Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 08
P. 40
LENTERA40 BERITAINDONESIA, 10 - 23 Februari 2006Sekretaris II Kedubes Malaysia untuk IndonesiaM. OTHMAN“SAYA SANGAT TAKJUB”Saya sudah lima tahun bertugas di Indonesia. Selama itupula saya hanya mendengar dan membaca tentang AlZaytun dari media masa. Baik itu saya baca di koran maupundi majalah dan di televisi. Yang diberitakan di koran-korankan tidak semuanya.Baru hari ini saya melihatnya dari dekatdengan mata kepala saya sendiri. DanAlhamdulillah sungguh sangat mengagumkan dan menakjubkan, khususnyamenurut saya pribadi. Saya sangat terkejutmelihatnya. Saya kagum dengan apa yangsaya lihat di Al Zaytun ini.Bagi saya ini merupakan sebuah wadahpendidikan dan universitas yang lengkap.Suasananya begitu indah. Gedung-gedungnya begitu megah. Pemandanganyang menakjubkan sekali.Meski rasanya belum yang terlengkaptetapi ini Al Zaytun sudah menampilkansesuatu yang menimbulkan harapan yangcukup tinggi, bahwa di masa mendatangtentunya akan semakin berkembang lagi. Saya juga melihatberbagai fasilitas dan sistem yang dikembangkan di sini.Misalnya bagaimana mengolah lahan pertanian sesuai dengannegara Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris. Dansaya melihat sektor pertanian yang paling tepat tempatnyaadalah di sini.Masalah pendanaan, saya rasa, tidak akan menjadi kendala.Kekuatan massa dan sumbangan para dermawan merupakandukungan yang luar biasa. Satu kenyataan yang membuat sayaterkejut adalah dari segi pendanaan yang diperoleh dari hasilsumbangan umat. Kalau kita melihat di tempat-tempat lain,jatah yang didapat dari pemerintah itu sangat kecil. Tadi ketikadi masjid saya melihat ternyata dana-dana itu justru berasaldari sumbangan dan kekuatan sendiri, sehingga dapatdipergunakan untuk membangun Ma’had.Apalagi, semua sudah tersedia di sini, mulai dari pekerja,karyawan, SDM maupun pakarnya juga mungkin sudah adadisini. Mereka ini tinggal melangkah lebihjauh ke depan lagi.Intinya bagi saya, Al Zaytun didirikanbetul-betul dengan semangat, bukanmengharap dana-dana resmi yang disubsidi pemerintah. Saya juga melihatsemangat untuk berderma di sini cukuptinggi dan penuh keihlasan. Kalau tidakada keihlasan, orang tentu tidak akanberderma. Tadi saya buktikan sendiridalam waktu beberapa menit saja sudahterkumpul dana ratusan juta rupiah.Prediksi saya, Universitas Al Zaytunyang dikelola Ma’had ini akan menjadi universitas yang terunggul dan melampauiuniversitas yang selama ini terkenal danbertengger di Indonesia, seperti di Yogyakarta atau di Jakarta sendiri.Kerja sama bidang pendidikan antara Malaysia dan Ma’hadAl Zaytun harus tetap ada. Saat ini, ada sekitar 200 santri yangberasal dari Malaysia. Mereka adalah harapan besar bagi Malaysia.Saya yakin, di usia Ma’had yang baru enam tahun saja sudahmenampakkan wujud pencapaian yang demikian megahdengan berbagai sarana penunjangnya, di masa mendatangMa’’had Al Zaytun akan berkembang lebih pesat lagi. ■Imam Besar Masjid Pahang, MalaysiaDATO’ ZULKIFLI ALI“SEMUA BERJAYA DI AL ZAYTUN”Saya selama ini hanya tahu tentangkeberadaan Ma’had Al Zaytun daricerita dari mulut ke mulut serta dari mediamassa cetak dan elektronik, termasuk darivideo.Saya baru pertama kali ke sini. Dan setelahsampai di sini dan menyaksikan langsungkami merasa kagum melihat sebuah lembagapendidikan yang berkembang dengan sebuahsistem terpadu.Kami juga datang ke sini untuk belajar dan memetikberbagai pengalaman dan keberhasilan dari Al Zaytun yangakan kami bawa pulang ke Malaysia, dan selanjutnya kamiakan coba terapkan di negeri kami.Misalnya, di bidang peternakan, apa yang dikerjakan AlZaytun sangat hebat. Begitu pun di bidang pendidikannya.Semua berjaya di sini. Karena itulah kami sepakat melihat AlZaytun secara langsung.Al Zaytun adalah sebuah karya yang sangat menakjubkan.Sistem pendidikan di sini untuk mendisiplinkan pelajar dalamtempo 24 jam: dari jam 8 pagi sampai pagi dia bangun tidur.Semuanya disusun secara tertib. Artinya pelajar ditekankandisiplin dan keteraturan, misalnya disiplin di masjid atau didalam kelas. Ketika lepas dari sini, parapelajar itu akan menjadi orang-orang yangberdisplin.Maklumat yang kami peroleh dari parapelajar Al Zaytun asal Malaysia, di sini cukupbaik dan signifikan. Syaykh Al Zaytun bilangsiapapun yang belajar di sini akan ditempamenjadi dirinya sendiri, bukan menjadi diriorang lain. Hanya saja, yang ditargetkanadalah menjadi diri sendiri secara berjaya.Bukan menjadi yang biasa-biasa saja. Pelajarbisa berjaya karena di sini diberikan kemampuan berdikari.Kalau ditanyakan adakah prospek kerja sama antara AlZaytun dan Yayasan Pahang, sebenarnya kami nak cakap samaSyaykh. Tapi kita merasa rendah diri untuk menyakinkan itu.Karena kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan AlZaytun. Mungkin kita bisa lakukan pertukaran pelajar diPahang dengan di sini. Memang itu yang kami harapkan dankami memang ada niat untuk harapan bersama itu.Yayasan Pahang bertanggung jawab memberikan pendidikan dan kebajikan kepada warga Pahang, seperti beasiswakalau ada orang-orang miskin.Terakhir, harapan kami kepada Al-Zaytun supaya teruscemerlang agar dapat memberikan sumbangan berarti buatbangsa dan negara serta umat Islam di seluruh dunia. Kamiakan balik lagi ke sini. ■