Page 51 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 51


                                    (LINTAS MEDIA)BERITAINDONESIA, Desember 2005 51bisnis bagi para pejabat negeri ini bersertaseluruh keluarganya lewat instruksi Presiden terkait kunjungannya ke Busan, Korea Selatan.Rencana itu langsung mengarah padapara pembantunya yang berlatarbelakangbisnis. Nama yang muncul ke permukaan,antara lain, Wapres Jusuf Kalla dan MenkoPerekonomian Aburizal Bakrie.Tempo (edisi 31 Oktober-06 November2005):Kasus suap yang melibatkan oknumoknum petinggi Polri dalam kasus penilepan dana BNI 1946 senilai Rp 1,2triliun semakin terkuak.Dengan judul sampul “Mengalir sampaiJenderal Polisi”, majalah berita ini menyebut, bukan saja oknum polisi di tingkatlapangan yang menerima kucuran danasuap, tapi mantan Kabereskrim PolriKomjen (Purn) Erwin Mappaseng dan, bahkan, mantanKapolri Da’i Bachtiar didugaterlibat.Berita lainnya adalah masihsekitar soal suap menyuapyang terjadi di lingkunganMahkamah Agung (MA). MAyang merupakan benteng terakhir dalam penegakan hukum,ternyata kokoh di luar namunrapuh di dalam.Gatra (edisi Khusus menjelangIdul Fitri):Laporan utama berjudul “GeliatNegeri sejuta Masjid” mengupassejarah berdirinya sejumlah masjid dari berbagai daerah lengkapdengan keunikannya masingmasing. nya berjudul.Diberitakan, masjid-masjid yangdidirikan ratusan tahun silam itumerupakan tonggak sejarah penyebaran Islam. Bagaimana jejaknyasekarang?SWAsembada (edisi 24 Oktober-09 November):Bagaimana jurus-jurus para pengusahaguna memperkaya produknya dan meraihpasar, melalui berbagai inovasi baru.Sejumlah pengusaha terkemuka menganggap inovasi sebagai bagian terpentingdalam menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Bagi mereka, inovasi produkadalah jantungnya bisnis.SWAsembada (edisi10-23 November):Ada banyak putra mahkota yang telahsiap lahir dan batin menggantikan posisipuncak orang tuanya memimpin perusahaan, tapi belum juga diberi kepercayaan.Apa bahayanya bila sang anak pupusgairahnya? Bagaimana solusi yang elegan?Itulah yang dirangkum majalah ini lewatjudul sampul “Sindrom Suksesi ‘PangeranCharles’.”Gatra (edisi 26 November 2005):Rekaman pengakuan pelaku bom bunuhdiri Bom Bali II menunjukkan begitukuatnya doktrin Noor Din Moh Top.Menurut majalah ini dengan judul “JihadAla Noordin M. Top”, teror bom masihmengancam. Di samping Noor Din, masihada Zulkarnaen dan Dul Matin, dua ahlibom yang masih buron.Gatra juga menyoroti Sekretariat Negara (Setneg) terkait laporan audit BadanPemeriksa Keuangan (BPK) yang menyimpulkan terjadi penyimpangan senilai Rp 24miliar lebih. Aset-aset Setneg sepertiGelora Bung Karno dan kompleks Kemayoran pun dinilai bermasalah.Tempo (edisi 14-20 November 2005):Pada sampulnya tertulis judul “JejakTeroris Setelah Azahari Mati”. Menurutmajalah ini, meski Azahari telah tewas,teror bom belum segera berakhir karenabelum semua anggota komplotan ituberhasil digulung polisi.Tempo (edisi 21-27 November 2005):Menjadi pusat perhatian majalah iniadalah keberadaan mafia NarkobaHongkong-Jakarta. Meski Benny Sudrajatpemilik pabrik ekstasi di Cikande Bantenmasih pemula, dia mampu berhubungndengan mafia Asia dan menyogok aparatpolisi.Trust (edisi 21-17 November 2005):Dalam laporan utamanya “MembedahBukti Baru Skandal BNI”, majalah ekonomi dan hukum ini menulis tentangsemakin terkuaknya kisah skandal BNI.Cerita paling mutakhir, adanya sebuahdokumen yang menunjukkan bahwa direksi mengetahui ketidakberesan “permainan” senilai Rp 1,2 triliun di BNICabang Kebayoran Baru Jakarta Selatan.Jadi, direksi lama juga harus bertanggungjawab.Lebih jauh, berdasarkan hasil temuanBPK, Trust menulis kredit macet di bankplat merah itu jauh lebih tinggi biladibandingkan dengan kredit macet yangterjadi di Bank Mandiri, juga bank pemerintah.Investor Indonesia (edisi 15-28 November 2005):Bagaimana prospek industri asuransi ditahun 2006? Dalam analisisnya, majalahini menulis, seiring kondisi ekonomimakro yang memburuk, pertumbuhanindustri asuransi tahun depan diperkirakan bergerak lambat.Pukulan telak mungkin bakal menimpaasuransi umum dan reasuransi. Akanhalnya asuransi jiwa, berhati-hatilahdalam ekspansi. ■ AF, SB
                                
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55