Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 08
P. 27


                                    BERITAINDONESIA, 10 - 23 Februari 2006 27BIODATA:Jumlah kapal yang dimiliki Armabar saat ini hanya 39.Sementara seluruh armada TNI AL ada 114 kapal. Idealnya, TNIAL memiliki 250-300 kapal. Sedangkan kebutuhan minimalArmabar sekitar 100 kapal. Tedjo Edhy mengaku tidak berniatmenutup-nutupi hal ini. Kebutuhan kapal sangat penting bagitugas TNI AL. Menurutnya, di tahun 1960-an, Armada TNI ALpernah menjadi armada terkuat di Asia.“Bayangkan, jika Anda punya rumah dengan Satpam dananjing herder,” katanya kepada kami. “Orang akan berpikir duakali untuk menerobos masuk.” Menurutnya, dalam kasusAmbalat, jika RI punya AL yang kuat, Malaysia akan berpikirdua kali untuk menyerobot wilayah RI.Minimal, menurutnya, TNI AL punya perimbangan kekuatandengan negara tetangga. Karena itu, Tedjo Edhy menyambutbaik rencana KSAL yang tengah mengupayakan penambahanjumlah kapal secara bertahap. TNI AL akan mencapai levelGreen Water Navy.”Blueprint-nya direncanakan sampai 2024.Meski tidak bisa langsung menyamai Amerika Serikat atauJepang yang levelnya sudah Blue Water Navy, tetapi level GreenWater Navy itu akan segera direalisasikan.Sikap DemokratisKemudian, ia menanyakan pendapat kami soal militer yangkerap dianggap otoriter, ia pun meluruskan anggapan itu.Menurutnya, militer justru sebuah institusi yang palingdemokratis. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorangkomandan akan memaparkan dulu pendapatnya dan menanyakan pendapat anak buahnya setelah itu. Jika disetujui,maka rencana itu dijalankan. Jika tidak, akan dicari yang terbaik.Selama ini militer memang selalu dianggap eksklusif. Tetapiia berharap, masyarakat tidak langsung under estimate. Jikatentara itu bersikap tegas, disiplin dan satu komando, itumemang harus. Karena tentara bertugas menjaga negara, baikkedaulatan bangsa maupun wilayahnya. Bagaimana mungkinsebuah institusi yang amburadulbisa menjaga negara dengan baik.Tentang hal itu, ia punya kisahsaat mengikuti sebuah kursus reguler di Lemhanas. Orang-orangsipil yang semula menganggaptentara itu kaku dan otoriter, setelah sekian bulan bersama-samaikut kursus dengan tentara, akhirnya mengerti bahwa tentara justrusangat demokratis. “Mereka bilang,oh ternyata begitu ya,” katanyasambil tertawa kecil.Suatu kali, dalam suatu acara adasebuah permainan. Seluruh pesertadengan mata tertutup disuruhmembentuk sebuah segi tiga samasisi. Peserta sipil ribut saling memberi perintah, sehingga segitiga itutidak pernah terbentuk. Disituterlihat perbedaan sipil dan militer.Orang-orang sipil tidak mengenalapa yang disebut satu komando.Tetapi bukan berarti Tedjo Edhymenganggap militer lebih baikdaripada sipil. Buktinya, ia membantah anggapan bahwa kepaladaerah yang berlatar belakangmiliter lebih baik dari kepala daerah yang berlatar belakang sipil.Menurutnya, baik sipil maupun militer sama baiknya. Masingmasing memiliki kebaikan dan kelemahan.Sebagai ayah dari empat orang anak (tiga puteri dan satuputera), Tedjo Edhy sangat concern terhadap generasi muda.Ia menerima dengan tangan terbuka kunjungan para mahasiswake Markas Komando Armabar. Hanya ada satu yang disayangkannya. Menurutnya, generasi muda sekarang nyaristidak lagi menghormati pemimpin bangsanya. Contohnya,mereka menyebut nama pemimpin langsung namanya. SBY,bukannya Bapak Presiden, Bapak SBY atau Bapak BambangYudhoyono. JK, bukan Bapak Wapres atau Bapak Jusuf Kalla.Besar, Kuat dan ProfesionalMenjadi bagian dari TNI AL merupakan kebanggaantersendiri baginya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesardi dunia. Sumber daya lautnya sangat besar dan terbarukan,tidak akan pernah habis. Ikan-ikan berlimpah tanpa perlu susahpayah memelihara. Mereka bertelur di kawasan utara sepertiEropa dan Rusia, begitu akan besar, mereka berimigrasi ke arahselatan. Indonesia diuntungkan dan tinggal mengambil hasilnyasaja. Tetapi, jika kita tidak bisa menjaganya, kekayaan laut akandicuri oleh nelayan-nelayan asing.Awalnya konsep TNI AL adalah kecil, efektif dan efisien.Namun kini konsep itu diubah menjadi besar, kuat danprofesional. Tedjo Edhy yang pernah menjabat sebagai Staf AhliManajemen Nasional di Lemhanas itu berharap visi AL yangbesar, kuat dan profesional itu bisa melindungi seluruh wilayahNKRI. Jangan sampai sejengkal pun wilayah RI diambil olehnegara lain, termasuk wilayah lautnya. Untuk itu batas wilayahdengan negara tetangga yang belum ada batas lautnya harussegera ditetapkan.Satu hal lagi yang paling penting, menurutnya, adalah kerjasama semua pihak terkait untukmengamankan wilayah laut. Selama ini AL telah bekerja samasecara bilateral dengan negaranegara tetangga. Berbagai operasibilateral selalu digelar di kawasanSelat Malaka. Demikian halnyakerja sama dengan berbagai institusi terkait seperti Bea Cukai danPolri.Kerjasama juga dijalin dalammenanggulangi ancaman terorisme. “Kita harus selalu waspada.Ingat nggak, waktu di DPR Kapolribilang tidak ada terorisme, barungomong, langsung bleng ledakandi Kedubes Australia. Karena itusaya tidak mau ngomong masihada atau tidaknya terorisme itu.Tetapi saya katakan bisa saja terjadi. Karena itu kita harus mewaspadai.”Kerja sama yang baik diperlukanuntuk menghadapi tantangan mengamankan wilayah NKRI. Karenaitu, ia juga mengingatkan agarbangsa Indonesia tidak lagi berpikirsektoral. Kita semua harus berpikiruntuk kepentingan bangsa dannegara. ■ RH, SPBERITA TOKOHNama : Laksamana Muda TNI Tedjo Edhy PurdijatnoLahir : Magelang, 20 September 1952Jabatan Jabatan : Panglima Komando Armada RI Wilayah BaratPendidikan Militer : Pendidikan Militer :AAL (1975), Suspaja (1976), Conversion Nomad (1978), DikPenerbang (1978), Alih Pesud N-22 (1979), Sus tar P-4(1980), Captainci N-22 (1982), Alih Pesud C-47 (1983), SusFlight Inst. (1984), Inst. FLT N-22 (1984), Alih Pesud C-212(1984), Conversion C-47 (1984), Sus Prostis (1985),Diklapa-II (1986), Alih Pesud F-33-A (1987), Seskoal angk29 (1991-1992), Sesko ABRI angk-25 (1998), KRA-34Lemhanas (2001).Tanda Jasa : Tanda Jasa :Tanda Jasa :Bintang Jalasena Nararya, Satya Lencana GOM IX/RaksakaDharma, Satya Lencana Kesetiaan XXIV, Satya LencanaDwidya Sistha.Isteri : Ny. Yusfien KarlinaAnak : Dian Avianti Yus Tedjo, Devi Novani Yus Tedjo,Dika Oktaviani Yus Tedjo, Mahendra Adji Pratama
                                
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31