Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 48


                                    BERITA KESEHATAN48 BERITAINDONESIA, Desember 2005Pemerintah dibuatkelabakan karenabelakangan ini begituba n y a k p e n y a k i tmenyerbu masyarakat.Sejak ditemukannya kasus polio dibeberapa daerah di Indonesia, saat iniyang menjadi kekhawatiran adalahmerebaknya flu burung, demam berdarah dengue (DBD) dan antraks.Berbagai media massa menyuguhkan laporan tentang hal itu setiap hari.Dengan judul-judul yang kadang menakutkan. Headline harian Sinar Harapan, 24 Desember 2005, berjudul“Flu Burung Ancam Nyawa 18 JutaRakyat Indonesia.” Dalam laporan itu,dikutip pernyataan Menteri KesehatanSiti Fadilah Supari bahwa masyarakatinternasional memprioritaskan membantu Indonesia menghadapi wabah fluburung jika pecah pandemik (penularanantar manusia).Sementara itu, Suara PembaruanMinggu, 27 November 2005, menyuguhkan laporan “Ketika Antraks Menyerang Kota Coto Makassar.” Menurutharian tersebut, daerah endemik antraks adalah Bogor dan Purwakarta(Jawa Barat), Boyolali (Jateng), NusaTenggara Barat, Nusa Tenggara Timurdan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara saat ini provinsi yang tengahdilanda antraks adalah Sumatera Barat,Jambi, Lampung, DKI, Jabar, Jateng,DIY, NTB, NTT, Sulsel, Sulut danSulteng. Kasus antraks ini menimbulkankepanikan warga. Pedagang daging danpeternak sapi maupun kambing punwaswas dan mengalami kerugian.Seakan belum cukup, penyakit DBDpun merebak seiring datangnya musimhujan. Sepanjang tahun ini, DKI Jakartamemiliki catatan kasus terbanyak wabah ini. Indo Pos, 9 November 2005,melaporkan suasana Rumah Sakit PasarRebo, Jakarta Timur, yang dipenuhipasien DBD. Menurut data majalahTempo, 20 November 2005, sampai 8Agustus, DBD terjadi di 31 provinsidengan penderita 36.499 orang danmeninggal 498 orang.Dengan kondisi demikian, tampaknya akan sulit bagi pemerintah mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Bahkan Siti Fadilah Supari pun mengakuimasih banyak penyakit menular yangmengancam masyarakat. Kecuali fluburung, semua ada obat dan programnya. Penyakit yang ditularkan olehvektor (dalam hal ini hewan) tergantungpada kebersihan lingkungan. Makamasyarakat harus aktif secara menyeluruh untuk mengatasi dan memberantas vektornya, juga memperbaikikondisi lingkungannya.Sementara itu, Menteri KoordinatorKesejahteraan Rakyat Alwi Shihabmengatakan, pemerintah akan membentuk desk nasional yang melibatkanhampir seluruh instansi pemerintah.Dilaporkan Koran Tempo, 25 November 2005, desk itu akan diperkuatkeputusan presiden dan tidak hanyamenangani kasus flu burung, tetapi jugapenyakit lain seperti DBD dan antraks.Suara dari DPR juga terdengar. Kaliini Komisi IX mengusulkan perlunyaUU Mobilisasi Umum, terutama untukmengantisipasi pandemik flu burung.Menurut Ketua Komisi IX DPR, DR.Ribka Tjiptaning, penetapan KejadianLuar Biasa (KLB) saja tidak cukup.Berbagai bencana alam dan penyakitmenular selalu terjadi di Indonesia.Dalam keadaan darurat, tidak hanyamiliter, sipil pun harus digerakkanbersama-sama. ■ RHMenyoal SeranganTeroris TubuhIndonesia dihantam berbagai wabah penyakit.Pemerintah perlu membentuk Desk Nasional.Gadis 16 tahun asal Aceh ituakhirnya selamat dari maut.Tim dokter Rumah Sakit SiloamGleneagles berhasil mengeluarkanpeluru yang sudah setahun bersarang diotak kirinya.Seperti dilaporkan harian Indo Pos, 19November 2005, berkat keberhasilantim dokter yang dipimpin Dr. Eka J.Wahjoepramono itu, pelajar kelas tigaSMP Negeri 8 Bireun tersebut tidak lagimengalami rasa sakit yang amat sangatdi kepalanya.Peristiwa tertembaknya Marlinaterjadi saat kontak senjata antara TNIdan GAM, 8 Juli 2004, di Desa TanjungBeuridi, Bireun, Nanggroe Aceh Darussalam. Sebutir peluru nyasar menembusotaknya. Beruntung atas bantuan Yayasan Sukma yang selama ini membantu anak-anak Aceh, bekerja samadengan Yayasan Otak Indonesia, Marlina tertolong. Ia diterbangkan keJakarta, 11 November lalu. ■ RHPELOR DI KEPALA MARLINA
                                
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52