Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 61


                                    BERITAINDONESIA, Oktober 2005 63(BERITA BUDAYA)Setelah sukses digelar di Jakarta Convention Center, pagelaran Megalitikum Kuantum digelarkembali di tempat pertunjukan terbuka GarudaWishnu Kencana, Bali. Jika pagelaran pertama ditujukanuntuk memperingati ulangtahun ke-40 harian Kompas,maka pagelaran kedua ditujukan untuk memperingatiulangtahun Proklamasi RI yang ke-60.Nuansa Bali amat kental. Dan penampilan kelompoktari kecak pimpinan Ketut Rina berhasil mempesonapenonton dengan aksi mereka yang lain daripada yang lain.Sejumlah penyanyi yang tampil di Jakarta juga tampilkembali di Bali. Namun ada beberapa artis pendukungyang diubah, meski tidak berpengaruh pada jalannyapagelaran.TARIRITUAL KOLOSALDI GARUDA WISHNUDi akhir acara, seperti dilaporkan Kompas, 4 September 2005, Jay Subiyakto, sang penata artistik menggagaspembakaran instalasi setinggi 14 meter di atas panggung.Megalitikum Kuantum di Bali pun terasa lebih ritual dankolosal.■ RHCAGAR BUDAYAMELINDUNGI SANG BUDDHADua patung yang sedang bersiladengan dua telapak tangan diatas paha tampak berjajar disalah satu sudut Candi Borobudur.Para pengunjung candi seringkalimenatap arca-arca itu dengan penuhpenyesalan karena kondisinya yangcacat, tanpa kepala.Sementara itu, beberapa waktuyang lalu Balai Lelang Christie’s diNew York membatalkan pelelangansebuah arca Buddha. Penawaransempat dibuka dengan harga 300.000dolar AS atau sekitar Rp 3 miliar.Seorang kolektor benda antik diJakarta sempat melihat katalog lelangtersebut dan melaporkannya ke Pemerintah Indonesia. Deputi Menteriwasan lebih diperketat. Di situs Sangiran, misalnya, masih banyak penduduk yang diam-diam mencari fosilmeski sudah dilarang.Gatra juga melaporkan tumbuhsuburnya kerajinan patung batu disekitar candi Borobudur dan maraknya perdagangan fosil-fosil palsuseb a g a i s u v e n i r d i k a w a s anSangiran.■ RHUrusan Sejarah dan Arkeologi padaDepartemen Pariwisata dan Kebudayaan kemudian meminta lelang itudibatalkan.Sampai saat ini, ditengarai bahwajual beli benda purbakala di Indonesia bukannya menyurut. Seperti halnya, arca Buddha yang nyaris dilelangChristie’s, di luar sana masih banyakbenda-benda cagar budaya yang jatuhke tangan para kolektor, tentu sajadengan cara ilegal.Majalah’Gatra edisi 3 September2005 melaporkan hasil investigasinyamengenai hal tersebut dengan cukupkomprehensif sepanjang 16 halaman.Berdasarkan hasil investigasitersebut, bukan cuma arca atau reliefcandi yang menjadi sasaran jual beliilegal, tetapi juga fosil-fosil purbakala.Candi-candi Dieng termasuk yangrawan pencurian. Terdapat delapancandi yang letaknya saling berjauhansehingga cukup menyulitkan pemantauan. Apalagi jumlah penjagakeamanan enam orang untuk menjagasitus seluas 15 hektar itu. Candi Bimatermasuk yang paling sering mengalami pencurian arca.Sementara itu, penjualan fosil jugamasih terjadi meski saat ini pengaGATRA KOMPASCandi Bima di Dieng, Jateng.HILANG: Sejumlah patung kehilangan kepala. HILANG: HILANG: Aksi Tari Kecak Ketut Rina.BERITA BUDAYA
                                
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64