Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
P. 27
(BERITA PROFIL)BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006 27Perawakannya yang tinggi besar,disertai kumis tebal menghiasibibir, sangat bertolak belakangdengan gaya bicaranya yanglemah lembut. Pribadinya yangsangat ramah mengikis habiskesan angker penampilan fisiknya.Deding Ishak adalah anggota DPR-RIperiode 2004-2009 dari Partai Golkar. DiSenayan, pria kelahiran Bandung, 4 Juni1962, ini sehari-hari bertugas di KomisiVIII (bidang Pendidikan, Agama, danPemberdayaan Perempuan).Bidang-bidang itu relatif sangat pasdengan latar belakang profesional Deding,selain sebagai anggota Dewan, yakniantara lain, sebagai Ketua Sekolah TinggiAgama Islam (STAI) Yapata Al-Jawami,Bandung.Karenanya, peraih gelar Doktor (S-3)dari Universitas Padjadjaran, dengandisertasi tentang Kebijakan Publik, inibegitu antusias bila diajak berbincangbincang ihwal pendidikan, baik pendidikan informal, nonformal, maupun formal.Fakta lain, riwayat hidup keluarganyayang banyak bergelut di dunia keagamaandan pendidikan. K.H. Muhammad Sudja’i,kakek dari alumnus (S-1) IAIN SunanGunung Djati (SGD) Bandung ini, adalahpendiri Pondok Pesantren Sindangsari (AlJawami), Cileunyi, Bandung. K.H. R.Totoh Abdul Fatah, ayahanda Deding,adalah mantan Ketua MUI Jawa Barat.Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA)SGD (2004-2007) ini memandang pendidikan sebagai segalanya. Menuruthematnya, maju tidaknya sebuah masyarakat sangat bergantung pada sejauh manakepedulian masyarakat tersebut terhadapdunia pendidikan.Dengan kapabilitas intelektualnya sebagai pendidik dan pemangku pendidikanyang dipadu-selaraskan dengan kapasitaspolitiknya sebagai anggota DPR, ayahempat anak ini bertekad untuk menjadikan pembangunan bidang pendidikansebagai panglima menuju Indonesia yangmaju.Keberhasilan pembangunan pendidikandengan sendirinya akan diikuti keberhasilan pembangunan di bidang-bidanglainnya. Keberhasilan satu bangsa disejumlah bidang seperti ekonomi, politik,atau budaya —namun tidak diikuti olehkeberhasilan di bidang pendidikan—justru akan menjadi bumerang bagi bangsa itu sendiri.Katakanlah suatu negara mencapaitingkat kemakmuran tinggi namun karenatidak disertai kemajuan intelektual danafektual, kemakmuran yang ada justrupotensial disalahgunakan untuk menghancurkan dirinya sendiri.DR. H. DEDING ISHAK IBNU SUDJA, SH., MM.Bertekad menjadikan pembangunanbidang pendidikan sebagai panglimamenuju Indonesia yang maju.♦syawaratan Rakyat agar pemerintah, baikdi pusat maupun daerah, melalui APBN/APBD mengalokasikan anggaran sebesar20 persen untuk sektor pendidikan adalahsesuatu yang niscaya dan sepatutnyadirealisasikan,” ungkap mantan anggotaDPRD Jawa Barat dua periode ini penuhoptimisme.Seperti disebutkan di atas, di sampingpendidikan, dunia keagamaan (baca:dakwah) juga menjadi kehirauan DedingIshak. Belum lama ini, dia terpilih sebagaiKetua Umum DPP Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) periode 2004-2009, menggantikan Chalid Mawardi.Deding menekankan, dia akan membawa MDI sebagai sebuah Ormas Islamlintasektarian yang mampu menampilkancitra Islam yang modern. Konkretnya, dalam memecahkan setiap masalah keumatan, MDI akan mengedepankan langkahlangkah yang cerdas, beradab, dan dilandasi kepentingan bangsa.Tanggung jawab sebuah Ormas Islam,lanjut Deding, bukan hanya memenuhikebutuhan ruhani umat tapi juga berpartisipasi dalam langkah pemberdayaan umat (kesejahteraan). “Dua halitu senantiasa menjadi perhatian MDI,”ucapnya. ■ AFLegislator dan Pendidik yang AgamaisBIODATANama : DR. H. Deding Ishak Ibnu Sudja, Drs., SH., MM.Lahir : Bandung/4 Juni 1962Agama : IslamIsteri : Hj. Rachmayani Dewi, SH., Sp.N.Anak : Derisa Zahara, Deya Faaghna, Dara DaulaMumtaza, M. Daria Adiwena AkbarAyah : KH. R. Totoh Abdul FatahIbu : Hj. Siti MariyamJabatan/Pekerjaan Sekarang:- Anggota Komisi VIII (Bidang Sosial, Agama,Pemberadayaan Perempuan, dan PerlindunganAnak) DPR-RI (2004-sekarang).- Anggota Fraksi Partai Golkar DPR-RI dari DaerahPemilihan Jawa Barat III (Kabupaten Sukabumi,Kota Sukabumi, dan Kota Cianjur).- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Majelis DakwahIslamiyah (MDI).- Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) YapataAl-Jawami, Cileunyi, Kabupaten Bandung.- Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Djati (SGD),Bandung (periode 2004-2007).Riwayat Pekerjaan Politik:- Mantan Anggota DPRD Jawa Barat (periode 1997-1999 dan periode 1999-2004)Latar Belakang Pendidikan:- IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung (S-1) (1978-1981).- Sekolah Tinggi Hukum Garut, Ujian Negara Unpad(1985-1989).- Magister Manajemen STIE Jakarta (S-2) (1994-1998).- Doktor bidang Ilmu Administrasi (Kebijakan Publik)Universitas Padjadjaran, Bandung, (S-3) (2006).BERITA PROFIL“Itulah sebabnya, pendidikan harusdijadikan panglima pembangunan, bersamaan dengan bidang-bidang lainnya!”tandas Deding Ishak seperti dituturkankepada Anis Fuadi dari Berita Indonesia,di ruang kerjanya Gedung DPR/MPR,Jakarta, belum lama ini.Penulis produktif di media massa inikemudian menunjuk pengalaman BangsaJepang yang mengistimewakan pendidikan di ata segala-galanya. Setelahnegaranya bertekuk lutut tanpa syaratkepada Sekutu, Kaisar Jepang tidakmenanyakan berapa tentara yang tersisa,melainkan berapa guru yang masih dimiliki negeri Matahari Terbit itu.Dengan membangun pendidikan, Jepang yang diperkirakan baru bisa bangkitsetelah 60 tahun pemboman Nagasaki danHiroshima, ternyata bisa bangkit dalamwaktu 20 tahun. Jepang bisa bangkit,karena pemimpinnya peduli dan memberikan komitmen tinggi pada kemajuanpendidikan dan menghargai kerja keras.Atas dasar itu, “Amanat Majelis Permu-