleh ada diJakarta.” Saran Kompas: menyelesaikan persoalan haruspada intinya, tidak melebar kemana-mana agar tidakmenambah keruwetan.Peringatan juga datang dariKoran Tempo dalam editorialnya tanggal 20 September.Pemerintah tidak bolehsumber pendapatan dari sektorpariwisata cukuop besar. ≈Sayangnya pembagian keuntungan sangattidak adil untuk daerah ini,∆ tulisBali Post.Harian ini mengedepankan kecemasan beberapa kalangan ketikamengetahui isi kesepakatan damaiantara pemerintah pusat dan GAM,hal itu akan memicu presedenburuk. Artinya, konsesi serta kompensasi yang diberikan kepadaGAM akan dituntut pula olehdaerah-daerah lain.Terlepas dari preseden burukatau baik, tulis koran tersebut, yangjelas isi kesepakatan itu presedenbagi ≈kebangkitan∆ daerah-daerahlain di Indonesia untuk menuntuthal yang sama. Bali yang homogen,tidak mendapatkan pembagianhasil pariwisata yang adil daripusat. Timbul kesan: pusat mengeksploitasi Bali semata-mata untukkepentingan ekonomi. Celakanya,ongkos kerusakan sosial dan budaya ditanggung sendiri olehmasyarakat setempat, demikianmenurut Bali Post.Tetapi suratkabar ini tetap menyarankan bahwa perjuangan untukmemperoleh status otonomi khusus bagi Bali harus dilakukansecara sah, damai dan dalambingkai NKRI.KEDAULATAN RAKYAT: KEDAULATAN RAKYAT:Tajuk harian (20/9) yang terbit dikota Yogyakarta ini menyorotrancangan amandemen UU Kesehatan yang banyak dikecam.Amandemen tersebut terkait masalah kesehatan reproduksi perempuan atau aborsi yang dilindungihukum. Namun publik memaknainya sebagai melegalkan praktikaborsi. UU tersebut diplesetkansebagai UU Aborsi.≈Inilah ironi yang terjadi,∆ tulisKedaulatan Rakyat. Amandemenuntuk melindungi kaum perempuanmalah ditolak oleh mereka sendiri.Di dalam hukum Indonesia, aborsiTajuk Lain58 BERITAINDONESIA, September 2005BALI BANGKITKAN OTONOMI KHUSUS BALI BANGKITKAN OTONOMI KHUSUSDiilhami butir-butir kesepakatan damai pemerintah dan GAM,Bali menghidupkan kembali tuntutannya untuk memperolehstatus otonomi khusus.Teror Terus MengintaiVirus flu burung kembali mengganas.Serangannya bak momok di siang bolong.Hampir semua tajuk media cetak yang terbitdi Jakarta dan daerah mengedepankanancaman dan bahaya dari virus tersebut.
                                
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62