Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 48
BERITA PROFIL48 BERITAINDONESIA, 6 April 2006Berbincang-bincang denganpria kelahiran Tapanuli, 8Januari 1938, ini demikianterasa hangat. Bukan sajakarena sosoknya yang sukabercanda, tapi juga keterbukaan dan gaya bicaranya yang blakblakan sehingga siapa saja akan lebihmudah berkomunikasi. Pengalaman panjangnya sebagai mantan pegawai pemerintah yang tahu betul bagaimanamengatasi masa-masa krisis pangan dinegara ini selalu dibawanya.Humuntar mengawali kariernya sebagaiStaf Produksi BPU, Perusahaan Perkebunan Dwikora, Sumatra Barat pada tahun1965, setahun setelah ia lulus dari FakultasPertanian Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Sesuai dengan ilmunya dibidang pertanian, karier yang dirintisnyadari bawah tak jauh dari disiplin ilmu yangditekuninya.Ia pernah duduk sebagai Officialmasalah-masalah BIMAS, pengadaanberas, Tim PL-480 oleh Menteri Keuangan. Kemudian pernah juga menjadiDirektur Urusan Pangan dan PenerimaanBukan Pajak, Direktorat Jenderal MonitorDalam Negeri, Departemen Keuangan.Kemudian setelah diperbantukan sebagaiTAK PERNAH PENSIUN PIKIRK AIR. HUMUNTAR LUMBAN GAOLMateri, tak lagi terlalu dikejarnya. Ia sudah pensiun dari PegawaiNegeri Golongan Pembina Madya/IV E. Keenam anaknya pun sudah‘mentas’ dan semuanya telah menyandang gelar sarjana. Tapi, Ir.Humuntar Lumban Gaol, bukan tipe orang yang cepat puas dengankesuksesan, jika hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Dimasapensiun, ia masih memimpin usaha dalam bidang pertanian.Humuntar demikian dekat dengan petani, karena 35 tahun bekerjauntuk pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi beras danpendapatan petani. Ketahanan pangan yang sedang goyah akhirakhir ini menggerakkan hatinya untuk kembali turut berkiprah.Bersama dengan para pensiunan yang lain, kini ia sedang merintisDewan Beras.♦Staf Ahli Kepala Sekretariat PengendalianOperasi Pembangunan, ia diangkat sebagai Inspektur Jenderal PembangunanBidang Pembangunan Desa, tahun 1994.Masa tugasnya berakhir pada tanggal 8Januari 1998, ketika usianya menginjak 60tahun.Pengalaman panjang itulah yang kinidijadikannya sebagai pijakan untuk menyumbangkan saran dan masukan kepadapemerintah dalam upaya menegakkanpangan nasional. Mengingat kesuksesanmasa lalu, pria enam anak ini yakinupayanya bakal membuahkan hasil. Saatia menjabat sebagai Asisten III MenkoEkuin dan Pengawasan Bidang Produksi,Distribusi dan Kependudukan, tahun 1984saat itu pula negara ini berhasil membuatswasembada pangan. “Kita bisa surplusberas pada saat itu. Sehingga Pak Harto(presiden Soeharto-red) kala itu mendapatpenghargaan dari FAO,” ujarnya mengenang. Surplus beras itu terjadi menurutHumuntar, karena pada waktu itu konsentrasi pemerintah fokus pada kemajuanproduksi masyarakat tani.Namun kini, ia melihat pemerintahmulai bergeser fokusnya tidak lagi padabidang pertanian. Sekarang ini mulaimasuk industri manufacture, sehinggaseolah-olah petani mulai dilupakan.Rintis Dewan BerasSebagai orang yang sudah ‘tidak menjabat’ lagi, Humuntar praktis sebagaipenonton. Namun, karena bertahun-tahun‘permainannya’ di bidang beras dan petanisebagai mitra kerjanya, maka ia sebagaiIR. HUMUNTAR LUMBAN GAOL