Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 49


                                    (BERITA PROFIL)BERITAINDONESIA, 6 April 2006 49K AN PETANINAMA : Ir. Humuntar Lumban Gaol NAMATEMPAT/TGL LAHIR : Tapanuli, 8 Januari 1938 TEMPAT/TGL LAHIRAGAMA : Kristen Protestan AGAMAALAMAT : Jalan Taman Duta II UF 23, Pondok Indah Jakarta Selatan ALAMATNAMA ORANG TUA : Lodewik Lumban Gaol NAMA ORANG TUASTATUS : Berkeluarga dengan enam anak STATUSNAMA ISTRI : Mari Siregar. Lahir 9 Mei 1943 NAMA ISTRINAMA ANAK : (1) Eva Natalie Lumban Gaol, DBA (lahir 19 Desember 1967) (2) Febrian Lumban Gaol, SE. (lahir NAMA ANAK24 Pebruari 1969) (3) Daniel Lumban Gaol, SE (lahir 11 Pebruari 1970) (4) Henry Lumba Gaol SE(lahir 26 Mei 1971) (5) Ir Roberto Lumban Gaol SE (lahir 24 November 1974) (6) Ir RosariMagdalena Lumban Gaol, S.H (lahir 13 Maret 1979)PEKERJAAN : Pensiunan Pegawai Negeri PEKERJAANPEKERJAANPANGKAT : Pembina Utama Muda/IV E PANGKATPENDIDIKAN : Tahun 1951 Tamat SD, Tahun 1954 Tamat SMP, Tahun 1957 Tamat SMA, Tahun 1964 Tamat PENDIDIKANSarjana Pertanian, dari UGMPEKERJAAN: PEKERJAAN: Di Dunia Usaha, Direktur Utama PT Gerbang Wida Nusantara, Presiden Komisaris PT Saferto Adhimanta, Di Dunia Usaha,Komisaris PT Foresta Taranstek Di Pemerintahan, Staff Produksi BPU, Perusahan Perkebunan Dwikora, Sumatera Di Pemerintahan,Barat. April 1965-Juni 1966, Pemimpin Proyek Pemasaran BPU Perusahaan Perkebunan Dwikora Sumatera Barat.Juli 1966- Mei 1968, Kepala Sub. Bagian Penelitian dan Analisa Perkembangan dan Penggunaan Produksi Nasionaldan diperbantukan SPRI Menteri Keuangan, Departemen Keuangan Juni 1970, Sebagai Officials Masalah-MasalahBIMAS, Pengadaan Beras, Tim PL- 480 oleh Menteri Keuangan 27 Pebruari 1970, Kepala Bagian Penelitian danCounterpant pada Biro Perencanaan, Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan Juli 1972, Kepala Bagian Penelitiandan Konterpan pada Biro Perencanaan dan Penelitian , Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan Oktober 1974,Kepala Bagian Evaluasi Teknis Ekonomis Sekretaris Direktorat Jenderal Monitor, Departemen Keuangan Oktober1974, Direktur Urusan Pangan dan Penerimaan Bukan Pajak, Direktorat Jenderal Monitor Dalam Negeri, DepartemenKeuangan 29 Agustus 1978, Asisten III Menko Ekuin dan Pengawasan Pengawasan Bidang Produksi, Distribusidan Kependudukkan Maret 1984, Diperbantukan sebagai Staff Ahli Kepada Sekretaris Pengendalian OperasiPembangunan Februari 1989, Inpektur Jenderal Pembangunan Bidang Pembanguan Desa Tahun 1994-1998, PesiunTanggal 8 Januari 1998TANDA-TANDA PENGHARGAAN: Bintang Jasa Utama, Satylancana Karya Satya XX Tahun, Piagam Penghargaan dari TANDA-TANDA PENGHARGAAN:Menteri Keuangan Republik IndonesiaHOBBY: Catur, golf, membaca buku-buku tentang Ilmiah ekonomi, pertanian dan politik dll. HOBBY:BIODATApenonton yang kritis. Ketika ketahananpangan negara ini sedang dalam masakrisis, pemerintah melalui tangan Bulogtetap memilih untuk impor beras.Humuntar menyaksikan pergunjinganterhadap kebijakan impor beras tersebutada yang pro dan ada yang kontra. Ia jugamelihat adanya ‘kecurigaan’ di sana-sini,sampai-sampai ada tim dari DPR yang“menginteli” proses impor ini hinggaVietnam. Para politisi mulai gonjangganjing soal beras. Masing-masing membawa kepentingan.Melihat ini semua, ia mengaku prihatin. Apalagi ketika semua orang berbicara masalah beras, petani malahdilupakan. Pupuk langka sehingga harganya kian tak terjangkau. Belum lagibanyak petani gagal panen karena bencana banjir dan longsor. Akibatnya, hargaberas naik tak terbendung. Bukan sajapetani yang terpukul, masyarakat punsemakin terpuruk. Hingga di negerigemah ripah loh jinawi ini, munculkelaparan dan gizi buruk. Yang tidak bisalagi mengkonsumsi beras, kini makannasi aking bahkan tiwul dari singkong.Sebagai orang yang merasa pernahmerintis, menyusun konsep dan strategi,membangun sarana dan pra sarana untukmenegakkan ketahanpanganan negara,hati Humuntar kembali ‘tersentuh’ untuksegera turut berbuat. “Saya lalu mengajakteman-teman untuk membuat suatulembaga dewan pangan,” katanya.Tak tanggung-tanggung. Semua elemendirangkulnya. Ada dari kalangan politisi,pemerintah, pakar-pakar dari berbagaidisiplin ilmu, kemudian juga merangkuldari kalangan petani. Padahal diantaramereka pro dan kontra itu datang. “Memang saya mengumpulkan orang-orangyang sedang berselisih itu. Biarlah kitaberantem dalam satu forum. Kita bolehsaling maki-makian, tapi saya berharapsetelah keluar nanti akan keluar satupendapat,” lanjutnya.Dengan cara itu, Humuntar setidaknyaberharap agar mereka tidak perlu terlalubanyak bicara, tapi berbuat. Lebih jauhlagi, suami Mari Siregar ini berpikir, 60hingga 65% rakyat, kehidupannya tergantung dari beras. Produksi beras, iniberkaitan antara petani, pengusahapupuk, pengusaha bibit, transportasi,pergudangan, lalu pedagang. Banyakelemen yang terlibat dalam komoditiberas. Jika elemen komoditi ini terganggukehidupannya, maka ekonomi akan terganggu bahkan bisa hancur. Namunsebaliknya, jika elemen masyarakat inisemakin membaik, masyarakat akantenang, sehingga daya beli meningkat.Dewan Beras itu kini sedang dirintisnya, bersama dengan Siswono Yudhohusodo, Didik Rachbini (ekonom dananggota DPR), Beni Pasaribu, dan lainlain. Kemudian nanti akan dibuat lagiDewan Beras di tingkat propinsi dankabupaten-kabupaten. Kendati programprogramnya belum dirumuskan secaradetail, pria yang hobi membaca inimengaku optimis, upayanya akan membuahkan hasil, apalagi didukung sistemotonomi daerah.ObsesinyaHumuntar memang tak pernah maudiam. Ia sadar, sebagai seorang pensiunan ia tak bisa menyalurkan pikiranpikirannya. Namun, ia pun tak maubernostalgia dengan kejayaan masa lalu.“Saya selalu melihat ke depan. Namun,pengalaman masa lalu sebagai referensiuntuk maju di masa depan,” ujarnya.Pria yang sudah berjiwa entrepreneursejak kuliah ini mengakui, masih banyakorang pintar yang berpengalaman, yangkini sudah pensiun. Tapi, pengalamandan pengetahuan mereka setelah tidakmenjabat apa-apa, tidak ada yang mendengar dan memanfaatkan lagi. Sehinggaia merasa perlu memberi ‘wadah’ untukmereka bisa berkiprah lagi membangunbangsa ini.Berjuta-juta mimpi dan cita-cita yangdigantungkannya setinggi langit, akanberupaya untuk diwujudkannya. Namun,sebagai seorang Kristen Protestan yangtaat, Humuntar percaya hanya Tuhanyang bisa menentukan. “Jadi, saya tidakakan merasa kecewa atau kesal jika sayasudah berupaya tapi tak jua saya dapatkan. Yang sudah saya dapatkan itu sayaanggap sebagai hasil dari kemampuanyang saya miliki,” ujarnya lirih. ■ HOT, WE, AD
                                
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53