Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 08
P. 39


                                    BERITAINDONESIA, 10 - 23 Februari 2006 39(LENTERA)AMEREKADuta Besar Somalia untuk IndonesiaMOHAMUD OLOW BARROW“AL ZAYTUN MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN”Ini pertama kalinya saya berkunjung kesini. Ma’had Al Zaytun adalah lembaga pendidikan Islam modern, yangdisiapkan dalam menjawab tantanganzaman. Berbagai aspek telah terangkumdi lembaga pendidikan Al Zaytun. Pembangunan disiplin, moral dan fisikdijalankan secara terpadu di sini.Saya baru pertama kali melihat satupesantren di Indonesia yang begitu modern sistemnya. Saya belum pernah lihatpesantren lain di Indonesia seperti AlZaytun. Ini pesantren paling baik denganmanajemen yang sehat.Kita mesti menyadari, kekuatan negara Barat ditopang bidangpendidikannya. Kita harus punya semboyan “seorang anak harusmelebihi pendidikan orang tuanya”. Artinya, generasi yangberikut harus lebih pintar dari generasi sebelumnya. Pendidikanyang kuat akan mampu memajukan sebuah negara. Ini haruskita perhatikan betul kalau mau maju.Sistem pendidikan satu pipa mulai dari jenjang SD sampaiperguruan tinggi yang dikembangkan di sini adalah aset yangbagus dan sungguh luar biasa. Kita memang harus memulai dariA sampai Z. Umpamanya, jika murid mulai dari A maka targetakhir dia sampai ke Z.Al Zaytun adalah model pendidikan yang kita inginkan selamaini hadir di dunia Islam. Negara mana pun di dunia ini akan majujika didukung satu sistem pendidikan yang maju dan modern.Kami akan dukung.Somalia sangat ingin ada jalinan kerja sama di bidangpendidikan antara Ma’had Al Zaytun dan pesantren-pesantrendi Somalia. Kami melalui Kedutaan Besar Somalia, insya Allah,akan memasukkan anak-anak Somalia untuk kuliah di sinikarena banyak kelebihan yang kita lihat ada di sini. Misalnya,ada boarding, ada agrikulturnya, ada peternakannya, pertaniannya.Di sini sudah ada fasilitas pendidikan lengkap dan kurikulumpendidikan yang memadukan teori dan praktik. Inilah yang sayalihat ada di sini. Ada international students di sini sehinggamereka bisa saling memahami budaya masing-masing, sepertidari negara-negara Afrika, Arab, Eropa, Asia, dan lainnya. Halitu yang membuat saya sangat tertarik pada Al Zaytun.Di Malaysia sejauh ini ada sekitar 500 putra Somalia sedangmenuntut ilmu di sana. Sejak pertama kali Kedubes Somaliadibuka sudah ada 17 mahasiswa asal Somalia yang kuliah di Indonesia. Sepuluh di Kalimantan Barat, lima di UniversitasPasundan Bandung, dan dua lagi di Jakarta.Saya meyakini, meskiumurnya relatif baru enamtahun, dari Al Zaytun akandilahirkan manusia-manusiaberpendidikan tinggi. Prospeknya ke depan kelihatan.Saya berpesan kepada Syaykh dan seluruh pengelola Al Zaytun:Jalan Terus, Berjuang Terus, dan Maju Terus. Jangan ada katastop. Perjuangan yang sudah ada sekarang harus ditingkatkanterus agar Al Zaytun bisa menjadi contoh bagi pesantren ataulembaga pendidikan lain yang ada di Indonesia. Kita memerlukanpendidikan yang Islami seperti ini.Saya sangat optimis, di sini akan lahir sebuah universitas yangberkelas dunia. Sebuah universitas yang akan melebihi universitas-universitas lain yang ada di negara lain, seperti di Malaysiamisalnya. Kita berharap, International Universitydi Al Zaytun ini nanti bisa menjadi tuan rumah baginegara-negara lain.Saya juga optimis, paling tidak lima tahun kedepan, Ma’had Al Zaytun sudah mewujud sebagailembaga pendidikan berkelas dunia. Apalagi, di siniada satu mekanisme belajar-mengajar yang diarahkan menuju itu, yakni Islamic Modern Education.Saya juga sangat kagum dengan cara dan jalanpikiran Syaykh AS Panji Gumilang, sebagai pimpinan tertinggi di Ma’had Al Zaytun. Saya baru kaliini bertemu muka dengan beliau. Menurut saya, Indonesia harus mempunyai seorang leader sepertisosok Syaykh. Beliau adalah orang yang sangatpantas untuk dijadikan contoh. ■Dalam tempo 1,5 jam saja,terkumpul sumbangan umatsebesar hampir Rp 3,5 miliar.
                                
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43