Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
P. 37


                                    (LENTERA)BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006 37Kebijakan tersebut di atas, akan membawa banyak manfaat bagi lembagapendidikan tinggi nasional, misalnya,dalam hal yang berkaitan dengan perubahan kurikulum agar seirama dengandemand, bantuan peralatan pendidikan,staff training dan pemberian bea siswabagi mahasiswa/pelajar yang mampu.Perusahaan global seperti General Electric, Lucent Technologie, dan berbagaiyayasan internasional termasuk di dalamnya Bill Gates Foundation telah menunjukkan perhatiannya pada duniapendidikan internasional. Mereka banyakmemberikan bantuan beasiswa dan jugabanyak mendirikan proyek-proyek homeindustry di negara-negara berkembang,seperti di India, Bangladesh dan negaranegara Amerika Latin lainya, untuk duamaksud utama yakni investasi dan philanthropi (kedermawanan).Dua contoh terdekat, yang dilakukanoleh Malaysia dan Thailand, pemerintahsetempat begitu intensif memberikandorongan agar lembaga-lembaga pendidikannya melakukan kerja sama denganrekan-rekan luar negerinya. Sehinggakedua negara tersebut mempunyai sederetlembaga pendidikan tinggi internasional,yang justru mayoritas mahasiswanyadatang dari luar negeri termasuk Indonesia, yang sebagian besar dari jumlah yangdisebut di atas belajar di UniversitasInternasional di Malaysia.Thailand dalam hal ini telah memberikan contoh positif yang bisa dipertimbangkan, yakni projek JUNO (JoinUniversities Network Online) yang memudahkan Thailand untuk melakukan explore berbagai opportunity yang potensial, seperti pertukaran mahasiswa danstaf, mengembangkan join pembelajaran,dan melakukan berbagai riset bekerjasama dengan counterpart Amerika. Program yang sama tentu saja dengan mudahbisa dilakukan oleh Indonesia, dengannama Indonesia-US Educational Collaboration, atau Indo-UK Educational Collaboration dan bisa juga dengan negaranegara lain, yang tentu saja kedua pemerintahan hanya bertindak sebagaifasilitator, masingmasing lembagamempunyai peran aktif sebagai pelaku utama. Pemerintah harusmenaruh perhatianterbuka kepada setiaplembaga pendidikantinggi, dan berusahauntuk bertindak selaku fasilitator yangobjektif.Banyak institusi internasional yang mengkhususkan diriuntuk membantu segala upaya pendidikan internasional, Fullbright, DAAD(Jerman), British Council dan masihbanyak lagi di seluruh dunia, yang bisadijadikan jembatan untuk itu. Misalnyasaja pemerintah memberikan kejelasanbahwa mereka yang mendapatkan beasiswa dari institusi-institusi tersebutharus mengabdikan dirinya kepada universitas atau lembaga pendidikan tingginasional selama jangka waktu tertentu,pengabdian tentu saja sudah bisa merekalakukan saat mereka berada di luar negeri,dan begitulah yang dilakukan oleh India.Langkah ketiga yang harus dilakukanadalah: Peningkatan inovasi dan kepemimpinan, dua hal yang amat dibutuhkan di dunia pendidikan Indonesia.Inovasi bisa dilakukan dengan banyakcara, misalnya penggunaan intensiveinternet technology untuk mengembangkan joint-online courses antara lembagapendidikan tinggi Indonesia denganlembaga pendidikan internasional. Beberapa negara telah melakukan hal yangsama dan mendapatkan manfaat yangbesar. Mislnya saja apa yang dilakukanoleh Malaysia dengan University of London, dan beberapa negara dengan University of South Africa (UN-ISA). Termasukyang tengah dipersiapkan Al-Zaytundengan beberapa universitas internasional.Contoh yang terdekat adalah apa yangdiusahakan oleh Mindanao State University dengan Wisdom International Foundation, yang telah melakukan kolaborasiuntuk penyelenggaraan program internasional, dengan pengkhususan bagimereka yang bekerja di negara-negarateluk dan Timur Tengah pada umumnya.Upaya-upaya inovatif dalam bidangpendidikan tersebut, tidaklah akan berhasil tanpa adanya kepemimpinan yangtangguh. Malaysia tidaklah akan disebutdan diakui sebagai Center of Excellent jikatidak ada Mahathir Muhammad, yangtelah berupaya keras di dalam mencapaitujuan. Indonesia banyak memiliki pemimpin berkaliber, tetapi tak seorang pun diantara mereka yang bisa disebut sebagai inovator pendidikan.Lebih khusus lagi, dimana pun di dunia inikita tidak akan menjumpai derap langkahexcellence dan innovative di lembaga pendidikan, yang terlepasdari mutu kepemimpinan para pimpinannya. Untuk meningkatkan wawasan dan untuk mendapatkancelah kemungkinan di tengah pasar duniadi bidang pendidikan, dibutuhkanpemimpin-pemimpin inovatif yang tangguh, baik itu para rektor universitas,politisi, administrator, dan penentukebijakan lain, baik di pusat maupun didaerah.Para provokator global education selaluLembaga akreditasiberupa Badan AkreditasiNasional yang sudah adadengan sedikit modifikasilegalitas, dan jugalembaga-lembagaakreditasi internasional.
                                
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41