Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 62
BERITA FEATURE62 BERITAINDONESIA, 6 April 2006Enam hari dalam seminggu, Shannon Rogers melintasi Interstate215, menuju tempat kerjanyadekat Las Vegas. Dia menyetirsendiri selama 30 menit untuk melakukantransisi mental dari seorang kepala rumahtangga menjadi profesional.Rogers, seorang Mayor AU dan pilottempur yang berpengalaman, anggotapasukan elite AS yang memainkan peransangat penting di dalam perang di Irak danAfganistan. Dari Pangkalan AU Nellis, diluar Las Vegas, Rogers mengendalikanPredator, sebuah pesawat mata-mata yangdiubah menjadi salah satu senjata pemusnah. Predator memainkan peran kuncidalam penangkapan Saddam Hussein, dantelah membunuh para tersangka al-Qaedadi Pakistan dan Yaman.Apa yang membuat misi Predator—danpekerjaan Rogers—menjadi sangat luarbiasa adalah jarak 11.000 kilometer antarapilot dan pesawatnya. Menugaskan paraawak bukan di medan tempur, menjauhkan mereka dari keadaan yang berisiko dan menghemat anggaran militer.“Tetapi bagi kami, itu masih tugas tempur,” kata Rogers, 34, yang pernah bertugas di medan tempur dua kali, terakhirdi Irak beberapa bulan lalu. “Secara fisikkami memang berada di Nevada, tetapisecara mental kami sedang terbang di atasIrak. Rasanya seperti kenyataan”.TIME mendapat kesempatan istimewamengamati langsung operasi SkuadronReconnaissance ke 15-AU yang mengomandoi 25 Predator dari Nellis. Saat itupukul 10:30 pagi di Nevada atau pukul9:30 malam di Irak. Setelah dua jammenyaksikan para pemberontak menembaki tentara AS, di Irak bagian barat,dari sebuah truk bak terbuka yang mengangkut senjata mesin kaliber-50, Rogersdan operator sensornya, diperintahkanuntuk menembak truk tersebut.Situasi yang berkembang selanjutnyamembuat Rogers gemetar—keinginanmembunuh musuh tanpa melukai siapapun, bercampur dengan rasa bersalahkarena melenyapkan nyawa manusia.Rogers menekan tombol untuk meluncurkan salah satu peluru kendali Hellfire dariPredator ke arah truk tersebut.“Apa yang akan kita lakukan, Pak?”tanya mitranya dengan suara gemetar.“Tetap pada sasaran, berharap dia melajucepat,” kata Rogers dingin. Truk itumelintas, meledak keras tatkala Hellfiremenghantamnya. Rogers melebarkantangannya, melakukan tos denganmitranya.Predator adalah sebuah pesawat tempuryang luar biasa. Dalam istilah militer,kendaraan udara tidak berawak atau UAV.Pertama kali diterbangkan satu dekadeyang lalu, Predator selama bertahuntahun dipersenjatai hanya dengan sebuahkamera yang tidak canggih untuk mengumpulkan data intelijen.Tak terkesan berbahaya dengan suaramendengung, Predator berukuran panjang 8 meter, dicat abu-abu, tampak dariatas ke bawah seperti sepotong gabusbersayap. Pesawat ini dibuat dari plastikdan logam ringan, memiliki sebuah mesinkecil yang digerakkan oleh baling-balingdengan kecepatan hanya 240 kilometerper jam. Pesawat yang sebelumnya dipilotiRogers adalah jet tempur supersonik F-15yang berkecepatan 1.500 km per jam.Di medan tempur, Predator diluncurkandan didaratkan oleh para tentara, tetapiketika berada di udara, 24 jam setiap hari,pesawat-pesawat itu dikendalikan olehpara awak AU yang duduk di enam kursicockpit darat di Nellis. Setiap cockpitterdiri dari dua set kursi besar yangberhadapan dengan layar komputer yangdilengkapi keyboard untuk mengendalikan“permainan” perang langsung dalamtampilan video. ■ TIME-SHPERANG JARAK JAUHDari sebuah pangkalan diluar Las Vegas, satu skuadronAngkatan Udara AS melancarkan permainan perang yangsesungguhnya di Irak dan Afganistan. Mereka mengamatijalannya perang dengan remote control.(1). Kapten Matt Buehler mengendalikan penerbangan Predator dari jarak 11.000 KM dengan alat pengendali dan keyboardkomputer; dia juga menembakkan peluru kendalinya. (2). Letkol Matt Bannon mengawasi semua operasi Skuadron Reconnaisanceke 15 Predator. (3). Sensor operator Kimberly Mendoza mengoperasikan kamera dan sinar laser, menjaga peluru kendali tetappada jalurnya setelah ditembakkan.