Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
P. 31


                                    (BERITA WAWANCARA)BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006 31n Akan Ditambah”pangkalan yang ada di wilayah perbatasan dari kelas “C” menjadikelas “B”, seperti Lanal Ranai dan Lanal Tahuna. Denganpertimbangan banyaknya permasalahan di perbatasan, sehinggakomandannya pun yang semula dijabat oleh Pamen berpangkatLetkol menjadi Kolonel.TNI AL menempatkan pasukan Marinir di 12 pulauterluar yang memiliki potensi klaim dari negara-negaratetangga. Seberapa efisien upaya itu dilakukan dalamupaya pengamanan perbatasan ?Memang, sebanyak 12 pulau terluar Indonesia akan dijagapasukan Marinir sebagai upaya untuk mencegah agar pulaupulau itu tidak dijual atau direbut oleh negara lain. Setiap pulauakan dijaga oleh sejumlah 20 orang prajurit Marinir, denganmasa penugasan selama 3 bulan secara bergiliran. Demikian pulaunsur-unsur TNI AL secara konsisten akan melaksanakan patrolidi perairan sekitar pulau-pulau tersebut.Dari segi efisiensi jelas ada. Karena tidak begitu banyakmengerahkan unsur maupun personel, tapi dampaknya jelassangat menguntungkan karena semua pulau terluar dapatterawasi. Sebab apabila tidak diberi perhatian secara khusus bisaberpotensi konflik. Disamping itu, pulau-pulau tersebut jugamerupakan base point batas wilayah negara Indonesia dengannegara tetangga, sehingga eksistensinya perlu dipertahankankarena merupakan wujud dari kedaulatan negara.Sering kali ada beberapa pulau yang semula kosong,lantas tiba-tiba diketahui berpindah tangan ke tanganwarga negara asing. Mengapa bisa terjadi ?Ada empat kriteria dasar eksistensi sebuah pulau yangmemungkinkan sebuah pulau dinyatakan hilang.Pertama, Hilang secara fisik, biasanya terjadi sebagai dampakdari proses alam/geologis, yaitu proses abrasi secara terusmenerus sehingga menenggelamkan sebuah pulau, seperti PulauNipa di Selat Singapura. Kegiatan manusia pun dapat pulamempercepat proses tersebut. Seperti penambangan pasir lautsecara berlebihan.Kedua Hilang secara kepemilikan, artinya perubahan statuskepemilikan akibat dari pemaksaan kepemilikan dengankekuatan militer maupun proses hukum. Contohnya, pemaksaankepemilikan Pulau Falkland oleh Inggris dan pulau Sipadan danLigitan oleh Malaysia sebagai hasil keputusan MahkamahInternasional.Ketiga, hilang secara pengawasan. Ini terkait denganbanyaknya pulau yang dimiliki Indonesia, sehingga kontrolnya/pengawasan pemerintah bisa saja terjadi. Kelalaian itu tentunyabukan kesengajaan, tetapi “posisi geografis” pulau-pulau itudekat kepada negara lain. Manakala pemerintah lengah, pulaupulau terluar tersebut sangat mungkin dimanfaatkan olehpemerintah asing untuk kepentingan negaranya melalui berbagaiupaya fisik dan non fisik, seperti industri pariwisata, perikanan,perkebunan. Misalnya yang dialami oleh Pulau Batek yangberbatas dengan Timor Leste. Bila hal ini tidak diantisipasi sejakdini maka kasus sengketa Sipadan dan Ligitan akan terulangkembali. Keempat. Hilang secara sosial ekonomi. Ini didasariadanya faktor pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakatdi pulau tersebut serta adanya fenomena sosial kemasyarakatanyang turun temurun melalui proses perkawinan penduduk antarpulau, sehingga terjadilah perubahan struktur sosial ekonomimasyarakat di pulau tersebut.Contohnya Pulau Marore, Pulau Miangas dan Pulau Marampitdi wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Secara difinitif, pendudukketiga pulau tersebut adalah Warga Negara Indonesia, namunsecara sosial ekonomi, kebiasaan penduduknya tidak jauh bedadengan masyarakat Philipina.Dalam pengamanan pulau-pulau yang berbatasandengan negara tetangga, bagaimana kebersamaan TNIAL dengan masyarakat setempat?Kerjasama TNI AL dengan masyarakat setempat di pulau yangada penduduknya selama ini berjalan baik. Pulau-pulau terpencildan terluar kerap menjadi daerah sasaran kegiatan dari operasiBhakti TNI AL Surya Bhaskara Jaya. Kegiatannya selain memberibantuan pelayanan kesehatan, pembangunan sarana danprasarana juga melaksanakan penyuluhan-penyuluhan termasukceramah kesadaran berbangsa dan bernegara. Masyarakattermasuk para nelayan dihimbau senantiasa waspada bila adayang mencurigakan dan mengganggu keamanan serta mengancam kedaulatan Negara RI segera melaporkan kepada pihakyang berwenang.TNI AL juga punya program Operasi Pasar Berjalan (MobileMarket) guna memberdayakan ekonomi masyarakat setempat.Kapal-kapal TNI AL bergerak dari pulau ke pulau denganmembawa material sumbangan dan bantuan serta bahan-bahanpokok yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat yang dapatdiperoleh dengan harga murah. Kegiatan ini tidak diorientasikanuntuk mencari keuntungan (profit Oriented) namun lebihdidorong oleh keinginan TNI AL untuk memberdayakanmasyarakat di pulau-pulau tersebut.Selama ini, masyarakat di beberapa daerah perbatasan sepertidi Pulau Miangas, Pulau Marore, Kepulauan Riau, Tarakan danlain-lain, memperoleh kebutuhan bahan pokoknya dari negaratetangga dengan harga yang lebih murah. Hal ini terjadi karenaadanya ketimpangan harga dan kelangkaan barang-barang dariIndonesia. Apabila terdapat suatu kontinuitas ketersediaanbarang-barang dengan harga yang terjangkau, maka interaksiekonomi lintas perbatasan yang dilakukan oleh masyarakatsetempat akan dapat ditekan. Pada akhirnya peran ekonomi asingakan berkurang dan dengan demikian masalah perbatasan yangbersumber pada permasalahan ekonomi juga dapat diminimalkan. ■ SBB • I • O • D • A • T • ANama : Slamet SoebijantoPangkat : Laksamana TNIN R P : 7318/PJabatan : KASALTempat/Lahir : Mojokerto, 04 Juni 1951Suku Bangsa : JawaAgama : IslamPendidikan Umum :SD Tamat Th 1963, SMP Tamat Th 1966,SMA Tamat Th 1969Pendidikan Militer (Terakhir) :KRA -33 LEMHANNAS Th 2000Riwayat Penugasan (Terakhir) :LEMHANNAS/WAGUB (01122003), KepalaStaf TNI AL (18-02-2005 s/d sekarang)Tanda Jasa :BT Yudha Dharma Pratama, BT YudhaDharma Nararya, BT Jalasena Pratama,BT Jalasena Nararya, SL Seroja,SL Kesetiaan XXIV, SL Dwidya Sistha
                                
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35