Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 61
(BERITA LINGKUNGAN)BERITAINDONESIA, 6 April 2006 61BERITA LINGKUNGANMatahari bersinarhangat. Udaracerah. Angin pagibertiup sepoi-sepoi.Sama sekali tak adabekas hujan mengguyur Perumahan Cipinang Indah, JakartaTimur, baik subuh tadi atau malam sebelumnya. Anehnya, sebagian kawasanperumahan itu tergenang banjir luapanKali Cipinang. Di Cipinang Besar, ketinggian banjir malah satu meter.Keadaan lebih parah seringkali terjadi diwilayah Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Biasanya,sebagian besar warga yang tinggal berdekatan dengan pinggir sungai mengungsike kompleks sekolahan Santa Maria.Mereka menggelar tikar, lembaran kardus,dan koran untuk alas tidur. Sebagian lagi terpaksa menggelar tikardi sepanjang trotoar Jalan JatinegaraBarat (depan Santa Maria) bersama anakanaknya yang masih balita. Seperti diberitakan Suara Pembaruan, 10 Februari2006, ketinggian air biasanya mencapaipinggang orang biasa.Fenomena banjir semacam itu bukan halbaru bagi penduduk Jakarta, terutama dikawasan rawan banjir dan bantaran KaliCiliwung serta anak sungainya. Meski takada hujan lebat, hanya sekedar gerimisatau bahkan tak hujan sama sekali, air kalimeluap, mengirim banjir bagi kawasan disekitarnya. Air berupa genangan, tidakmengalir, biasanya akan lama surut.Banjir yang datang tiba-tiba meski curahhujan rendah itu seringkali disebut-sebutbanjir kiriman. Dan wilayah Bogor seringkali jadi tertuduh. Sebab daerah aliransungai (DAS) Ciliwung berhulu di GunungGede di kawasan Bogor, Jawa Barat, danhilirnya sampai ke Tanjung Priok, JakartaUtara. Sehingga, jika terjadi hujan yangcukup lebat di wilayah hulu, airnya mengalir terus ke wilayah hilir di Jakarta.Selain Bogor, Istana Negara dan sejumlah kawasan elit seringkali jadi kambing hitam mengapa kawasan yang seharusnya tidak kebanjiran, tiba-tiba dapatkiriman banjir. Sebelumnya, ketika banjirbandang di Jakarta, kawasan Istana dandaerah Menteng yang kebanyakan dihunipara pejabat negara dan duta besar asingkering kerontang. Beberapa wilayah‘dikorbankan’ dengan genangan air yangtinggi.Pintu air yang alirannya melewatikawasan Istana ditutup, meski ketinggianair sudah melampaui batas. Akibatnya,Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso saat itudihujani protes karena kebijakannya itu.Namun kala itu, dia mengelak denganalasan menjaga simbol kenegaraan.Banjir MerataUntuk menghadapi banjir tahun ini,seperti diberitakan Tempo Interaktif, 11Januari 2006, Pemda DKI sudah menyiapkan 40.630 orang personel. Terdiriatas 14.500 orang dari pemerintah daerah,4.500 anggota TNI, 6.500 aparat kepolisian, 15 ribu dari anggota PalangMerah Indonesia, dan tim SAR sebanyak130 orang.Pemerintah Jakarta juga sudah merekrut 40 orang dari daerah yang rawanKado BanjirUntuk Rakyatbanjir. Mereka dilatih cara memberipertolongan dalam penanggulanganbanjir. Peralatan, dapur umum, tenda danlokasi pengungsian maupun fasilitaskesehatan juga sudah disiapkan.Pemda DKI juga lebih bijak. GubernurSutiyoso memutuskan akan membiarkanair membanjiri Istana dan sekitarnya jikaketinggian air mencapai angka maksimal.Tahun 2002 lalu, misalnya, luapan airmenggenangi ring merah, yakni kawasanyang mendapat penjagaan khusus, akibatlimpahan air dari pintu Manggarai yangwaktu itu sengaja dibuka oleh Sutiyoso,setelah minta izin Presiden MegawatiSoekarnoputri demi menyelamatkanwarga yang tinggal di DAS Ciliwung.Bahkan Agustus 2005, Istana WakilPresiden di kawasan Kebon Sirih, JakartaPusat pun kebanjiran dengan ketinggiansampai sebetis orang dewasa.Ditegaskan oleh Sutiyoso, tidak mungkin dirinya membiarkan satu tempattenggelam, sementara tempat lain tidaktergenang sama sekali. Maka andaikatasesuatu yang luar biasa terjadi dan airmelebihi ketinggian 950 cm (batas maksimal), maka Pintu Air Ciliwung Kota akandibuka.Untuk kedepannya, Pemda DKI Jakartaberencana membebaskan permukiman disepanjang bantaran Kali Cideng. Rencanaitu dilakukan untuk membebaskan IstanaPresiden, Istana Wakil Presiden, sertaBalaikota DKI Jakarta dari banjir.Menurut Sutiyoso, penyebab terjadinyabanjir yang menggenangi perkantoranyang berada di sekeliling Monumen Nasional hingga Jalan Thamrin disebabkan olehpenyempitan badan Kali Cideng di ruasyang berada di sepanjang Jalan Jati Baruhingga fly over Cideng. ■ RHDulu, beberapa wilayah ‘dikorbankan’ dengangenangan air yang tinggi supaya Istana Merdeka tidakbanjir. Kini, Gubernur Jakarta berubah pikiran.Banjir kiriman di kawasan Perumahan Cipinang Indah, Jakarta Timur.